Senin, 08 September 2014

Kearifan Lokal



Kompetensi Dasar : Menganalisis Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bidang Pertanian, Pertambangan, Industri, Dan Pariwisata.           
Indikator :
3.6.1          Menjelaskan konsep kearifan lokal
3.6.2          Menjelaskan bentuk-bentuk kearifan lokal
3.6.3          Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam bidang pertanian
3.6.4          Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam bidang pertambangan
3.6.5          Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam bidang industri
3.6.6          Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam bidang pariwisata
3.6.7          Menganalisis sumber daya energi yang ramah lingkungan dan terbarukan
3.6.8          Menjelaskan prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya alam
3.6.9          Menjelaskan AMDAL dalam pemanfaatan
3.6.10     Menjelaskan prinsip ekolabel dalam pemanfaatan sumber daya alam




A.    Konsep Kearifan Lokal
 1.   Pengertian Kearifan Lokal (local wisdom)
Dalam pengertian  kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan)  sama  dengan  kebijaksanaan.   Secara  umum  maka  local  wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

2.   Local Genius sebagai Local Wisdom
Dalam  disiplin antropologi  dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan  istilah  yang  mula pertama  dikenalkan  oleh Quaritch  Wales.  Para antropolog  membahas  secara panjang  lebar pengertian  local genius ini (lihat Ayatrohaedi,  1986).  Antara  lain  Haryati  Soebadio  mengatakan  bahwa  local genius adalah juga cultural identity, identitas/ kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan  bangsa tersebut mampu menyerap  dan mengolah kebudayaan asing   sesuai   watak   dan   kemampuan   sendiri   (Ayatrohaedi,   1986:18-19).
Sementara Moendardjito  (Ayatrohaedi,  1986:40-41)  mengatakan  bahwa unsur budaya  daerah  potensial  sebagai local  genius  karena  telah  teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-cirinya adalah:
1.         Mampu bertahan terhadap budaya luar
2.         Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3.         Mempunyai  kemampuan  mengintegrasikan  unsur  budaya  luar  ke  dalam budaya asli
4.         Mempunyai kemampuan mengendalikan
5.         Mampu memberi arah path perkembangan budaya

I  Ketut  Gobyah  thiam  Berpijak  pada  Kearifan  Lokal”  dalam http://www.balipos.co.id, di download  17/9/2003,  mengatakan  bahwa  kearifan lokal (local genius)  adalah kebenaran  yang telah mentradisi  atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan   dan   berbagai   nilai   yang   ada.   Kearifan   lokal   terbentuk   sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas.  Kerifan  lokal  merupakan  produk  budaya  masa  lalu  yang  patut  secara terus-menerus  dijadikan pegangan hidup. Meskipun nilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
S.Swarsi Geriya dalam Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali dalam lun,  http://wwwbalipos.co.id   mengatakan  bahwa  secara  konseptual,  kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai,  etika, cara-cara  dan perilaku  yang melembaga  secara tradisional. Kearifan lokal dengan demikian adalah nilai yang dianggap baik dan benar   sehingga   dapat   bertahan   dalam   waktu   yang   lama   dan   bahkan melembaga.
Dalam  penjelasan  tentang  urf.  Pikiran  Rakyat  terbitan  6 Maret  2003 menjelaskan  bahwa kearifan berarti ada yang memiliki kearifan (al-’addah  al- marifah),   yang  dilawankan   dengan  al-’addah  al-jahiliyyah.   Kearifan  dadat dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan  dan diakui akal serta  dianggap  baik  oleh  ketentuan  agama.  Adat  kebiasaan  pada  dasarnya teruji secara alamiah dan niscaya baik karena merupakan tindakan social yang berulang-ulang  dan mengalami penguatan (reinforcement).  Pergerakan secara alamiah  terjadi  secara  sukarela   karena  dianggap   baik  atau  mengandung kebaikan.  Adat yang tidak baik hanya terjadi apabila  terjadi pemaksaan  oleh penguasa.

3.   Contoh-Contoh dan Fungsi Kearifan Lokal
Menurut  Prof.  Nyoman  Sirtha  dalam  Menggali  Kearifan  Lokal  untuk Ajeg Bali” dalam  http://www.balipos.co.id,  bentuk-bentuk  kearifan  lokal dalam masyarakat   dapat  berupa:   nilai,  norma,   etika,  kepercayaan,   adat-istiadat, hukum   adat,   dan   aturan-aturan   khusus.   Oleh   karena   bentuknya   yang bermacam-macam maka fungsinya tentu saja juga bermacam-macam.
Balipos terbitan 4 September 2003 memuat tulisan “Pola Perilaku Orang Bali  Merujuk  Unsur  Tradisi”  yang  antara  lain  memberikan  informasi  tentang fungsi dan makna kearifan lokal, yaitu:
1.    Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
2.    Berfungsi untuk pengembangan  sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
3.    Berfungsi   untuk   pengembangan   kebudayaan   dan   ilmu   pengetahuan, misalnya  path  upacara  saraswati,  kepercayaan  dan  pemujaan  path  pura Panji.
4.    Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5.    Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal lkerabat.
6.    Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7.    Bermakna  etika  dan  moral,  yang  terwujud  dalam  upacara  Ngaben  dan penyucian roh leluhur.
8.    Bermakna  politik,  misalnya  upacara  ngangkuk  merana  dan  kekuasaan patron client.

Elly     Burhainy  Faizal  (SP    Daily)   31 Oktober 2003 dalam http://www.papuaindependent.com mencontohkan beberapa kekayaan budaya, kearifan lokal di Nusantara yang terkait dengan pemanfaatan alam yang pantas digali lebih lanjut  makna dan fungsinya serta kondisinya sekarang dan yang akan datang. Kerifan lokal terdapat di beberapa daerah:
1.    Papua,  terdapat  kepercayaan   te  aro  neweak  lako  (alam  adalah  aku). Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dan hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
2.    Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan  terwujud dan kuatnya keyakinan  ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
3.    Dayak  Kenyah,  Kalimantan  Timur,  terdapat  tradisi  tana’  ulen.  Kawasan hutan  dikuasai  dan  menjadi  milik  masyarakat  adat.  Pengelolaan  tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
4.    Masyarakat Undau Mau,    Kalimantan Barat. Masyarakat mengembangkan kearifan lingkungan dalam  pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi           hutan dan memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka  mengenal  tabu  sehingga  penggunaan   teknologi  dibatasi  pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
5.    Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan  hati-hati.  Tidak  diperbolehkan  eksploitasi  kecuali  atas  ijin  sesepuh adat
6.    Bali dan Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig (Aturan-aturan). Sebagai contoh falsafah Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan lingkungan.

4.      Bentuk Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
1.         Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible), meliputi :                     
a.       Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender dan prasi (budaya tulis di atas lembaran daun lontar).
b.      Bangunan/Arsitektural
c.       Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik.
2.         Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang dapat berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi.  Misalnya  kearifan lokal yang mengandung etika lingkungan sunda Hirukatungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan). Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).

B.     KEARIFAN LOKAL DALAM BERBAGAI BIDANG DI INDONESIA

1.      BIDANG PERTANIAN
a.   Pengertian Pertanian
     Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehi\utanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.

b.   Faktor Pendorong Pertanian
     Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja

c. Jenis-jenis Pertanian
1.   Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
·  Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
· Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
2.      Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
·       Pertanian tanaman pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
·      Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)

·      Jenis-jenis sawah meliputi :
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut

3.   Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
·   Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
·   Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
·   Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
·   Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)

·      KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PERTANIAN
a. Pranoto Mongso (Jawa)
Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga keseimbangannya.
Dengan adanya pemanasan global sekarang ini yang juga mempengaruhi pergeseran musim hujan, tentunya akan mempengaruhi masa-masa tanam petani. Namun demikian pranoto mongso ini tetap menjadi arahan petani dalam mempersiapkan diri untuk mulai bercocok tanam. Berkaitan dengan tantangan maka pemanasan global juga menjadi tantangan petani dalam
melaksanakan pranoto mongso sebagai suatu kearifan lokal di Jawa.

b. Nyabuk Gunung.
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di Dieng yang bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong kontur sehingga mempermudah terjadinya longsor.

c.    Tumpang sari
Sistem ‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak tanah secara bersamaan. Pada awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern karena tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga perusak. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan tumbuh beragam tanaman tersebut membuat tanah menjadi permanen, di samping itu juga karena tanahnya selalu ditutupi oleh tanaman tersebut secara terus menerus serta sistem akar tanaman tersebut yang bervariasi.

2.      BIDANG PERTAMBANGAN

·        Jenis-Jenis Barang Tambang
1.    Bahan tambang organik misalnya aspal, batu bara, gas bumi, dan minyak bumi.
2.    Bahan tambang logam misalnya emas, mangan, nikel, pasir besi, perak.
3.    Bahan tambang industri misalnya berlian, belerang, gamping, fosfat, dan kaolin.
4.    Bahan energi adalah barang tambang yang digunakan sebagai pembangkit tenaga misalnya minyak bumi, batu bara, gas bumi, dan uranium
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan galian lainnya.
1.    Golongan bahan galian stategis (golongan A), jenisnya antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2.    Golongan bahan galian vital (golongan B), jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
3.    Golongan bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir. golongan C inilah yang selanjutnya di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan galian industri. Berikut beberapa penjelasannya.

·      Batu bara
Bersamaan dengan berkembangnya industri, batubara digunakan sebagai bahan bakar kereta api dan kapal laut. Pada awal revolusi industri kebutuhan batubara sangat tinggi karena sebagian besar tenaga (energi) yang digunakan berasal dari batubara. Contoh penambangan batubara di Indonesia adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
·      Minyak bumi
Untuk Indonesia, minyak bumi masih menjadi andalan perolehan devisa negara sehingga naik turunnya harga minyak bumi sangat berpengaruh pada seluruh sektor perekonomian masyarakat. Potensi minyak bumi di Indonesia terdapat di 60 cekungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
·      Gas Bumi
Cadangan gas bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi. Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada di Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic Feet) dan merupakan sumber terbesar di Asia Tenggara. Sumber gas alam Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil Oil Indonesia Inc. Untuk mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang LNG Arun yang dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD). Pengoperasiannya dilakukan oleh Mobil Oil Indonesia Inc (anak perusahaan Pertamina), Mobil Oil Indonesia Inc dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co.)
·      Bijih Timah
Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan  operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.). Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.

·      Nikel
Nikel kali pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909 dan kini bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang dikembangkan untuk proyek
penambangan nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
·      Bauksit (bijih alumunium)
Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau Bintan-Indonesia). Aluminium banyak dipergunakan untuk membuat perkakas dapur, industri mesin, dan industri pesawat terbang.
·      Emas dan Perak
Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.
·      Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan jika tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
·      Intan
Sama seperti emas, intan biasa dibuat sebagagi perhiasan. Tempat penemuan intan di Indonesia antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura danSimpang Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).






·         KEARIFAN DI BIDANG PERTAMBANGAN

a.       Adanya pelarangan pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan
b.      Adanya pembatasan pengambailan hasil pertambangan di berbagai daerah
c.       Adanya pelarangan penggunaan alat-alat mesin besar dalam mengambil hasil pertamabngan


3.      BIDANG INDUSTRI
ü  Klasifikasi Industri
Secara umum, kegiatan industri menghasilkan barang jadi. Proses yang berlangsung dalam kegiatan industri ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi. Berbagai jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan, daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta departemen perindustrian.

a. Industri Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam usaha industri, industri dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Industri Rumah Tangga
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga.  Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang digunakan relatif kecil.
b) Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.
c) Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.
d) Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Kecil
Industri kecil membutuhkan modal dan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding industri rumah tangga. Industri kecil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang dibutuhkan lebih besar daripada industri rumah tangga.
b) Jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
c) Menggunakan teknologi sederhana.
d) Biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Industri kecil biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan. Contoh industri makanan adalah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan sebagainya. Contoh industri kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya.
3) Industri Sedang
Apabila dibandingkan dengan dua jenis industri sebelumnya, industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja.
Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut.
a) Modal lebih besar daripada industri kecil.
b) Tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang.
c) Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia.
d) Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.
e) Sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi, dan pemasaran.
Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan.


4) Industri Besar
Berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja, industri besar memiliki tingkatan yang paling tinggi. Industri besar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Membutuhkan modal besar.
b) Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 100 orang.
c) Menggunakan mesin-mesin berat dan modern.
d) Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.
e) Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor.
f) Manajemen perusahaan sangat rapi.
g) Pembagian kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya.
Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk kimia, dan sebagainya.
b. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu industri rumah tangga/ industri kecil, industri ringan, industri sedang, dan industri besar.
1) Industri Rumah Tangga/Industri Kecil
Industri kecil yang termasuk dalam kelas ini misalnya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, ukiran kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.
2) Industri Ringan
Industri ringan menggunakan bahan baku atau bahan mentah dalam jumlah sedikit dan ringan. Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses pengolahan cenderung lebih bersih dan sedikit menghasilkan polutan. Industri yang termasuk dalam industri ringan adalah industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri tekstil, dan industri elektronik.

3) Industri Sedang
Ciri-ciri industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang adalah industri konveksi, industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.
4) Industri Berat
Industri berat dicirikan oleh penggunaan bahan mentah dalam jumlah banyak dan mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga banyak dan besar. Industri berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan dapat mencemari lingkungan. Contoh industri yang termasuk industri berat adalah industri besi dan baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang.

 c. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
Berdasarkan daerah pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan industri lokal.
1) Industri Dasar (Basic Industry)
Merupakan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.
2) Industri Lokal (Non-Basic Industry)
Industri lokal, yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).
d. Industri Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
1) Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil industri tersebut.
2) Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang dibutuhkan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.
3) Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry)
Industri ini dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di daerah yang tersedia banyak tenaga kerja.
4) Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di daerah yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yang berat atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat diolah.

f. Industri Menurut Departemen Perindustrian
Menurut Departemen Perindustrian, industri di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi.
Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alat- alat konstruksi mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.

g. Penggolongan Industri Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan

1) Industri Dasar
Merupakan industri yang menghasilkan bahan dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik peleburan besi dan bauksit.

2) Industri Konveksi
Industri yang membuat pakaian jadi, seperti kaos, celana, dan kemeja.
3) Industri Agraris
Industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Industri Perakitan
Industri ini melakukan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya industri perakitan mobil, barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.
5) Industri Trafik
Bahan mentah dari industri trafik semuanya diimpor, karena di dalam negeri tidak tersedia, misalnya minuman anggur, bir, dan perajutan wol.

h. Penggolongan Industri Berdasarkan Jenis Usahanya

1) Industri Ekstratif
Industri ini bahan bakunya langsung dari alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan sejenisnya.
2) Industri Nonekstratif
Merupakan industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh industri lain. Contoh, industri penerbit dan percetakan.
3) Industri Fasilitatif/Industri Jasa
Kegiatan dari industri ini adalah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan, transportasi, dan komunikasi.

ü   PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Jika dicermati lebih dalam, banyak industri didirikan berdasarkan pertimbangan atau faktor yang bertujuan untuk memperkecil biaya produksi. Sebut saja industri yang berorientasi pada bahan mentah (Raw Material Oriented Industry), industri ini berdiri dengan mendekati lokasi terdapatnya bahan mentah yang melimpah. Dengan mendekati bahan mentah, biaya produksinya bisa lebih hemat. Bagaimana pendapatmu? Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun industri di suatu lokasi. Beberapa ahli mengungkapkan beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri. Salah satunya adalah Robinson. Menurut Robinson (1979) ada enam faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi industri. Keenam faktor tersebut sebagai berikut.

a. Bahan Baku atau Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan faktor utama dalam mendirikan industri. Tahukah kamu alasannya? Jika di suatu lokasi industri tidak tersedia bahan mentah atau bahan baku, maka dengan terpaksa bahan mentah harus didatangkan dari daerah lain.  Sampai sekarang bahan mentah tetap menjadi faktor penentu berdirinya suatu industri.  Sebagai contoh industri minyak Pangkalan Brandan di Sumatra Utara yang jaraknya dekat dengan pertambangan minyak bumi. Pertambangan minyak bumi mana sajakah yang dekat dengan lokasi industri minyak tersebut? Lokasi kilang minyak ini sangat tepat, karena wilayah sekitarnya terdapat potensi minyak bumi. Tepatnya pada cekungan sedimen tersier di wilayah Sumatra bagian utara. Wilayah ini meliputi Lhok Sukon dan Peureulak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Telaga Said, Tangai, Tanjung Miring Barat, Sukaraja, Mambang Sebasa, Securai, Seruwai, Pakam, Rantau, dan Siantar di Provinsi Sumatra Utara. Bisa kamu bayangkan jika industri minyak jauh dari tambang minyak. Industri ini akan memerlukan pengangkutan minyak mentah yang mahal dan sering berisiko. Risiko tersebut antara lain berupa tumpahan minyak pada waktu pengangkutan.Apabila pengangkutan tersebut melalui jalur laut, tumpahan akan mencemari laut.
Ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku yang terbatas sering disiasati oleh para pelaku industri dengan menjadi mitra usaha. Kerja sama terjalin antara para pedagang penyedia bahan baku (pemasok) dengan pelaku industri. Kerja sama ini sangat bermanfaat, setidaknya menghemat biaya produksi, karena pembelian dalam skala besar (grosir) umumnya disertai potongan harg (discount). Kemitraan dapat juga menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi industri.

b. Pasar
Industri dibangun karena adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama kegiatan industri memproduksi barang untuk dijual kepada konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pasar atau konsumen merupakan bagian penting bagi berlangsungnya kegiatan industri. Jika konsumen yang membutuhkan banyak, berarti industri tersebut mempunyai pasar yang cukup luas. Banyak faktor yang memengaruhi luasnya daerah pemasaran pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain kebutuhan masyarakat terhadap produk dan strategi pemasaran dari perusahaan. Selain itu, keadaan ekonomi atau taraf hidup masyarakat juga memengaruhi luasnya daerah pemasaran. Daya beli masyarakat akan rendah jika taraf hidup masyarakat juga rendah. Bahkan, kondisi geografis suatu wilayah juga memengaruhi persebaran produk. Jika kondisi geografis sulit dijangkau, maka sangat sulit bagi suatu industri untuk memasarkan produknya. Hal inilah yang juga memengaruhi perkembangan suatu daerah. Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetisi yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi dua faktor sebagai berikut.
1) Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing, dan masyarakat.
2) Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik, dan sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual atau pelaku industri adalah 4P, yaitu tempat yang strategis(place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price), dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan dikenal 4C, yaitu kebutuhan dan keinginan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to customer), kenyamanan (convenience), dan komunikasi (communication).

c. Biaya Angkut
Biaya angkut sangat tergantung pada fasilitas transportasi. Oleh karena pendukung berdirinya lokasi industri sangat kompleks, seperti ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya. Kita tahu bahwa tidak ada lokasi industri yang sangat ideal. Berarti, hampir tidak ada lokasi industri yang memenuhi semua yang dibutuhkan oleh industri. Contoh suatu lokasi tersedia bahan mentah sangat melimpah tetapi tidak tersedia tenaga kerja atau kurangnya daerah pemasaran. Di sinilah fasilitas transportasi sangat berperan. Jika suatu daerah memiliki fasilitas transportasi yang memadai, maka pengiriman bahan mentah atau hasil industri juga lancar, sehingga biaya angkutan murah. Berbeda dengan daerah yang terisolasi. Kondisi topografi atau relief yang sulit dijangkau dan sarana transportasi tidak memadai mengakibatkan biaya angkutan mahal. Keadaan ini menyebabkan daerah tersebut kurang berkembang.

d. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja merupakan faktor penting lain yang memengaruhi lokasi industri. Beberapa industri seperti industri tekstil membutuhkan banyak tenaga kerja dengan tingkat keahlian tidak terlalu tinggi. Industri tekstil cenderung memilih lokasi di dekat daerah yang berpenduduk padat di mana tersedia banyak tenaga kerja. Di bagian lain, ada industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Industri ini dibangun di lokasi di mana tenaga kerja yang tersedia mudah dilatih. Contoh industri yang membutuhkan tenaga kerja yang ahli adalah industri pembuatan perangkat lunak (software) komputer.

e. Modal
Banyak orang mengatakan bahwa tanpa modal, kegiatan industri tidak akan berjalan. Benarkah? Untuk menjawabnya, kita terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan modal. Dalam pelajaran ekonomi, istilah modal sering kamu sebut. Apakah modal selalu identik dengan uang? Ternyata tidak. Modal adalah barang atau hasil produksi yang dapat digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Berarti modal tidak harus berupa uang, tetapi dapat juga berbentuk barang. Misalnya mesin jahit, mesin pertanian, gedung, dan juga mesin-mesin berat. Untuk membangun industri, modal dalam bentuk uang dibutuhkan untuk membeli material atau barang, mesin-mesin, dan peralatan lain. Pinjaman modal dapat diperoleh dari bank atau lembaga keuangan lain. Pemerintah dapat pula menyediakan modal untuk industri tertentu. Sering para investor lokal dan asing menyediakan modal untuk pembangunan industri.

f. Teknologi
Tidak disangkal lagi teknologi memegang peranan penting dalam dunia industri. Teknologi industri berkaitan dengan cara atau metode produksi yang diperbarui, seperti penggunaan mesin modern. Penggunaan teknologi di berbagai bidang industri akan menaikkan produktivitas. Mengapa? Contoh sederhana dapat kamu lihat pada industri konveksi. Penggunaan mesin jahit listrik mampu menaikkan jumlah produksi, karena proses produksi akan lebih cepat. Hal ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah produk, tetapi juga penghematan biaya produksi, karena banyak tenaga kerja yang bisa digantikan dengan mesin.

·                                       KEARIFAN DI BIDANG INDUSTRI
Berikut kegiatan kearifan lokal di bidang indutri:
a.    Adanya pembatasan penggunaan hutan di Kalimantan dan Jawa
b.    Adanya pelarangan untuk kegiatan industri pada daerah tertentu
c.    Adanya pengembangan industri hasil seni suatu daerah
d.   Adanya pelarangan menggunakan bahan-bahan kimia dalam mengolah industri
e.    Pemanfaatan hasil alam dalam pengolahan industri

4.         BIDANG PARIWISATA
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Kegiatan wisata saat ini tidak hanya terfokus pada tujuan relaksasi untuk melepas kejenuhan dan bersenang-senang, namun wisatawan juga memerlukan pembelajaran (learning process), pengkayaan (enrichment) dan penghargaan (rewarding) terhadap kawasan yang dikunjunginya, pada saat ia melakukan kegiatan
wisata. Destinasi wisata tidak hanya dipandang sebagai produk fisik, namun sebagai ruang kehidupan yang menunjukkan hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya sehingga menghasilkan pola budaya yang khas dan unik. Pola pikir b uying product telah bergeser menjadi b uying experience, dimana
bukan hanya produk wisata yang dinikmati, namun juga pengalaman yang didapat dari perjalanannya. Wisatawan juga ingin merasakan pengalamannya menginap pada resort dengan desain rumah bambu yang khas pedesaan, merasakan aroma bambu yang alami serta kesegaran udara sekitar. Interaksi dengan masyarakat lokal secara intens juga menjadi daya tarik tersendiri yang memperkaya pengalaman mereka sebagai fase aktualisasi diri, sehingga dapat lebih bermakna bagi orang lain.
Peluang yang dimiliki berbagai daerah di Indonesia untuk memiliki “identitas” yang dapat diangkat sebagai icon pariwisata cukup tinggi. Keragaman, keunikan dan keindahan alam tropis Indonesia , serta ragam budaya dan adat istiadat Indonesia yang dapat diadopsi dalam aspek fisik maupun sistem hospitality kepariwisataan, akan membentuk identitas lokal yang membedakannya dengan beragam daerah lainnya. Beberapa strategi dalam mengangkat keunggulan dan identitas lokal dapat
dilakukan melalui dikukuhkannya regulasi yang dapat memaksimalkan penggunaan produk lokal khususnya sebagai bahan dasar maupun ornament, yang dapat menjadi daya tarik sekaligus promosi produk lokal. Termasuk juga regulasi mengenai penggunaan standar hospitality dan pelayanan yang mengadopsi budaya lokal sebagai bentuk pendidikan dan konservasi budaya. Proses pengkayaan pengetahuan dan pendidikan mengenai konsep pariwisata yang berkelanjutan juga penting dilakukan bukan hanya pada karyawan industri pariwisata yang terkait namun juga bagi masyarakat lokal dalam bentuk memberikan input mengenai konsep keberlanjutan melalui aktivitas wisata, etika dan perilaku wisata, desain dan jenis fasilitas yang dapat digunakan sehingga menghasilkan wisata yang berkualitas dan ber”identitas”.
            Keunggulan pariwisata budaya di Indonesia sebagai negeri kepulauan yang terluas di dunia, memiliki keanekaragaman budaya yang berbeda dengan yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lainnya. Dalam karakteristik ini, kearifan lokal yang terletak pada suatu komunitas budaya, perlu menjadi pertimbangan yang mendasar. Kearifan lokal harus menjadi pedoman dalam pengembangan corak budaya, identitas komunal, martabat masyarakat, dan kemajuan peradaban. Aspek moralitas maupun kesehatan fisik dan mental harus senantiasa sejalan dengan kearifan lokal. Maksudnya, jangan sampai terjadi kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri suatu masyarakat, dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh manusia modern. Aspek moralitas dan kesehatan pasti dipahami secara standar oleh berbagai masyarakat, tanpa membedakan pada agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Pariwisata budaya harus dikembangkan dengan berbasis kearifan lokal. Kesimpulan:
1) kearifan lokal yang terletak pada suatu komunitas budaya, perlu menjadi pertimbangan yang mendasar dan menjadi pedoman dalam pengembangan corak budaya, identitas komunal, martabat masyarakat, dan kemajuan peradaban,
2) aspek moralitas maupun kesehatan fisik dan mental harus senantiasa sejalan dengan kearifan lokal, maksudnya, jangan sampai terjadi kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri suatu masyarakat, dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh
manusia modern,
3) program pariwisata budaya menjadi program unggulan di Indonesia sebagai negara yang memiliki suku bangsa dan kearifan lokal yang beranekaragam, dan
 4) visit Indonesia 2008 dapat dijadikan program yang mendunia dengan keunggulan pariwisata budaya berbasis kealrifan lokal.

·           KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PARIWISATA

a.         Adanya barter barang dengan jasa di pedalaman Papua
b.         Adanya pengembangan pariwisata yang berbasis potensi lokal
c.         Hasil dari bangunan kearifan lokal dijadikan pariwisata
d.        Hasil dari benda kearifan lokal dijadikan pariwisata
e.         Hasil budaya pada suatu daerah dapat dijadikan pariwisata

C.      ENERGI RAMAH LINGKUNGAN DAN TERBARUKAN
  1. Pengertian Energi Ramah Lingkungan
Energi ramah lingkungan atau energi hijau  adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan. Selain air, sinar matahari dan angin terdapat pula energi yang berasal dari makhluk hidup. Termasuk dalam kategori yang terakhir sering disebut juga sebagai biomassa, yang sebagai salah satu contohnya adalah minyak jelantah. Selain minyak jelantah, ada juga yang dinamakan biogas. Biogas adalah gas yang mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan bahan organik oleh bakteri aenorob (bakteri yang dapat hidup dalam lingkungan yang kedap udara) dan energi listrik yang dihasilkan oleh kincir – kincir listrik tenaga angin yang banyak digunakan di negara Amerika, Inggris dan Belanda.
Kalimat kunci :
1. Sebagai sumber energi (merujuk ke sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan).
2. Teknologi  yang ramah terhadap lingkungan (Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang hemat sumber daya lingkungan yang meliputi bahan baku material, energi dan ruang, dan karena itu juga sedikit mengeluarkan limbah baik padat, cair, gas, kebisingan maupun radiasi dan rendah risko menimbulkan bencana).

  1. Pengertian Energi Terbarukan
Energy terbarukan adalah energy yang dihasilkan dari sumber energy yang berkelanjutan, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, radiasi matahari, aliran air dan air terjun serta gerakan perbedaan suhu lapisan laut. Energy baru adalah sumber energy yang dijadikan alternative sumber energy.
            Energy tak terbarukan bersumber dari energy yang dihasilkan dari sumberdaya energy yang akan habis bila di eksploitasi secara terus menerus, antara lain ,imyak bumi, batu bara, gas bumi, gambut dan serpihan bitumen.





  1. Jenis-jenis Energi Terbarukan

·         TENAGA SURYA
Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yacht kecil di laut dapat mengisi baterai 12 V sampai 9 ampere dalam kondisi cahaya matahari penuh dan langsung. Karena kebanyakan energi terbaharui berasal adalah "energi surya" istilah ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan secara langsung dari cahaya matahari.
Tenaga surya dapat digunakan untuk:
  • Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
  • Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
  • Memanaskan gedung secara langsung
  • Memanaskan gedung melalui pompa panas
  • Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
  • teknologi kompor tenaga surya, yaitu sebuah kompor yang dirancang dengan energi matahari sebagai sumber utamanya, sebagai sumber energi untuk memasak sehari-hari disaat harga minyak tanah, gas dan kayu yang terus naik.

·         BIOMASSA
Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2. Bahan bakar bio (biofuel) adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau produk dari metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan salah satu sumber energi terbaharui. Biasanya biomass dibakar untuk melepas energi kimia yang tersimpan di dalamnya, pengecualian ketika biofuel digunakan untuk bahan bakar fuel cell (misal direct methanol fuel cell dan direct ethanol fuel cell). Dengan menumbuhkan organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Ada 2 bentuk sumberdaya energy biomassa yaitu :
1) Bahan bakar bio cair
Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari limbah sayur dan minyak hewani serta lemak. Tergantung potensi setiap daerah, jagung, gula bit, tebu, dan beberapa jenis rumput dibudidayakan untuk menghasilkan bioetanol. Sedangkan biodiesel dihasilkan dari tanaman atau hasil tanaman yang mengandung minyak (kelapa sawit, kopra, biji jarak, alga) dan telah melalui berbagai proses seperti esterifikasi.
2) Biomassa padat
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar, baik kayu bakar atau tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil pengolahan yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar. Pembuatan briket biomassa juga menggunakan biomassa padat, di mana bahan bakunya bisa berupa potongan atau serpihan biomassa padat mentah atau yang telah melalui proses tertentu seperti pirolisis untuk meningkatkan persentase karbon dan mengurangi kadar airnya.
Biomassa padat juga bisa diolah dengan cara gasifikasi untuk menghasilkan gas.
Materi biologis yang hidup dan mati disebut sebagai biomassa. Biomassa digunakan sebagai sumber bahan bakar atau produksi industri. Tanaman, kulit pohon, serbuk kayu/gergaji, residu pertanian, serpihan kayu, dan kotoran hewan adalah beberapa contoh dari biomassa yang biasa digunakan.
Biomassa berbeda dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil menggunakan deposit fosil seperti batubara yang terkubur di bawah tanah selama berabad-abad lamanya, sumber biomassa relatif murah dan ramah lingkungan.
·         GEOTHERMAL
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi:
  • Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik
  • Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke perut bumi
  • Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas adalah energi yang menentukan temperatur suatu benda. Energi panas bumi berasal dari energi hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari mineral (80%). Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan temperatur antara inti bumi dan permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus menerus terjadi dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan bumi.
Temperatur inti bumi mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi menuju bebatuan sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh, membentuk magma. Magma mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik karena magma yang berupa bebatuan cair memiliki massa jenis yang lebih rendah dari bebatuan padat. Magma memanaskan kerak bumi dan air yang mengalir di dalam kerak bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC. Air yang panas ini menimbulkan tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah. Uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi dan mengalirkan energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas bumi sebagai pemanas rumah[3][4].
Energi panas bumi murah, dapat diandalkan, dan juga ramah lingkungan. Pembangkit listrik tenaga panas bumi merupakan cara efisien untuk mengekstrak energi yang dapat diperbaharui disediakan oleh bumi. Penggunaan tenaga panas bumi sudah dilakukan sejak dari zaman Romawi kuno, pada waktu itu populer untuk pemanas ruangan serta pemanas air untuk mandi.
·         ANGIN
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin; ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun "ladang angin".
Turbin angin mengubah energi angin menjadi listrik, dengan menggunakan rotasi pisau turbin dan generator listrik. Biasanya dibangun banyak kincir angin besar untuk menghasilkan listrik di "peternakan angin". Selain menghasilkan listrik, kincir angin juga dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan fisik.

Gambar kincir angin

·         AIR
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan dalam bentuk:
  • Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.
  • Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100 kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.
  • Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu energi alternatif yang paling populer. Gaya gravitasi mengakibatkan air mengalir/jatuh kebawah, air yang mengalir/jatuh dari ketinggian tertentu memiliki energi potensial dan kinetik, energi itu diubah menjadi energi mekanik untuk menghasilkan listrik. Tidak hanya ramah lingkungan, tapi pembuatan pembangkit listrik tenaga air juga tidak menghasilkan limbah langsung apapun.


D.           PRINSIP EKOEFISIENSI DALAM KEARIFAN LOKAL
1.      Prinsip Ekoefisiensi
Kehidupan manusia secara individu, bahkan sampai tingkat pembangunan di suatu daerah atau yang lebih tinggi, di tingkat negara misalnya, hampir selalu didasarkan pada pemanfaatan sumber daya alam. Pasti bisa kamu bayangkan berapa banyak orang memanfaatkan sumber daya alam. Sayangnya, apa yang dibutuhkan oleh orang-orang tidak bisa semua terpenuhi. Wilayah dengan sumber daya alam melimpah bisa saja terpenuhi kebutuhannya. Namun, apa artinya jika lambat laut kekayaan tersebut habis.
Nah, melihat gambaran kondisi seperti di atas, salah satu upaya penanggulangannya adalah mengefisienkan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian, diharapkan akan tercapai kehidupan ekonomi yang lebih baik dalam jangka panjang. Bahkan demi kelangsungan proses pembangunan ekonomi, dalam konteks efisiensi diperlukan adanya perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan dengan cermat. Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip ekoefisiensi dalam pengelolaan sumber daya alam.
Sebelum menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis, kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Bagaimana pun sumber daya alam mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan pembangunan. Kita perlu mengenali apakah suatu sumber daya alam itu tergolong bisa diperbarui atau tidak. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui digunakan dan dikelola sehemat dan seefektif Sumber daya alam ada dengan berbagai wujud dan persebaran. Ada yang bisa diperbarui, sebaliknya ada pula yang tidak bisa diperbarui. Ada juga wilayah yang kaya akan sumber daya alam, sebaliknya ada wilayah yang miskin sumber daya. Semuanya itu seolah membentuk keseimbangan yang seharusnya dijaga. Wilayah yang melimpah akan sumber daya alam tertentu dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang kekurangan. Sumber daya yang tidak dapat diperbarui diusahakan keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis prinsip ekoefisiensi dan keberlanjutan. Begitu pula dengan sumber daya alam yang lainnya. Pada hakikatnya kelestarian sumber daya alam bisa dicapai dengan pemanfaatan yang ekoefisien, mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Bahkan perlu dicari dan dilakukan penelitian terus-menerus guna menemukan sumber daya pengganti. Begitu juga dengan sumber daya alam yang dapat diperbarui, perlu dipergunakan dan dikelola sehemat dan seefektif mungkin guna mempertahankan perkembangan ekonomi yang baik secara lestari. Lalu bagaimana mengelola keduanya secara nyata?
Dalam prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan pemilihan peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan tersebut dilaksanakan atas dasar:
1.      efisiensi dan efektivitas penggunaan yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber alam yang mungkin,
2.      tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan
3.      memberikan kemungkinan untuk mempunyai pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan secara dratis.

2.    Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam membawa dampak perubahan ekosistem dalam berbagai tingkat. Dampak tersebut bisa berakibat dalam suatu ekosistem saja. Akan tetapi sering saling terkait. Oleh karena itu, dalam pengelolaan satu sumber daya alam di suatu ekosistem perlu dipikirkan dampak yang ditimbulkannya pada ekosistem lain. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan hutan yang salah akan memberikan gangguan pada ekosistem lain, seperti flora dan fauna yang ada di dalamnya, bahkan ekosistem di tingkat manusia juga terganggu. Hal seperti inilah yang harus dihindari dalam pengelolaan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisiensi.
a.     Mengelola Sumber Daya Air
Kegiatan manusia seperti pemanfaatan sumber daya air, mau tidak mau membawa dampak bagi lingkungan. Pencemaran lingkungan ditimbulkannya, baik yang dikeluarkan dalam bentuk air buangan rumah tangga maupun dalam bentuk limbah industri. Dampak yang berat diperoleh dari persoalan ini mendorong perlunya pengendalian air buangan untuk mengurangi pencemaran. Untuk kegiatan dalam skala besar, industri misalnya, pengendalian dampak terhadap lingkungan dilakukan dengan amdal.
Selain untuk kebutuhan industri, kebutuhan akan air juga meningkat karena pertambahan penduduk. Sedangkan seperti yang kamu tahu ketersediaan air berkurang karena kemampuan hutan menyimpan air berkurang akibat alih fungsi lahan. Tidak hanya menyangkut kuantitas, kualitas air pun juga mengalami degradasi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan ketersediaan air secara normal dengan cara penghijauan kembali.
b.        Mengelola Sumber Daya Perikanan
Seperti kita ketahui bahwa laut merupakan penghasil ikan utama. Penangkapan ikan biasanya dilakukan oleh nelayan tradisional maupun nelayan yang menggunakan peralatan modern. Nelayan tradisional ini cukup menggunakan peralatan sederhana meskipun terkadang mengalami beberapa kendala. Antara lain masih bergantung pada angin karena perahu-perahunya sangat sederhana, wilayah penangkapan ikan yang terbatas tidak bisa ke tengah atau mendekati lokasi-lokasi upwelling. Kendala ini terjadi karena nelayan kekurangan modal. Akibatnya, ikan yang ditangkap sangat terbatas dan sering menjadi busuk apabila terlambat kembali ke darat. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian pada pengembangan usaha perikanan oleh nelayan. Yang menjadi permasalahan adalah penangkapan ikan yang menggunakan pukat harimau dan juga bom. Penangkapan yang demikian merupakan contoh pengelolaan yang tidak berwawasan lingkungan. Mengapa? Penggunaan pukat harimau selain mengenai ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun turut terjaring. Jika ikan-ikan kecil ikut ditangkap, akan memutus daur reproduksi beberapa spesies ikan. Akhirnya, dapat menyebabkan beberapa spesies ikan tertentu punah. Begitu juga dengan penggunaan bom, yang akan mematikan makhluk hidup di dalam laut dan juga merusak terumbu karang. Tahukah kamu apa akibatnya jika terumbu karang rusak dan punah? Terumbu karang merupakan bagian dari kehidupan laut yang paling produktif dan kaya keanekaragaman hayatinya. Sebab, terumbu karang merupakan tempat berlindung, tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup di laut, tempat berkembang biak, tempat asuh serta tempat penyamaran berbagai jenis biota laut dari mangsanya seperti udang, kepiting, tiram, dan cumi-cumi. Bayangkan jika terumbu karang rusak dan punah. Kita akan kehilangan sumber-sumber perikanan laut. Padahal kekayaan perikanan laut merupakan kekayaan yang sangat potensial di wilayah Indonesia.
Lalu, bagaimana penangkapan ikan yang baik? Penangkapan dengan menggunakan kapal motor dilengkapi dengan jaring atau jala ikan yang lubang jaring-jaring berukuran besar bisa digunakan sebagai pilihan. Dengan demikian, apabila ikan-ikan kecil tertangkap, tentunya akan lepas karena ukuran lubang jaring yang besar, hanya ikan-ikan besar yang akan tertahan. Penggunaan kapal motor untuk membantu memperluas jangkauan penangkapan, hingga dapat mencapai lokasilokasi upwelling yang banyak terdapat ikan. Tetapi bagaimanapun penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) akan mengganggu keseimbangan ekologi laut. Sudah saatnya kita melakukan budi daya ikan bukan lagi hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan. Lalu, bagaimanakah caranya agar overfishing ini tidak semakin parah?
Langkah-langkah berikut dapat dilakukan.
a. Membatasi jumlah hasil tangkap. Untuk menerapkannya perlu dipertimbangkan jumlah persediaan atau populasinya dan sifat komoditi tersebut. Setelah itu baru dilakukan pengaturan kapasitas penangkapan yang diperbolehkan
b. Pengaturan waktu tangkap. Tindakan ini perlu dilakukan terhadap jenis-jenis sumber perikanan terumbu karang agar dapat menghindari tertangkapnya jenis-jenis tertentu dari sumber perikanan terumbu karang.
c. Melakukan pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran panjang/ berat). Tindakan ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa individu yang ditangkap pernah mengalami perkembangbiakan.
d. Mengatur dan mengawasi jenis alat tangkap yang digunakan, untuk menjamin bahwa alat tangkap yang digunakan tidak merusak lingkungan.
e. Menerapkan sistem zonasi, dilakukan dengan membagi kawasan menjadi zona-zona berdasarkan pemanfaatannya.
f. Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan.
Nah, hal-hal tersebut merupakan langkah yang bisa diambil dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam perikanan tangkap. Bagaimana dengan perikanan budi daya? Kita dapat mengambil contoh dalam budi daya tambak. Tambak dikembangkan dekat dengan batas darat yang biasanya berupa hutan bakau, dilakukan dengan pertama kali membuat saluran - saluran agar air payau yang membawa jentik-jentik, anak ikan, dan zat makanan alami dapat masuk ke dalam tambak. Selain itu, air pasang juga bisa masuk melalui saluran-saluran tersebut. Saluran juga berfungsi sebagai pembuangan, karena ikan dan udang memerlukan air laut yang segar. Nah, tambak dengan sistem ini merupakan tambak tradisional.

c.         Menggunakan dan Mengelola Sumber Daya Pertambangan
Hasil tambang termasuk kelompok sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Konsekuensinya, jika suatu hari sumber daya ini habis, kita tidak lagi bisa menikmatinya. Oleh karena itu, tindakan yang tepat sejak sekarang perlu kita terapkan agar kebutuhan tetap
terpenuhi. Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama, pada
saat dekade tahun 1970-an. Pada saat itu naiknya harga minyak secara signifikan (oil booming) membuat Indonesia seperti mendapat durian runtuh. Keuntungan yang berlipat ganda dari hasil penjualan minyak telah mengantarkan Indonesia sebagai salah satu kandidat ’Macan Asia’, bersama dengan Thailand dan Malaysia. Namun, kejayaan Indonesia dari hasil minyak bumi kini tampaknya telah menjadi kenangan. Sumur-sumur minyak semakin mengering, karena ekstraksi (pengeboran) tidak dibarengi dengan eksplorasi dan penghematan sumber daya alam ini. Ketika hal itu terjadi, pada umumnya kualitas lingkungan pun menurun dan harga energi makin mahal, apa yang kita lakukan? Apabila mencermati kasus seperti di atas, selain melakukan penghematan perlu dilakukan pengelolaan pertambangan dengan arif. Langkah yang bisa diambil, yaitu dengan melakukan strategi pertambangan berwawasan lingkungan sampai dengan proses pengelolaannya sambil terus mencari sumber daya pengganti.
Salah satu contohnya penambangan pasir laut, banyak pertimbangan lingkungan yang harus diperhatikan antara lain lokasi yang layak. Sadarkah kita kalau selama ini  menjadi sangat bergantung pada minyak untuk kehidupan sehari-hari. Padahal kita tahu sumber daya ini akan habis. Andai saja kita semua dapat mengurangi penggunaannya, pasti dapat membantu memelihara
sumber yang sangat berharga ini dan membantu mengurangi pencemaran atmosfer. Mulai sekarang kita bisa terus mencari bahan
bakar pengganti.  Apabila kegiatan penambangan tersebut tidak dilakukan di daerah yang layak dan dengan cara yang tepat akan berdampak pada lingkungan, baik fisik, biologi, maupun sosial. Penambangan pasir laut bisa mengganggu stabilitas pantai yang selama ini dipahami sebagai penyebab tenggelamnya sebuah pulau. Secara eksternal, kestabilan pantai dipengaruhi oleh arus, gelombang, angin, dan pasang surut. Sedangkan secara internal dipengaruhi oleh tipe sedimen serta lapisan dasar di mana sedimen itu berada. Penggalian pasir pantai akan mengakibatkan dampak berupa perubahan batimetri, pola arus, pola gelombang, dan erosi pantai. Apabila dasar laut digali untuk penambangan pasir, maka dasar perairan akan semakin dalam. Akibatnya, lereng pantai menjadi terjal sehingga menimbulkan ketidakstabilan. Meskipun dampak penambangan pasir tidak secara langsung terjadi dan berlangsung dalam skala yang lama, harus ada upaya-upaya pencegahannya. Inilah bukti pentingnya melakukan studi
kelayakan wilayah tambang. Dalam kasus penambangan pasir laut,
pengenalan kelayakan lokasi ditinjau melalui pengenalan sifat dasar
dinamika pantai dan faktor eksternal yang dapat memengaruhi garis
pantai, termasuk di dalamnya, yaitu:
a. Menentukan kedalaman dan kemiringan maksimum lereng yang
dapat mencegah terjadinya longsoran akibat penambangan pasir
laut.
b. Menetapkan kedalaman penambangan pasir untuk mencegah
terjadinya perubahan pola gelombang yang mengakibatkan
terkonsentrasinya gelombang di suatu tempat hingga mengakibatkan
terjadinya gangguan stabilitas pantai.
Menggunakan langkah seperti contoh, akan memberikan hasil
rekomendasi lokasi optimal penambangan pasir laut dengan dampak
minimal terhadap perubahan keseimbangan alam. Demi keselamatan
lingkungan, tidak hanya proses pengambilan bahan tambang yang
dipertimbangkan, bahkan penyaluran bahan mentah ke tempat
pengelolaan perlu diatur dengan cara yang tepat. Contohnya tambang minyak dan gas. Pada saat minyak bumi dan gas alam yang diambil dari lepas pantai (anjungan) akan diolah di pengilangan minyak atau pabrik pemrosesan gas di daratan. Pengangkutannya dapat melalui jalur pipa bawah tanah atau dengan kapal tanker.
Permasalahan timbul dalam proses pengangkutan minyak bumi.
Apabila kapal tanker kandas akan timbul pencemaran berat karena
minyaknya tumpah ke laut. Tumpahan minyak tersebut dapat
mematikan ikan, burung laut, serta binatang laut lainnya. Meskipun
hal ini bukan merupakan dampak langsung dari penambangan minyak bumi di anjungan lepas pantai, namun suatu pemanfaatan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan, tentunya harus memerhatikan detail-detail dalam proses penambangan hingga menghasilkan barang jadi, serta dampak pada lingkungan sekecil apa pun. Mulai dari pendirian anjungan, yang harus menetapkan bentuk-bentuk kerangka anjungan yang sesuai hingga proses pemisahan minyak bumi di daratan.
Pertambangan tergolong pada kegiatan yang memerlukan hard engineering (rekayasa keras) yang sangat berisiko menganggu
lingkungan. Tambang batu bara misalnya. Penggalian batu bara tentu saja akan mengubah penggunaan lahan di atasnya, meskipun
penambangan batu bara tersebut dilakukan di bawah tanah maupun
terbuka. Secara alamiah dampak utama yang timbul akibat adanya
penambangan batu bara terhadap lingkungan meliputi erosi dan sedimentasi, meningkatkan kemiringan lereng, menurunnya stabilitas dan kesuburan tanah, gangguan siklus hidrologi, serta perubahan faktor-faktor klimatologi (iklim).
Berdasarkan adanya dampak tersebut, maka harus disusun suatu perencanaan penambangan batu bara dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut. Pertimbangan tersebut minimal meliputi:
a. Jalan pengangkutan batu bara yang harus dikelola dengan baik.
b. Metode penambangan yang tepat dan terpadu serta berencana,
baik tahunan maupun lima tahunan yang disetujui oleh
Departemen atau Dinas Pertambangan dan direkomendasikan oleh
Bapedal/Bapedalda dari segi pengendalian lingkungan.
c. Metode pengangkutan batu bara yang sesuai ke pelabuhan
pengolahan (stockpile), dengan membuat jalan sendiri atau yang
telah disediakan oleh manusia.
d. Pengalokasian zona preservasi dan konservasi dalam areal konsesi
pertambangan serta adanya zona penyangga (buffer zone) yang
dibangun di sepanjang anak sungai atau sistem hidrologi alami
yang ada. Tujuannya adalah untuk menahan bahan pencemar dan
memperlambat laju aliran permukaan (run off).
Nah, berdasarkan cerita tentang pertambangan di atas, dapat
ditarik kesimpulan langkah-langkah yang perlu diambil dalam
pemanfaatan tambang dengan prinsip kelestarian.
Langkah tersebut sebagai berikut.
a. Penghematan dalam pemakaian dengan selalu mengingat generasi
penerus.
b. Melakukan ekspor tambang bukan sebagai bahan mentah, tetapi
sudah menjadi bahan baku ataupun barang jadi.
c. Mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk menemukan
lokasi pertambangan yang baru.
d. Apabila dimungkinkan diusahakan bahan pengganti. Misalnya
pemakaian bahan bakar minyak diganti dengan tenaga surya, gas,
maupun alkohol.
4. Mengelola Sumber Daya Lahan
Di atas lahan hidup berbagai macam makhluk hidup, di atas lahan
pula makhluk hidup melakukan aktivitasnya. Makhluk hidup di muka Bumi ini selalu berkembang jumlahnya, tetapi tidak dengan lahan. Akibatnya, pemakaian terhadap sumber daya lahan akan berlangsung secara kontinu. Bisakah kamu bayangkan jika hal itu kita lakukan begitu saja tanpa memerhatikan kondisi lahan? Yang pasti bisa terjadi adalah kerusakan lahan, lahan pertanian kehilangan kesuburannya menjadi lahan kritis, hingga akibat-akibat yang timbul dari kesalahan penggunaan lahan. Belajar dari kenyataan ini, sudah saatnya penggunaan lahan untuk suatu pemanfaatan tertentu harus mempertimbangkan persyaratan penggunaan lahan dan tingkat kemampuan lahan serta tingkat kesesuaian lahan.

E.       AMDAL dan EKOLABEL
Ø  AMDAL
1.                            Pengertian
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya dan ketersediaan atau sumber-sumber yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya.
Untuk menghindari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh exploitasi sumberdaya pada proses pembangunan berkelanjutan, maka pembangunan dilaksanakan berdasarkan pada sistem analisis mengenai dampak lingkungan yang disingkat AMDAL.
AMDAL menurut PP No.27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan. Peraturan tentang kewajiban membuat AMDAL diatur dalam peraturanperaturan
berikut:
1. UU No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah.

Berikut ini 4 hal yang tercakup dalam studi AMDAL.
1. Penyajian informasi lingkungan (PIL) dan analisis dampak lingkungan (Amdal) untuk studi bagi kegiatan yang direncanakan
2. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi evaluasi lingkungan (SEL) bagi studi untuk kegiatan yang telah berjalan
3. Rencana kelola lingkungan (RKL), studi yang merencanakan pengelolaan dampak kegiatan kepada lingkungannya.
4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL), studi pemantauan pengelolaan lingkungan.
5. Kerangka Acuan (KA), kerangka acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan SEL atau AMDAL dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan yang telah berjalan atau sedang direncanakan.
Dalam pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu :
  1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
  2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
  3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantau lingkungan hidup.
  4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
  5. Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif
  6. Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usaha dan/atau kegiatan.
2.                                 Komponen-Komponen AMDAL
AMDAL terdiri atas lima komponen, yaitu sebagai berikut.
a. Studi Pra-Proyek
Studi pra-proyek dilakukan guna mengukur dan memperkirakan perubahan keadaan lingkungan. Pengukuran ini dilakukan bedasarkan pada data baik data fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
b. Laporan Penilaian
Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil studi pra-proyek yang berupa kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tersebut berjalan.
c. Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan penilaian serta hasil prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun kenyataan dalam pengambilan
keputusan ini sangat dipengaruhi oleh nuansa politik.
d. Persetujuan Proyek
Persetujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil analisis interaksi antara proyek dengan lingkungan, contohnya adalah proyek dapat disetujui dengan rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha untuk memperkecil pengaruh negatif terhadap lingkungan.
e. Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun, untuk memantau sudahkah proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang direkomendasikan dan disetujui proyek.

Pihak - pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
·      Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
·      Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
·      Masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

3.    PENDEKATAN STUDI AMDAL
Ada 4 macam pendekatan, yaitu:
a.    Pendekatan AMDAL kegiatan tunggal
Diperuntukkan bagi satu jenis usaha di bawah satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan jalan tol, PLTU, lapangan golf, masjid agung, rumah sakit, sekolah, dll.
b.    Pendekatan AMDAL kegiatan terpadu atau multisektor
Diperuntukkan bagi jenis usaha  yang memilki sistem terpadu dan melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan hutan tanaman industri, industri  pulp, permukiman terpadu, dll.
c.    Pendekatan AMDAL kegiatan dalam kawasan
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang berkokasi di dalam suatu kawasan zona pengembangan wilayah pada satu hamparan ekosistem. Contohnya pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll.
d.    Pendekatan AMDAL kegiatan regional
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang saling terkait dan merupakan kewenangan lebih dari satu instansi, wilayah administratif, dan hamparan ekosistem. Contohnya pembukaan dan pengelolaan gambut sejuta hektar, reklamasi pantai utara Jawa melibatkan provinsi Jakarta dan Banten.

4.        Langkah-langkah Prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
  1. Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting untuk pemrakarsa untuk dapatmengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana anggaran dan waktu. Di Indonesia penapisan dilakukan dengan daftar positif seperti ditentukan dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepmen-11/MENLH/4/1994.
2.      Pelingkupan
Pelingkupan (scoping) ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL, yaitu bagian AMDAL yang terdiri atas identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Pelingkupan ANDAL nampaknya adalah suatu hal yang lumrah yang tidak perlu dibicarakan. Untuk dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak. Pada tahap pertama diusahakan untuk mengidentifikasi dampak selengkapnya. Dari semua dampak yang teridentifikasi ini kemudian ditentukan dampak mana yang penting. Dampak penting inilah yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan dampak yang tidak penting dikeluarkan.
3.      Kerangka Acuan
Kerangka acuan ialah uraian tugas yang harus dilakukan dalam studi ANDAL. Kerangka acuan dijabarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang releven dengan dampak penting. Dengan KA yang demikian itu studi ANDAL menjadi terfokus pada dampak penting. Karena KA didasarkan pada pelingkupan dan pelingkupan mengharuskan adanya identifikasi dampak penting maka pemrakarsa haruslah mempunyai kemampuan untuk melakukan identifikasi dampak penting itu, baik sendiri ataupun dengan bantuan konsultan
4.      ANDAL
Di dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga penelitian ANDAL terfokus pada dampak penting saja. Dampak yang tidak penting diabaikan. Dengan penelitian yang terfokus perhitungan untuk memprakirakan besarnya dan pentingnya dampak juga menjadi terbatas. Besarnya dampak haruslah diprakirakan dengan menggunakan metode yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Metode itu mungkin telah ada, tetapi mungkin juga harus dikembangkan atau dimodifikasi dari metode yang ada. Dalam hal ini diperlukan pakar yang menguasai bidang yang diliput dalam AMDAL tertentu.
5.      Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Dalam pengelolaan lingkungan pemantauan merupakan komponen yang esensial. diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang didapatkan dari pemantauan juga berguna sebagai peringatan dini, baik dalam arti positif maupun negatif, tentang perubahan lingkungan yang mendekati atau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa yang perlu diambil. Juga untuk mengetahui apakah prakiraan yang dibuat dalam ANDAL, sesuai dengan dampak yang terjadi. Karena itu pemantauan sering juga disebut post-audit dan berguna sebagai masukan untuk memperbaiki ANDAL di kemudian hari dan untuk perbaikan kebijaksanaan lingkungan.

6.      Pelaporan
Pada akhirnya setelah semua pekerjaan itu selesai ditulislah hasil penelitian dalam laporan. Pada umumnya laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan eksekutif, laporan utama, dan lampiran. Pembagian dalam tiga bagian mempunyai maksud untuk dapat mencapai dua sasaran kelompok pembaca. Sasaran pertama adalah para pengambil keputusan pada pihak pemrakarsa (direktur dan direktur utama) maupun pemerintah (direktur, direktur jenderal, dan menteri) yang berkepentingan dengan proyek tersebut.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
  • Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
  • Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
  • Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
  • Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
5.        MANFAAT AMDAL
Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan. Layak secara lingkungan berarti kegiatan tersebut sesuai dengan peruntukkannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan.
a. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah
1) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2) Menghindari konflik dengan masyarakat.
3) Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
4) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
b. Manfaat AMDAL bagi pemrakarsa,
1) Menjamin keberlangsungan usaha.
2) Menjadi referensi dalam peminjaman kredit.
3) Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar.
4) Sebagai bukti ketaatan hukum.
c. Manfaat AMDAL bagi masyarakat
1) Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan.
2) Melaksanakan kontrol.
3) Terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Ø  EKOLABEL
Pengertian
Ekolabel  merupakan  salah satu sarana penyampaian  informasi yang  akurat,           ‘verifiable dan                       tidak  menyesatkan kepada konsumen mengenai aspek lingkungan dari suatu produk (barang atau jasa), komponen atau kemasannya. Pemberian informasi tersebut pada umumnya bertujuan untuk mendorong permintaan dan penawaran produk ramah lingkungan di pasar yang juga mendorong perbaikan lingkungan secara berkelanjutan. Ekolabel dapat berupa  simbol,  label  atau  pernyataan   yang diterakan  pada   produk  atau  kemasan produk,                atau                    pada informasi produk, buletin teknis, iklan, publikasi, pemasaran, media internet.                 Selain itu, informasi yang disampaikan dapat pula lebih lengkap dan mengandung informasi kuantitatif untuk aspek lingkungan tertentu yang terkait dengan produk tersebut. Ekolabel dapat dibuat oleh produsen, importir, distributor, pengusaha ‘retail atau pihak manapun yang mungkin memperoleh manfaat dari hal tersebut.

Tujuan dan Manfaat
Ekolabel dapat dimanfaatkan untuk mendorong konsumen agar memilih produk-produk yang memberikan dampak  lingkungan yang  lebih  kecil  dibandingkan  produk lain  yang   sejenis. Penerapan ekolabe oleh para pelaku usaha dapat mendorong inovasi  industri      yang berwawasan lingkungan.  Selain  itu, ekolabel dapat memberikan citra yang  positif  bagi brandproduk   maupun perusahaan yang memproduksi dan/atau mengedarkannya di pasar, yang sekaligus menjadi investasi bagi peningkatan daya saing di pasar. Bagi  konsumen, manfaat  dari  penerapan   ekolabel   adalah konsumen  dapat   memperoleh informasi         mengenai                      dampak lingkungan dari produk yang akan dibeli/digunakannya. Karena kepentingan tersebut,  konsumen juga   memiliki         kesempatan untuk  berperan serta dalam   penerapan  ekolabel  dengan memberikan  masukan  dalam  pemilihan kategori   produk  dan kriteria ekolabel. Penyediaan ekolabel bagi konsumen juga akan meningkatkan kepedulian  dan   kesadaran konsumen bahwa pengambilan keputusan dalam pemilihan produk tidak  perlu hanya ditentukan oleh harga dan mutu saja, namun juga oleh faktor pertimbangan lingkungan. Ukuran keberhasilan  ekolabel  dapat  dilihat  dari adanya perbaikan kualitas lingkungan yang dapat dikaitkan langsung dengan produksi maupun produk yang telah mendapat ekolabel. Selain itu, tingkat peran serta dari kalangan pelaku usaha dalam menerapkan        ekolabel juga menjadi  indikator  penting keberhasilan ekolabel.

Prinsip Ekolabel
Produk  yang  diberi  ekolabel  selayaknya  adalah  produk  yang dalam daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan pembuangan setelah penggunaan, memberi dampak lingkungan relatif lebih kecil dibandingkan  produk lain yang  sejenis.  Ekolabel akan memberikan            informasi kepada konsumen mengenai  dampak lingkungan yang  ada  dalam  suatu       produk  tertentu   yang membedakannya dengan produk lain yang sejenis.

 

7 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Ternyata BISNIS ANDA dicari oleh JUTAAN orang/harinya, Daftarkan BISNIS ANDA sekarang dan dapatkan PELUANG BESAR ini :)

    Informasi lebih lanjut klik » www.lamanku.com

    BalasHapus
  3. sangat bermanfaat. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

      Hapus
  4. SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

    BalasHapus
  5. Terimakasih atas informasinya . Kunjungi juga blog saya krismakwd@blogspot.com / kwdkrisma@blogspot.com

    BalasHapus
  6. Saya akan sangat merekomendasikan layanan pendanaan meridian Le_ kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan keuangan dan mereka akan membuat Anda tetap di atas direktori tinggi untuk kebutuhan lebih lanjut. Sekali lagi saya memuji diri sendiri dan staf Anda untuk layanan luar biasa dan layanan pelanggan, karena ini merupakan aset besar bagi perusahaan Anda dan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan seperti saya. Semoga Anda mendapatkan yang terbaik untuk masa depan. Layanan pendanaan meridian adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman yang mudah, di sini ada email .. lfdsloans@lemeridianfds.com Atau bicaralah dengan Bpk. Benjamin Di WhatsApp Via_. 1-989-394-3740
    Terima kasih telah membantu saya dengan pinjaman sekali lagi dalam hati yang tulus, saya selamanya berterima kasih.

    BalasHapus