Kompetensi Inti
1. Menghayati dan
mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
KD 1.4
Menghayati keberadaan diri di
tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon
perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
KD 2.4
Menunjukkan sikap peduli terhadap
peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan
bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam.
KD 3.7
Menganalisis
mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.
KD 4.7
Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadap
bencana alam di lingkungan sekitar.
INDIKATOR
1.
Menjelaskan
pengertian bencana
2.
Mengklasifikasi
jenis-jenis bencana alam
3.
Menganalisis
karakteristik bencana alam
4.
Mengidentifikasi
sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
5.
Menganalisis
dampak positif bencana alam
6.
Menganalisis
dampak negatif bencana alam
7.
Menjelaskan
pengertian mitigasi bencana
8.
Menganalisis
adaptasi penanggulangan bencana alam
9.
Melakukan
usaha pengurangan resiko bencana alam
10.
Menjelaskan
kelembagaan penanggulangan bencana ala
MATERI
MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA
Gambar
1. Tsunami
Sumber:
Internet
|
A.
Pengertian
Bencana
Berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis.
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007
mengelompokkan bencana menjadi bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial.
Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Bencana nonalam merupakan bencana yang
diakibatkan oleh fenomena nonalam antara lain berupa kegagalan teknologi,
kegagalan modernisasi dan epidemi atau wabah penyakit.
Bencana sosial merupakan bencana yang
diakibatkan oleh interaksi antarmanusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau konflik antarkomunitas masyarakat dan terorisme.
B.
Jenis-Jenis Bencana Alam
1.
Bencana
alam yang disebabkan oleh dinamika Litosfer
a.
Letusan
gunung api
Letusan
gunung api merupakan proses keluarnya magma yang berada di perut bumi ke
permukaan bumi berupa material padat berupa bom, lavili dan deb vulkanik,
material cair berupa lahar dan material gas berupa awan panas
b.
Tanah
longsor
Tanah
longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah menuruni lereng atau tebing.
c.
Gempa
bumi
Gempa
bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pergerakan
dan/atau interaksi lempeng tektonik serta aktivitas vulkanik
2.
Bencana
alam yang disebabkan oleh dinamika Hidrosfer
a.
Banjir
Fenomena
banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi
wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air
pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.
b.
Tsunami
Fenomena
tsunami merupakan gelombang pasang yang terjadi akibat akibat aktivitas
tektonik dan letusan gunung api yang terdapat di dasar laut
3.
Bencana
alam yang disebabkan oleh dinamika Atmosfer
a.
Badai
tropis
Dalam
meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup
pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada
Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan
lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu
minggu.
b.
Tornado
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam
banyak ukuran namun umumnya berbentukcorong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang
menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin
177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang
mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih
dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari
100 km.
C.
Karakteristik
Bencana Alam
1.
Karakteristik
letusan gunung api
Gunung
berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak Bumi, yang
membenarkan gas, abu, dan batu cair yang panas bebas jauh di dalam bawah
permukaan bumi. Aktiviti gunung berapi membabitkan extrusion of rock yang
cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa.
Gunung
berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
-
Suhu
di sekitar gunung naik.
-
Mata
air menjadi kering
-
Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
-
Tumbuhan
di sekitar gunung layu
-
Binatang
di sekitar gunung bermigrasi
Berikut
adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
a)
Gas
vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung
berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO),
Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
b)
Lava
dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan
suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava
encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku
dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
c)
Lahar
Lahar adalah lava yang telah
bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi
penduduk di lereng gunung berapi.
d)
Hujan
Abu
Yakni material yang sangat halus
yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu
letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu
letusan ini bisa menganggu pernapasan.
e)
Awan
panas
Yakni hasil letusan yang mengalir
bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas
dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas
dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan,
leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
2.
Karakteristik
tanah longsor
Tanah
longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah,
atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Faktor-faktor
yang menyebabkan longsor
Pada prinsipnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan
gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban
serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan
pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng,
struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada
lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam
dan faktor manusia:
a) Faktor alam
• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan
lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi,
stragrafi dan gunung berapi.
• Iklim : curah hujan yang tinggi.
• Keadaan topografi : lereng yang curam.
• Keadaan air : kondisi drainase yang
tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan
hidrostatika.
• Tutup lahan yang mengurangi tahan geser,
misalnya tanah kritis.
• Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi,
ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
b) Faktor manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan batu di
lereg yang terjal.
• Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
• Penggundulan hutan.
• Budidaya kolam ikan diatas lereng.
• Sistem pertanian yang tidak memperhatikan
irigasi yang aman.
• Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi
dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya
merugikan sendiri.
• Sistem drainase daerah lereng yang tidak
baik.
Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang
sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
• Jika musim hujan biasanya air tergenang,
menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
• Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
• Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
• Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
• Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.
Ada
enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan
blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran
translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran
yang
paling
banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
3.
Karakteristik
gempa bumi
Gempabumi
adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara
tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan
lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah
berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan
bumi.
Karakteristik
Gempabumi
-
Berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat
-
Lokasi
kejadian tertentu
-
Akibatnya
dapat menimbulkan bencana
-
Berpotensi
terulang lagi
-
Belum
dapat diprediksi
-
Tidak
dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Tipe
gempa bumi
a.
Gempa
bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
b.
Gempa
bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan
dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian bumi.
c.
Gempa
bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid
yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
d.
Gempa
bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.
e.
Gempa
bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi
4.
Karakteristik
banjir
Banjir merupakan peristiwa
meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya
kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya
tampung sungai tersebut.
Berdasarkan penyebabnya, banjir
dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:
a.
Banjir
yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem
pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase
buatan manusia
b.
Banjir
yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut
maupun meningginya gelombang laut akibat badai.
c.
Banjir
yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan,
bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.
d.
Banjir
akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat
runtuhnya/longsornya tebing sungai.
Pada
umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat merusak.
Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban jiwa karena
aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut atau
tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi.
Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang
dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan
mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
5.
Karakteristik
tsunami
Tsunami
berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti gelombang
sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.
Ada
beberapa penyebab terjadinya tsunami:
-
Bempabumi
yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar
di bawah air (laut/danau).
-
Tanah
longsor di bawah tubuh air/laut
-
Letusan
gunung api di bawah laut dan gunung api pulau
Besar
kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang
memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada
bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber gangguan
implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi,
magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.
Beberapa
karakteristik Tsunami, antara lain :
-
Tinggi
gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak
sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
-
Panjang
gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut
(50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai
contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang
tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.
-
Periode
waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi
gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung
lebih lama 12-24 jam.
-
Cepat
rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman
laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.
6.
Karakteristik
badai tropis
Badai
tropis terbentuk di atas samudera yang umumnya bersuhu permukaan hangat atau
lebih dari 26,50C.
Syarat
utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban
udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat
dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang
temperaturnya dapat mencapai > 2600C.
Karakter
badai tropis:
-
Sebagai
tiupan angin yang merusak
-
Meningkatkan
jumlah curah hujan dan intensitas hujan
-
Menimbulkan
gelombang badai di pantai
-
Rata-rata
durasi badai tropis 6 hari, tetapi dapat terjadi < 24 jam namun ada pula
yang durasinya sampai 3 minggu
-
Dalam
citra satelit tampak sebagai kumpulan awan melingkar dengan radius hingga 300
km
Dampak
siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam hingga
berhari-hari, banjir, gelombang tinggi dan gelombang badai
7.
Karakteristik
tornado
Tornado
merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral.
Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado
berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.
Ciri ciri datangnya Tornado:
1.
Langit terlihat hitam atau mendung.
2.
Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)
3.
Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin
hitam gelap
4.
Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
5.
Kemunculan Tornado bisa didengar.
Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti
suara jet yang sangat keras
Perubahan lapisan
udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin
berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an
km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar
sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa
memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365
meter.
Proses terjadinya badai tornado:
Proses terjadinya badai tornado:
Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah
meningkat. Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di
udara akan mulai naik dan semakin naik.
Ketika
udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke
atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan
petir mulai tercipta.
Pergerakan
udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping
menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.
Sebuah
kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat
dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.
D.
Sebaran
Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di
Indonesia yaitu:
1.
Gempa
bumi
Indonesia merupakan
daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik,
yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia
bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara
lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng
berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman
dangkal
2.
Gunung
meletus
Jumlah
Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang
tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi,
dan Papua.
Daftar
Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)
Gunung di Papua (14 buah - termasuk
puncak-puncaknya)
Gunung Puncak
Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Puncak
Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak
Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak
Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom
(1,332 m.dpl)
Gunung
Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin
(4,595 m.dpl)
Gunung
Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung
Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung
Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung
Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga
Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja
(1,800 m.dpl)
Gunung
Cyrcloop (2,034 m.dpl)
Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung
Anjasmara (2.277 m)
Gunung
Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno
(3.339 m)
Gunung Bromo
(2.392 m)
Gunung Bukit
Tunggul (2.208 m)
Burangrang
(2.057 m)
Gunung
Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung
Cikuray (2.818 m)
Gunung
Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede
(2.958 m)
Gunung Guntur
(2.249 m)
Gunung Karang
(1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar
I (3.052 m)
Gunung Kembar
II (3.126 m)
Gunung
Krakatau
Gunung Lasem
(806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu
(3.245 m)
Gunung Semeru
(3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di
Indonesia
Gunung
Malabar (2.343 m)
Gunung
Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi
(2.911 m)
Gunung
Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria
(1.602 m)
Gunung
Pangrango (3.019 m)
Gunung
Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha
(2.386 m)
Gunung
Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung
(3.332 m)
Gunung Salak
(2.211 m)
Gunung Slamet
(3.432 m)
Gunung
Sumbing (3.336 m)
Gunung
Sundara (3.150 m)
Gunung
Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung
Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang
(2.181 m)
Gunung
Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis
(2.552 m)
Gunung Kelud
(1.350 m)
Gunung di
Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung
(1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya
(2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung
Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau
(1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di
Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu
(1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon
(1.689 m)
Gunung
Klabat(1995 mdpl)
Gunung
Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu
(1311 mdpl)
Gunung
Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung
Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13
buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra
Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi
gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di
Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra
Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra
Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m)
Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra
Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra
Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra
Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra
Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra
Barat
Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung
(3.142 m) di Bali
Gunung
Ebulolobo (2,123)
Gunung
Inielika (1,559)
Gunung Kondo
(2,947)
Gunung Nangi
(2,330)
Gunung
Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung
Sangeang (1,949)
Gunung Tambora
(2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak
Ranakah (2,402)
Gunung
Ebulabo (2,123)
Gunung Egon
(1,703)
Gunung
Iliboleng (1,659)
Gunung
Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie
(2,230)
Gunung
Keknemo (2,070)
Gunung
Kelimutu (1,385)
Gunung
Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung
Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung
Lewotolo (1,319)
Gunung
Loreboleng (1,117)
3.
Tanah
longsor
4.
Banjir
5.
Arus
laut dan ombak besar
6.
Tsunami
7.
Kekeringan
8.
Kebakaran
hutan
9.
Bencana
angin: badai tropis dan puting bliung
10.
Gas
beracun
E.
Dampak
Positif Bencana Alam
1.
Letusan
Gunung Berapi
Letusan
gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada
di sekitar. Berikut uraiannya:
a.
Tanah
yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian
sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan
tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan
yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
b.
Terdapat
mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa
itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki
nilai ekonomis.
c.
Selain
itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus.
Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar
gunung.
d.
Meski
ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan
yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
e.
Setelah
gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar
dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik
bagi kesehatan kulit.
f.
Muncul
mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang
sangat melimpah.
g.
Pada
wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
h.
Pada wilayah yang sering terjadi letusan
gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.
2.
Tanah
Longsor
Dampak
positif dari tanah longsor adalah:
-
Tanah
kembali menjadi gembur
-
Perubahan
tekstur dan bentuk gunung
-
Mempercepat
dan memperbanyak proses peleburan batu dalam tanah
3.
Gempa
Bumi
Dampak
positif dari gempa bumi adalah:
-
Menciptakan
alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa
-
Menjadikan
kita peduli pada sesama
-
Meningkatkan
kewaspadaan manusia
-
Menjadi
tempat pariwisata
-
Menjadi
sumber berita
-
Mengurangi
kepadatan penduduk
4.
Banjir
Dampak
positif dari banjir adalah:
-
Masyarakat
jadi sadar kalau selama ini kurang kesadaran terhadap lingkungan sehingga
terkena banjir
-
Masyarakat
menjadi semakin sadar pentingnya menjaga agar tidak terjadi terjadi banjir
5.
Tsunami
Dampak
positif dari tsunami adalah:
-
Bencana
alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas
bagi yang masih hidup
-
Menjalin
kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan efek
kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain
-
Kita
bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta
kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana
tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik
6.
Badai
Tropis
Dampak
positif dari badai tropis adalah:
-
Secara
global siklon tropis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan panas
atmosfer bumi dengan cara memindahkan panas, dan kelembaban yang tinggi di
daerah tropis ke wilayah sub tropis dan kutub yang lebih dingin.
-
Pada
beberapa situasi khusus, siklon tropis membawa dampak positif bagi wilayah-
wilayah yang terkenda dampaknya. Di wilayah Jepang, sebagian besar curah hujan
yang turun merupakan dampak dari typhoon. Hurricane Camille mengakhiri kondisi
kekeringan dan kesulitan air pada daerah-daerah yang dilewatinya.
7. Tornado
Ternyata
dibalik dasyatnya tornado tornado menyimpan manfaat :
-
Menjaga
suhu daerah yang dilalui tornado agar daerah tersebut tidak terlalu
dingin/panas karena tornado membawa angin dari derah lain yang biasanya dari
daerah lebih dingin,lebih panas dari daerah yang diterjang angin
F.
Dampak
Negatif Bencana Alam
1.
Letusan
Gunung Berapi
Gunung
berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme
yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal
negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
a.
Tercemarnya
udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari
Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen
Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup
di sekitarnya.
b.
Dengan
meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di
sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
c.
Semua
titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas
akan merusak pemukiman warga.
d.
Lahar
yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini
berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e.
Material
yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit
misalnya saja ISPA.
f.
Desa
yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan
gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung
ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi
mereka wisatawan pecinta alam.
2.
Tanah
Longsor
Dampak
negatif dari tanah longsor adalah:
-
Korban
jiwa
-
Rusaknya
infrastruktur
-
Rusaknya
sumber mata pencaharian warga
-
Buruknya
sanitasi lingkungan
3.
Gempa
Bumi
Dampak
negatif dari gempa bumi adalah:
-
Membuat
banyak orang meninggal
-
Merusak
fasilitas umum
-
Wilayah
menjadi rusak
-
Banyaknya
pengangguran karena kantornya hancur
-
Berkurangnya
sumber daya alam dan sumber daya manusia
-
Jaringan
transportasi dah komunikasi terganggu
4.
Banjir
Dampak
negatif dari banjir adalah:
-
Merusak
sarana dan prasarana rumah, gedung, jembatan, jalan, dll
-
Memutuskan
jalur transportasi, akibat genangan air maka jalur transportasi jadi tidak bisa
dilalui
-
Bisa
merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya
atau bahkan jiwa manusia
-
Bisa
mengakibatkan pemadaman listrik, karena ada genangan air maka listrik diwilayah
tersebut harus dipadamkan karena bisa berbahaya
-
Mengganggu
aktivitas sehari-hari, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa ke kantor, sekolah,
dll
-
Dapat
mencemari lingkungan sekitar kita, saat banjir datang tidak hanya air, tetapi
juga membawa serta sampah, kotoran, limbah, dll selain dapat mencemari sumber
air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga
menjadi tidak hiegienis.
-
Mendatangkan
masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
5.
Tsunami
Dampak
negatif dari tsunami adalah:
-
Merusak
apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban
jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih.
-
Banyak
tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang
pekerjaanya
-
Pemerintah
akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karena faktor dana
yang besar
-
Menambah
tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan
segalanya
6. Badai Tropis
-
Angin
kecepatan tinggi
-
Gelombang
laut (storm surge)
-
Hujan
deras
-
Angin
tornado
7.
Tornado
Dampak
yang ditimbulkan akibat angin puting beliung/ tornado dapat menghancurkan area
seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung/tornado susulan. Rumah akan
hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup
bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut
masuk pusaran angin. Jaringan telepon,internet, dan listrik akan terganggu
akibat angin putting beliung/tornado, dan dapat merusak infrastruktur
daerah/kota.
G.
Pengertian
Mitigasi dan Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam
1.
Pengertian
Mitigasi Bencana
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007,
mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:
1.
Mengurangi
resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa, kerugian ekonomi dan
kerusakan sumber daya alam.
2.
Menjadi
landasan perencanaan pembangunan
3.
Meningkatkan
kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan resiko
bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman
Untuk melakukan penanggulangan bencana,
diperlukan informasi sebagai dasar perencanaan penanganan bencana yang
meliputi:
1.
Lokasi
dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah penduduk yang terkena
bencana
2.
Jalur
transportasi dan sistem telekomunikasi
3.
Ketersediaan
air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat penampungan dan jumlah
korban
4.
Tingkat
kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga kesehatan
5.
Lokasi
pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi
6.
Perkiraan
jumlah korban yang meninggal dan hilang
7.
Ketersediaan
relawan dalam berbagai bidang keahlian
Siklus
manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling
melengkapi dan tumpang tindih. Keempat fase tersebut adalah:
a.
Mitigasi
Merupakan
upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya terjadi bersamaan dengan
fase pemulihan dari bencana sebelumnya. Seluruh kegiatan pada fase mitigasi
ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa tidak terulang.
b.
Kesiapsiagaan
Merupakan
perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam fase ini
perencanaan yang dibuat oleh lembaga penanggulangan bencana tidak hanya
berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi juga untuk
berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.
c.
Respon
Merupakan
upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya bencana. Fase ini
berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai dengan mengumumkan
kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.
d.
Pemulihan
Merupakan
upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti semula. Pada
fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat dan petugas adalah
menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana dan membangun kembali
sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan ini, dilakukan pula
evakuasi terhadap langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.
2.
Adaptasi
Penanggulangan Bencana Alam
Adaptasi
bencana adalah penyesuaian sistem alam dan manusiaterhadap stimulus bencana
alam nyata atau yang diharapkan tidak ada dampak-dampaknya, yang menyebabkan
kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang memberi manfaat.
Adapatsi
bencana alam perlu dilakukan mengingat adanya ancaman-ancaman bencana alam yang
membahayakan manusia seperti:
1.
Ancaman
alamiah
Proses
atau fenomena alam berupa tanah longsor, tanah bergerak yang bisa menyebabkan
hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta
benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau
kerusakan lingkungan.
2.
Ancaman
biologis
Proses
atau fenomena bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis
termasuk keterpaparan terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen, toksin dan
bahan-bahan bioaktif yang bisa menghilangkan nyawa, cidera, sakit atau
dampak-dampak kesehatan lainnya kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan
dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.
3.
Ancaman
geologis
Proses
atau fenomena geologis berupa gempa bumi dan gunung meletus bisa mengakibatkan
hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta
benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau
kerusakan lingkungan.
4.
Ancaman
hidrometeorologis
Proses
atau fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis atau oseanografis berupa
pemanasan global dan tsunami yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cidera
atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan
dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.
5.
Ancaman
sosial-alami
Fenomena
meningkatnya kejadian peristiwa-peristiwa ancaman bahaya geofisik dan
hidrometeorologis tertentu seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan, yang
disebabkan oleh interaksi antara ancaman bahaya alam dengan sumber daya lahan
dan lingkungan yang dimanfaatkan secara berlebihan atau rusak
Hal-hal
penting dalam adaptasi dan ancaman bencana alam adalah:
-
Kesadaran
publik
-
Kesiapsiagaan
-
Ketangguhan/tangguh
-
Langkah-langkah
struktural/nonstruktural
-
Manajemen
resiko bencana
-
Partisipasi
Adaptasi
diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Berikut contoh
adaptasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia:
-
Adaptasi
dalam bidang ekonomi
-
Adaptasi
dalam bidang kesehatan
-
Adaptasi
dalam ketersediaan air
-
Adaptasi
terhadap wilayah perkotaan yang sering dilanda banjir
3.
Usaha
Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha pengurangan resiko bencana
alam di Indonesia dapat dilakukan dengan cara:
1.
Pembuatan
peta risiko bencana
Pengenalan
dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah berangkat dari pemahaman
terhadap kondisi dan karakteristik suatu wilayah, baik dari segi fisik maupun
sosial. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai ahli dengan berbagai bidang
ilmu kemudian digabungkan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan
geografi. Hasil akhirnya adalah peta-peta yang menggambarkan karakteristik
suatu wilayah dari berbagai aspek.
Penggambaran
resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan dengan membuat peta
resiko bencana. Secara umum, peta ini menggambarkan tingkat resiko terjadinya
suatu bencana tertentu di suatu wilayah. Peta ancaman bencana dibuat
berdasarkan beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:
-
Zonasi
wilayah rawan gempa bumi
-
Arus
laut
-
Perkitaan
ketinggian genangan tsunami
-
Zonasi
wilayah rawan banjir
-
Zonasi
wilayah rawan longsor
-
Zonasi
wilayah terkena dampak letusan gunung api
-
Penggunaan
lahan dan vegetasi
-
Bentuk
medan dan kelerengan
-
Jenis
hutan
-
Jenis
tanah
-
Tipe
iklim dan curah hujan tahunan
Peta
kerentanan dibuat berdasarkan beberapa indikator yaitu:
-
Kepadatan
penduduk
-
Rasio
jenis kelamin
-
Tingkat
kemiskinan
-
Jumlah
difabel
-
Rasio
kelompok umur
-
Luas
lahan produktif
-
Kontribusi
pendapatan domestik regional bruto (PDRB)
-
Jumlah
bangunan, fasilitas umum, dan fasilitas darurat
-
Kepadatan
bangunan
-
Jenis
vegetasi
2.
Sistem
peringatan dini bencana alam
UNISDR
mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang
dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang
bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat dan
organisasi yang terancam bencana untuk
bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi
kemungkinan bahaya atau kerugian.
Konsep
sistem peringatan dini terdiri dari empat unsur yaitu:
a.
pengetahuan
tentang resiko bencana
b.
layanan
pengawasan dan peringatan
c.
penyebaran
informasi dan komunikasi
d.
kemampuan
merespon
Langkah mitigasi sesudah
bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
menginventarisasi
data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana yang terjadi
b.
mengidentifikasi
wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana berdasarkan tingkat kerusakan
c.
membuat
rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa depan
d.
membuat
rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang dan penggunaan
lahan
e.
memperbaiki
dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak
f.
melanjutkan
aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana
3.
Simulasi
bencana alam
Simulasi bencana adalah kegiatan
pemberian informasi tentang cara-cara tentang penyelamatan diri kepada
masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada wilayah rawan bencana dan/atau
disertai simulasi penyelamatan untuk mencegah atau meminimalkan dampak bencana
alam yang mungkin terjadi. Kegiatan ini idealnya diikuti oleh seluruh anggota
masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana dan seluruh pihak yang terlibat
dalam proses mitigasi dan penanggulangan bencana.
Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan
simulasi bencana adalah menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan
perangkat mitigasi serta penangulangan bencana.
4.
Kelembagaan
Penanggulangan Bencana Alam
a.
Lembaga
penanggulangan bencana alam
1.
Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPN)
BNPB
adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan
presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta
melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi
bencana, dan setelah terjadi bencana.
2.
Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG
merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah
satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
PVMPG berkantor pusat di Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana geologi.
b.
Hubungan
antara bencana alam dengan kelembagaan penanggulangan bencana alam
-
Apabila
di suatu daerah terjadi kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan
geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah dapat segera menghubungi
PVMPG yang berkantor pusat di Bandung untuk diteliti keadaannya.
-
Apabila
terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di
Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana
lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut
ke PNPB dan PVMPB.
PNPB bertugas dalam hal
melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi
dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.
Kondisi di berbagai daerah di Indonesia sangat rawan bencana dan selalu memakan korban jiwa da kerugian materi, semoga selain badan penanggulangan yang tangguh, juga edukasi kepada masarakat untuk siaga bencana
BalasHapusSalam siaga dan tanggap bencana ACT
Kondisi di berbagai daerah di Indonesia sangat rawan bencana dan selalu memakan korban jiwa da kerugian materi, semoga selain badan penanggulangan yang tangguh, juga edukasi kepada masarakat untuk siaga bencana
BalasHapusSalam siaga dan tanggap bencana ACT
terimakasih artikel nya bisa buat bahan saya dalam membuat skripsi teman saya
BalasHapusEssay
Saya ada sedikit kritik. Maaf sebelumnya. Di bagian dampak positif tsunami ada yang tidak berkenan di cantumkan..yaitu kalimat "bagi yang masih hidup".tetapi artikel ini cukup membantu saya.terimakasih
BalasHapusDampak positif dari tsunami adalah:
- Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup.
Sangatlah membantu bagi saya untuk membuat makalah tentang bencana alam.... Thanks...
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusTerima kasih atas artikelnya yang sangat membantu tugas saya dalam mengasuh mata kuliah Adaptasi dan Mitigasi Climate Change. Mohon ijin untuk direfer dalam perkuliahan saya. Ada koreksi untuk istilah tsunami yang diterjemahkan secara bebas di beberapa referens di Indonesia menjadi ombak di pelabuhan ...Tsu diterjemahkan pelabuhan...dalam terjemahan yang sebenarnya tsu itu kata yang dipersingkat dari tsuyoi artinya kuat atau sangat kuat atau dahsyat...jadi tsunami itu gelombang pasang air laut yang sangat dahsyat (pengalaman saya studi S2 dan S3 di Jepang selama 7 tahun). Terima kasih.
BalasHapus