Kompetensi
Dasar : Menganalisis Bentuk-Bentuk Kearifan Lokal Dalam
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bidang Pertanian, Pertambangan, Industri, Dan
Pariwisata.
Indikator
:
3.6.1
Menjelaskan konsep kearifan lokal
3.6.2
Menjelaskan bentuk-bentuk kearifan lokal
3.6.3
Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam
bidang pertanian
3.6.4
Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam
bidang pertambangan
3.6.5
Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam
bidang industri
3.6.6
Menjelaskan bentuk kearifan lokal dalam
bidang pariwisata
3.6.7
Menganalisis sumber daya energi yang
ramah lingkungan dan terbarukan
3.6.8
Menjelaskan prinsip ekoefisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya alam
3.6.9
Menjelaskan AMDAL dalam pemanfaatan
3.6.10 Menjelaskan prinsip ekolabel dalam pemanfaatan sumber
daya alam
A. Konsep Kearifan Lokal
1. Pengertian Kearifan Lokal (local wisdom)
Dalam pengertian
kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia
John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan)
sama
dengan kebijaksanaan. Secara umum
maka
local
wisdom (kearifan setempat) dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
2. Local Genius sebagai Local Wisdom
Dalam disiplin
antropologi dikenal istilah local
genius. Local genius ini merupakan
istilah yang mula pertama
dikenalkan oleh Quaritch Wales.
Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (lihat Ayatrohaedi, 1986).
Antara lain Haryati
Soebadio mengatakan bahwa
local genius adalah juga cultural identity, identitas/ kepribadian
budaya bangsa yang menyebabkan bangsa
tersebut mampu menyerap dan mengolah
kebudayaan asing sesuai watak
dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19).
Sementara Moendardjito (Ayatrohaedi,
1986:40-41)
mengatakan
bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji
kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-cirinya adalah:
1.
Mampu bertahan terhadap budaya luar
2.
Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3.
Mempunyai
kemampuan
mengintegrasikan unsur
budaya luar ke
dalam budaya asli
4.
Mempunyai kemampuan mengendalikan
5.
Mampu memberi arah path perkembangan budaya
I Ketut Gobyah thiam “Berpijak pada Kearifan Lokal” dalam http://www.balipos.co.id, di download
17/9/2003, mengatakan
bahwa kearifan lokal (local genius)
adalah kebenaran
yang telah mentradisi
atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan
berbagai nilai
yang ada.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam
arti
luas. Kerifan
lokal merupakan
produk
budaya masa
lalu yang
patut
secara terus-menerus
dijadikan pegangan hidup. Meskipun nilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap
sangat universal.
S.Swarsi Geriya dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg
Bali” dalam
lun, http://wwwbalipos.co.id mengatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai,
etika, cara-cara
dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal
dengan demikian adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama dan
bahkan melembaga.
Dalam penjelasan
tentang
‘urf.
Pikiran
Rakyat
terbitan
6 Maret 2003 menjelaskan
bahwa kearifan berarti ada yang memiliki kearifan (al-’addah
al- ma’rifah), yang
dilawankan dengan al-’addah
al-jahiliyyah.
Kearifan
dadat dipahami sebagai
segala sesuatu yang didasari pengetahuan
dan diakui akal serta dianggap baik oleh ketentuan agama.
Adat
kebiasaan
pada dasarnya
teruji secara alamiah dan
niscaya baik karena merupakan tindakan social yang berulang-ulang
dan mengalami penguatan (reinforcement).
Pergerakan secara alamiah terjadi secara
sukarela karena dianggap baik atau
mengandung
kebaikan.
Adat yang tidak baik hanya terjadi apabila
terjadi pemaksaan oleh
penguasa.
3. Contoh-Contoh
dan Fungsi Kearifan Lokal
Menurut Prof. Nyoman Sirtha
dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” dalam http://www.balipos.co.id,
bentuk-bentuk
kearifan lokal dalam masyarakat dapat
berupa: nilai,
norma,
etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan
aturan-aturan khusus.
Oleh
karena
bentuknya yang bermacam-macam maka fungsinya tentu saja juga bermacam-macam.
Balipos terbitan 4
September 2003 memuat tulisan “Pola Perilaku Orang Bali Merujuk
Unsur
Tradisi”
yang
antara
lain memberikan
informasi
tentang fungsi dan makna kearifan lokal, yaitu:
1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
2. Berfungsi untuk pengembangan
sumber daya manusia,
misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
3. Berfungsi
untuk pengembangan kebudayaan
dan
ilmu pengetahuan, misalnya path upacara saraswati, kepercayaan dan
pemujaan path
pura Panji.
4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal lkerabat.
6. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7. Bermakna etika dan moral, yang
terwujud dalam upacara Ngaben
dan penyucian
roh leluhur.
8. Bermakna politik,
misalnya
upacara ngangkuk
merana
dan
kekuasaan patron client.
Elly Burhainy Faizal
(SP Daily) 31 Oktober 2003 dalam http://www.papuaindependent.com mencontohkan beberapa kekayaan budaya, kearifan lokal di Nusantara yang terkait dengan pemanfaatan alam yang pantas digali lebih lanjut makna dan
fungsinya serta kondisinya sekarang dan
yang akan datang. Kerifan lokal terdapat di beberapa daerah:
1. Papua, terdapat
kepercayaan te aro
neweak
lako
(alam adalah aku). Gunung Erstberg dan
Grasberg dipercaya sebagai
kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dan hidup
manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
2.
Serawai, Bengkulu, terdapat
keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan
terwujud dan kuatnya keyakinan
ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
3.
Dayak Kenyah,
Kalimantan Timur, terdapat
tradisi tana’ ulen.
Kawasan hutan dikuasai dan
menjadi milik masyarakat adat.
Pengelolaan tanah diatur dan
dilindungi oleh aturan adat.
4.
Masyarakat Undau
Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat mengembangkan
kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang
pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya. Perladangan
dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka mengenal
tabu sehingga penggunaan
teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramah
lingkungan.
5.
Masyarakat
Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara
tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati.
Tidak diperbolehkan eksploitasi
kecuali atas ijin
sesepuh adat
6.
Bali dan Lombok,
masyarakat mempunyai awig-awig (Aturan-aturan). Sebagai contoh falsafah Tri
Hita Karana yaitu hubungan manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan
manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan lingkungan.
4. Bentuk Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua
aspek, yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan yang
tidak berwujud (intangible).
1.
Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible),
meliputi :
a.
Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal seperti
sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk
catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender
dan prasi (budaya tulis di atas lembaran daun lontar).
b.
Bangunan/Arsitektural
c.
Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya
keris, batik.
2.
Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)
Selain
bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak
berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang
dapat berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran
tradisional. Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud
lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke
generasi. Misalnya kearifan lokal yang mengandung etika lingkungan
sunda Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala
sesuatu ada batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan). Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).
B.
KEARIFAN LOKAL DALAM BERBAGAI BIDANG DI INDONESIA
1.
BIDANG PERTANIAN
a. Pengertian Pertanian
Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang
meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehi\utanan. Indonesia
termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di
pertanian.
b. Faktor Pendorong Pertanian
Adapun faktor
yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja
c. Jenis-jenis Pertanian
1. Berdasarkan
pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun
konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana,
tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
· Pertanian besar adalah
pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian
ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal
usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
2. Berdasarkan jenis
tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
· Pertanian tanaman
pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan
dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon,
ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan
sayuran)
· Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang
bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat
dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman
perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)
· Jenis-jenis sawah
meliputi :
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut
3.
Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat,
yaitu:
· Bersawah adalah usaha
bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
· Berladang adalah usaha
bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara
berpindah-pindah
· Bertegal, adalah usaha
bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung,
kacang, ketela dll
· Berkebun, adalah usaha
bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)
·
KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PERTANIAN
a. Pranoto Mongso (Jawa)
Pranoto
mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang
didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah
pertanian. Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini
memberikan arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam
dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya
sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan saluran
irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga
keseimbangannya.
Dengan
adanya pemanasan global sekarang ini yang juga mempengaruhi pergeseran musim
hujan, tentunya akan mempengaruhi masa-masa tanam petani. Namun demikian
pranoto mongso ini tetap menjadi arahan petani dalam mempersiapkan diri untuk
mulai bercocok tanam. Berkaitan dengan tantangan maka pemanasan global juga
menjadi tantangan petani dalam
melaksanakan pranoto mongso
sebagai suatu kearifan lokal di Jawa.
b. Nyabuk Gunung.
Nyabuk
gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk
menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan
sindoro.
Cara ini merupakan suatu
bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur. Hal
ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di Dieng yang bercocok tanam dengan membuat
teras yang memotong kontur sehingga mempermudah terjadinya longsor.
c. Tumpang
sari
Sistem ‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai
bagian dari peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman
sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan
dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau
petak tanah secara bersamaan. Pada awalnya, sistem pertanian ini dianggap
ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern karena tidak
efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan. Akan tetapi
terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu untuk
melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung
pada permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan
volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan
serangga perusak. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan tumbuh
beragam tanaman tersebut membuat tanah menjadi permanen, di samping itu juga
karena tanahnya selalu ditutupi oleh tanaman tersebut secara terus menerus
serta sistem akar tanaman tersebut yang bervariasi.
2.
BIDANG PERTAMBANGAN
·
Jenis-Jenis
Barang Tambang
1. Bahan
tambang organik misalnya aspal, batu bara, gas bumi, dan minyak bumi.
2. Bahan
tambang logam misalnya emas, mangan, nikel, pasir besi, perak.
3. Bahan
tambang industri misalnya berlian, belerang, gamping, fosfat, dan kaolin.
4.
Bahan energi adalah barang tambang yang
digunakan sebagai pembangkit tenaga misalnya minyak bumi, batu bara, gas bumi,
dan uranium
Berdasarkan Peraturan
Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, disebutkan
bahwa bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan
galian strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan galian
lainnya.
1. Golongan
bahan galian stategis (golongan A), jenisnya antara lain batubara, minyak bumi,
gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2. Golongan
bahan galian vital (golongan B), jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit,
tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
3. Golongan
bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika,
tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung,
marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir. golongan C
inilah yang selanjutnya di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan galian
industri. Berikut beberapa penjelasannya.
·
Batu bara
Bersamaan dengan
berkembangnya industri, batubara digunakan sebagai bahan bakar kereta api dan
kapal laut. Pada awal revolusi industri kebutuhan batubara sangat tinggi karena
sebagian besar tenaga (energi) yang digunakan berasal dari batubara. Contoh
penambangan batubara di Indonesia adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
·
Minyak bumi
Untuk Indonesia,
minyak bumi masih menjadi andalan perolehan devisa negara sehingga naik
turunnya harga minyak bumi sangat berpengaruh pada seluruh sektor perekonomian
masyarakat. Potensi minyak bumi di Indonesia terdapat di 60 cekungan yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
·
Gas Bumi
Cadangan gas
bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi.
Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada di
Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic Feet) dan merupakan sumber terbesar di
Asia Tenggara. Sumber gas alam Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil
Oil Indonesia Inc. Untuk mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang
LNG Arun yang dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD).
Pengoperasiannya dilakukan oleh Mobil Oil Indonesia Inc (anak perusahaan
Pertamina), Mobil Oil Indonesia Inc dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co.)
·
Bijih Timah
Daerah penghasil
timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan
Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian timah di
Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal
Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah
dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.). Pemanfaatan timah di
dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran,
pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.
·
Nikel
Nikel kali
pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909 dan
kini bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat
pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam
melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang
sedang dikembangkan untuk proyek
penambangan
nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara),
serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
·
Bauksit (bijih alumunium)
Bauksit dapat
dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau
Bintan-Indonesia). Aluminium banyak dipergunakan untuk membuat perkakas dapur,
industri mesin, dan industri pesawat terbang.
·
Emas dan Perak
Emas dan perak
banyak dipergunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Potensi tambang
emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau
Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan
sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa
Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat).
Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di
Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.
·
Tembaga
Tembaga
merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500 SM oleh
orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan jika
tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan. Potensi tembaga terbesar di
Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama
dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
·
Intan
Sama seperti
emas, intan biasa dibuat sebagagi perhiasan. Tempat penemuan intan di Indonesia
antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang),
Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula,
Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura danSimpang
Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).
·
KEARIFAN
DI BIDANG PERTAMBANGAN
a. Adanya
pelarangan pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah
di Jawa dan Kalimantan
b. Adanya
pembatasan pengambailan hasil pertambangan di berbagai daerah
c. Adanya
pelarangan penggunaan alat-alat mesin besar dalam mengambil hasil pertamabngan
3.
BIDANG INDUSTRI
ü
Klasifikasi Industri
Secara umum, kegiatan industri menghasilkan barang jadi. Proses
yang berlangsung dalam kegiatan industri ada yang sederhana dan ada yang
kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh
industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi. Berbagai
jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu.
Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang
dihasilkan, daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja,
serta departemen perindustrian.
a. Industri Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam
usaha industri, industri dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Industri Rumah Tangga
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan
tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga. Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut.
a) Modal yang digunakan relatif kecil.
b) Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya
dari anggota keluarga.
c) Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.
d) Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Kecil
Industri kecil membutuhkan modal dan tenaga kerja yang lebih
banyak dibanding industri rumah tangga. Industri kecil mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut.
a) Modal yang dibutuhkan lebih besar daripada industri rumah
tangga.
b) Jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
c) Menggunakan teknologi sederhana.
d) Biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Industri kecil biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan.
Contoh industri makanan adalah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan
sebagainya. Contoh industri kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel
kayu, dan sebagainya.
3) Industri Sedang
Apabila dibandingkan dengan dua jenis industri sebelumnya,
industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan
jumlah tenaga kerja.
Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut.
a) Modal lebih besar daripada industri kecil.
b) Tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang.
c) Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih
banyak menggunakan tenaga manusia.
d) Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.
e) Sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan,
administrasi, produksi, dan pemasaran.
Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian
jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan.
4) Industri Besar
Berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja, industri besar memiliki
tingkatan yang paling tinggi. Industri besar mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
a) Membutuhkan modal besar.
b) Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 100 orang.
c) Menggunakan mesin-mesin berat dan modern.
d) Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.
e) Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai
komoditas ekspor.
f) Manajemen perusahaan sangat rapi.
g) Pembagian kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian
produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya.
Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil,
kendaraan bermotor, mobil, pupuk kimia, dan sebagainya.
b. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat
diklasifikasikan menjadi empat, yaitu industri rumah tangga/ industri kecil,
industri ringan, industri sedang, dan industri besar.
1) Industri Rumah Tangga/Industri Kecil
Industri kecil yang termasuk dalam kelas ini misalnya industri
kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik
tulis, ukiran kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.
2) Industri Ringan
Industri ringan menggunakan bahan baku atau bahan mentah dalam
jumlah sedikit dan ringan. Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses
pengolahan cenderung lebih bersih dan sedikit menghasilkan polutan. Industri
yang termasuk dalam industri ringan adalah industri makanan dan minuman,
industri pakaian, industri tekstil, dan industri elektronik.
3) Industri Sedang
Ciri-ciri
industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan
bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang adalah industri konveksi,
industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.
4) Industri Berat
Industri berat dicirikan oleh penggunaan bahan mentah dalam jumlah
banyak dan mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga
banyak dan besar. Industri berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan
dapat mencemari lingkungan. Contoh industri yang termasuk industri berat adalah
industri besi dan baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang.
c. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
Berdasarkan daerah pemasaran, industri
dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan industri lokal.
1) Industri Dasar (Basic Industry)
Merupakan industri yang produksinya
ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.
2) Industri Lokal (Non-Basic Industry)
Industri lokal, yaitu industri yang hasil
produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).
d. Industri Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan orientasi, industri dibedakan
menjadi empat sebagai berikut.
1) Industri Berorientasi Pasar (Market
Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan lebih
mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan
konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu,
kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan
kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil
industri tersebut.
2) Industri Berorientasi Permintaan
(Supply Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan
menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang dibutuhkan konsumen
menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas
pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.
3) Industri Berorientasi Tenaga Kerja
(Power Oriented Industry)
Industri ini dibangun dengan tujuan
mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di daerah yang tersedia
banyak tenaga kerja.
4) Industri Berorientasi Bahan Mentah
(Raw Material Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan
memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di daerah
yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang
memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yang berat
atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat
diolah.
f.
Industri Menurut Departemen Perindustrian
Menurut Departemen Perindustrian, industri
di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri
mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi.
Contoh industri ini antara lain industri
mesin pertanian, alat- alat konstruksi mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor,
kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan
sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri
tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.
g. Penggolongan Industri Berdasarkan Bahan
Dasar yang Digunakan
1) Industri Dasar
Merupakan industri yang menghasilkan bahan
dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik peleburan besi dan bauksit.
2) Industri Konveksi
Industri yang membuat pakaian jadi,
seperti kaos, celana, dan kemeja.
3) Industri Agraris
Industri yang mengolah hasil-hasil
pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Industri Perakitan
Industri ini melakukan perakitan
mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya industri perakitan mobil,
barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.
5) Industri Trafik
Bahan mentah dari industri trafik semuanya
diimpor, karena di dalam negeri tidak tersedia, misalnya minuman anggur, bir,
dan perajutan wol.
h. Penggolongan Industri Berdasarkan Jenis
Usahanya
1) Industri Ekstratif
Industri ini bahan bakunya langsung dari
alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan
sejenisnya.
2) Industri Nonekstratif
Merupakan industri yang mengambil bahan
bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh industri lain. Contoh, industri
penerbit dan percetakan.
3) Industri Fasilitatif/Industri Jasa
Kegiatan dari industri ini adalah menjual
jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan,
transportasi, dan komunikasi.
ü
PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Jika dicermati lebih dalam, banyak
industri didirikan berdasarkan pertimbangan atau faktor yang bertujuan untuk
memperkecil biaya produksi. Sebut saja industri yang berorientasi pada bahan
mentah (Raw Material Oriented Industry), industri ini berdiri dengan
mendekati lokasi terdapatnya bahan mentah yang melimpah. Dengan mendekati bahan
mentah, biaya produksinya bisa lebih hemat. Bagaimana pendapatmu? Banyak faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam membangun industri di suatu lokasi. Beberapa
ahli mengungkapkan beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi
industri. Salah satunya adalah Robinson. Menurut Robinson (1979) ada enam
faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi industri. Keenam faktor
tersebut sebagai berikut.
a. Bahan Baku atau Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan faktor utama dalam
mendirikan industri. Tahukah kamu alasannya? Jika di suatu lokasi industri
tidak tersedia bahan mentah atau bahan baku, maka dengan terpaksa bahan mentah
harus didatangkan dari daerah lain.
Sampai sekarang bahan mentah tetap menjadi faktor penentu berdirinya
suatu industri. Sebagai contoh industri
minyak Pangkalan Brandan di Sumatra Utara yang jaraknya dekat dengan
pertambangan minyak bumi. Pertambangan minyak bumi mana sajakah yang dekat
dengan lokasi industri minyak tersebut? Lokasi kilang minyak ini sangat tepat,
karena wilayah sekitarnya terdapat potensi minyak bumi. Tepatnya pada cekungan
sedimen tersier di wilayah Sumatra bagian utara. Wilayah ini meliputi Lhok
Sukon dan Peureulak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Telaga Said,
Tangai, Tanjung Miring Barat, Sukaraja, Mambang Sebasa, Securai, Seruwai,
Pakam, Rantau, dan Siantar di Provinsi Sumatra Utara. Bisa kamu bayangkan jika
industri minyak jauh dari tambang minyak. Industri ini akan memerlukan
pengangkutan minyak mentah yang mahal dan sering berisiko. Risiko tersebut
antara lain berupa tumpahan minyak pada waktu pengangkutan.Apabila pengangkutan
tersebut melalui jalur laut, tumpahan akan mencemari laut.
Ketersediaan bahan mentah maupun bahan
baku yang terbatas sering disiasati oleh para pelaku industri dengan menjadi
mitra usaha. Kerja sama terjalin antara para pedagang penyedia bahan baku
(pemasok) dengan pelaku industri. Kerja sama ini sangat bermanfaat, setidaknya
menghemat biaya produksi, karena pembelian dalam skala besar (grosir) umumnya
disertai potongan harg (discount). Kemitraan dapat juga menjadi
pertimbangan dalam penentuan lokasi industri.
b. Pasar
Industri dibangun karena adanya tuntutan
konsumen. Tujuan utama kegiatan industri memproduksi barang untuk dijual kepada
konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pasar atau konsumen merupakan
bagian penting bagi berlangsungnya kegiatan industri. Jika konsumen yang
membutuhkan banyak, berarti industri tersebut mempunyai pasar yang cukup luas.
Banyak faktor yang memengaruhi luasnya daerah pemasaran pada suatu industri.
Faktor-faktor tersebut antara lain kebutuhan masyarakat terhadap produk dan
strategi pemasaran dari perusahaan. Selain itu, keadaan ekonomi atau taraf
hidup masyarakat juga memengaruhi luasnya daerah pemasaran. Daya beli
masyarakat akan rendah jika taraf hidup masyarakat juga rendah. Bahkan, kondisi
geografis suatu wilayah juga memengaruhi persebaran produk. Jika kondisi
geografis sulit dijangkau, maka sangat sulit bagi suatu industri untuk
memasarkan produknya. Hal inilah yang juga memengaruhi perkembangan suatu
daerah. Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat ditentukan oleh
strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu
menuju keunggulan kompetisi yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi
dua faktor sebagai berikut.
1) Faktor mikro, yaitu perantara
pemasaran, pemasok, pesaing, dan masyarakat.
2) Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi,
politik/hukum, teknologi/fisik, dan sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari
sudut pandang penjual atau pelaku industri adalah 4P, yaitu tempat yang
strategis(place), produk yang bermutu (product), harga yang
kompetitif (price), dan promosi yang gencar (promotion).
Sedangkan dari sudut pandang pelanggan dikenal 4C, yaitu kebutuhan dan
keinginan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to
customer), kenyamanan (convenience), dan komunikasi (communication).
c. Biaya Angkut
Biaya angkut sangat tergantung pada
fasilitas transportasi. Oleh karena pendukung berdirinya lokasi industri sangat
kompleks, seperti ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya. Kita
tahu bahwa tidak ada lokasi industri yang sangat ideal. Berarti, hampir tidak
ada lokasi industri yang memenuhi semua yang dibutuhkan oleh industri. Contoh
suatu lokasi tersedia bahan mentah sangat melimpah tetapi tidak tersedia tenaga
kerja atau kurangnya daerah pemasaran. Di sinilah fasilitas transportasi sangat
berperan. Jika suatu daerah memiliki fasilitas transportasi yang memadai, maka
pengiriman bahan mentah atau hasil industri juga lancar, sehingga biaya
angkutan murah. Berbeda dengan daerah yang terisolasi. Kondisi topografi atau
relief yang sulit dijangkau dan sarana transportasi tidak memadai mengakibatkan
biaya angkutan mahal. Keadaan ini menyebabkan daerah tersebut kurang
berkembang.
d. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja merupakan faktor
penting lain yang memengaruhi lokasi industri. Beberapa industri seperti
industri tekstil membutuhkan banyak tenaga kerja dengan tingkat keahlian tidak
terlalu tinggi. Industri tekstil cenderung memilih lokasi di dekat daerah yang
berpenduduk padat di mana tersedia banyak tenaga kerja. Di bagian lain, ada
industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Industri ini
dibangun di lokasi di mana tenaga kerja yang tersedia mudah dilatih. Contoh
industri yang membutuhkan tenaga kerja yang ahli adalah industri pembuatan
perangkat lunak (software) komputer.
e. Modal
Banyak orang mengatakan bahwa tanpa modal,
kegiatan industri tidak akan berjalan. Benarkah? Untuk menjawabnya, kita
terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan modal. Dalam pelajaran
ekonomi, istilah modal sering kamu sebut. Apakah modal selalu identik dengan
uang? Ternyata tidak. Modal adalah barang atau hasil produksi yang dapat
digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Berarti modal tidak harus berupa
uang, tetapi dapat juga berbentuk barang. Misalnya mesin jahit, mesin
pertanian, gedung, dan juga mesin-mesin berat. Untuk membangun industri, modal
dalam bentuk uang dibutuhkan untuk membeli material atau barang, mesin-mesin,
dan peralatan lain. Pinjaman modal dapat diperoleh dari bank atau lembaga
keuangan lain. Pemerintah dapat pula menyediakan modal untuk industri tertentu.
Sering para investor lokal dan asing menyediakan modal untuk pembangunan industri.
f. Teknologi
Tidak disangkal lagi teknologi memegang
peranan penting dalam dunia industri. Teknologi industri berkaitan dengan cara
atau metode produksi yang diperbarui, seperti penggunaan mesin modern.
Penggunaan teknologi di berbagai bidang industri akan menaikkan produktivitas.
Mengapa? Contoh sederhana dapat kamu lihat pada industri konveksi. Penggunaan
mesin jahit listrik mampu menaikkan jumlah produksi, karena proses produksi
akan lebih cepat. Hal ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah produk,
tetapi juga penghematan biaya produksi, karena banyak tenaga kerja yang bisa
digantikan dengan mesin.
·
KEARIFAN DI BIDANG INDUSTRI
Berikut
kegiatan kearifan lokal di bidang indutri:
a.
Adanya pembatasan penggunaan hutan di
Kalimantan dan Jawa
b.
Adanya pelarangan untuk kegiatan
industri pada daerah tertentu
c.
Adanya pengembangan industri hasil seni
suatu daerah
d.
Adanya pelarangan menggunakan
bahan-bahan kimia dalam mengolah industri
e.
Pemanfaatan hasil alam dalam pengolahan
industri
4.
BIDANG PARIWISATA
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke
tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat
yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna
pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Kegiatan wisata saat ini tidak hanya terfokus pada
tujuan relaksasi untuk melepas kejenuhan dan bersenang-senang, namun wisatawan
juga memerlukan pembelajaran (learning process), pengkayaan (enrichment) dan penghargaan (rewarding) terhadap
kawasan yang dikunjunginya, pada saat ia melakukan kegiatan
wisata. Destinasi wisata tidak hanya dipandang sebagai produk fisik, namun
sebagai ruang kehidupan yang menunjukkan hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkungannya sehingga menghasilkan pola budaya yang khas dan
unik. Pola pikir b uying product telah bergeser menjadi b uying
experience, dimana
bukan hanya produk wisata yang dinikmati, namun juga pengalaman yang didapat
dari perjalanannya. Wisatawan juga ingin merasakan pengalamannya menginap pada
resort dengan desain rumah bambu yang khas pedesaan, merasakan aroma bambu yang
alami serta kesegaran udara sekitar. Interaksi dengan masyarakat lokal secara
intens juga menjadi daya tarik tersendiri yang memperkaya pengalaman mereka
sebagai fase aktualisasi diri, sehingga dapat lebih bermakna bagi orang lain.
Peluang yang dimiliki berbagai daerah di Indonesia
untuk memiliki “identitas” yang dapat diangkat sebagai icon pariwisata cukup
tinggi. Keragaman, keunikan dan keindahan alam tropis Indonesia , serta ragam
budaya dan adat istiadat Indonesia yang dapat diadopsi dalam aspek fisik maupun
sistem hospitality kepariwisataan, akan membentuk identitas lokal yang membedakannya dengan
beragam daerah lainnya. Beberapa strategi dalam mengangkat keunggulan dan
identitas lokal dapat
dilakukan melalui dikukuhkannya regulasi yang dapat memaksimalkan
penggunaan produk lokal khususnya sebagai bahan dasar maupun ornament, yang
dapat menjadi daya tarik sekaligus promosi produk lokal. Termasuk juga regulasi
mengenai penggunaan standar hospitality
dan pelayanan yang mengadopsi budaya lokal sebagai
bentuk pendidikan dan konservasi budaya. Proses pengkayaan pengetahuan dan
pendidikan mengenai konsep pariwisata yang berkelanjutan juga penting dilakukan
bukan hanya pada karyawan industri pariwisata yang terkait namun juga bagi
masyarakat lokal dalam bentuk memberikan input mengenai konsep keberlanjutan
melalui aktivitas wisata, etika dan perilaku wisata, desain dan jenis fasilitas
yang dapat digunakan sehingga menghasilkan wisata yang berkualitas dan
ber”identitas”.
Keunggulan pariwisata budaya di
Indonesia sebagai negeri kepulauan yang terluas di dunia, memiliki
keanekaragaman budaya yang berbeda dengan yang dimiliki oleh bangsa-bangsa
lainnya. Dalam karakteristik ini, kearifan lokal yang terletak pada suatu
komunitas budaya, perlu menjadi pertimbangan yang mendasar. Kearifan lokal
harus menjadi pedoman dalam pengembangan corak budaya, identitas komunal,
martabat masyarakat, dan kemajuan peradaban. Aspek moralitas maupun kesehatan
fisik dan mental harus senantiasa sejalan dengan kearifan lokal. Maksudnya,
jangan sampai terjadi kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri
suatu masyarakat, dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh manusia
modern. Aspek moralitas dan kesehatan pasti dipahami secara standar oleh
berbagai masyarakat, tanpa membedakan pada agama dan kepercayaan yang
berbeda-beda. Pariwisata budaya harus dikembangkan dengan berbasis kearifan
lokal. Kesimpulan:
1) kearifan lokal yang terletak pada suatu komunitas
budaya, perlu menjadi pertimbangan yang mendasar dan menjadi pedoman dalam
pengembangan corak budaya, identitas komunal, martabat masyarakat, dan kemajuan
peradaban,
2) aspek moralitas maupun kesehatan fisik dan mental
harus senantiasa sejalan dengan kearifan lokal, maksudnya, jangan sampai
terjadi kontradiksi antara kearifan lokal yang menjadi jati diri suatu
masyarakat, dengan aspek rasionalitas yang umum dipahami oleh
manusia modern,
3) program pariwisata budaya menjadi program unggulan
di Indonesia sebagai negara yang memiliki suku bangsa dan kearifan lokal yang
beranekaragam, dan
4) visit
Indonesia 2008 dapat dijadikan program yang mendunia dengan keunggulan
pariwisata budaya berbasis kealrifan lokal.
·
KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PARIWISATA
a.
Adanya barter barang dengan jasa di
pedalaman Papua
b.
Adanya pengembangan pariwisata yang
berbasis potensi lokal
c.
Hasil dari bangunan kearifan lokal
dijadikan pariwisata
d.
Hasil dari benda kearifan lokal
dijadikan pariwisata
e.
Hasil budaya pada suatu daerah dapat
dijadikan pariwisata
C.
ENERGI RAMAH LINGKUNGAN DAN TERBARUKAN
- Pengertian Energi Ramah Lingkungan
Energi ramah lingkungan atau energi hijau adalah suatu istilah yang menjelaskan apa
yang dianggap sebagai sumber energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan. Khususnya, istilah ini merujuk ke
sumber-sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan.
Selain air, sinar matahari dan angin terdapat pula energi
yang berasal dari makhluk hidup. Termasuk dalam
kategori yang terakhir sering disebut juga sebagai biomassa, yang sebagai salah satu contohnya adalah minyak jelantah. Selain minyak jelantah, ada juga yang
dinamakan biogas. Biogas adalah gas yang mudah terbakar yang dihasilkan dari
proses fermentasi bahan bahan organik oleh bakteri aenorob (bakteri yang dapat
hidup dalam lingkungan yang kedap udara) dan energi listrik yang dihasilkan
oleh kincir – kincir listrik tenaga angin yang banyak digunakan di negara
Amerika, Inggris dan Belanda.
Kalimat kunci :
1. Sebagai sumber energi (merujuk ke sumber-sumber energi yang dapat
diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan).
2. Teknologi yang
ramah terhadap lingkungan (Teknologi ramah
lingkungan adalah teknologi yang hemat sumber daya lingkungan yang meliputi
bahan baku material, energi dan ruang, dan karena itu juga sedikit mengeluarkan
limbah baik padat, cair, gas, kebisingan maupun radiasi dan rendah risko
menimbulkan bencana).
- Pengertian Energi Terbarukan
Energy terbarukan adalah
energy yang dihasilkan dari sumber energy yang berkelanjutan, antara lain panas
bumi, angin, bioenergi, radiasi matahari, aliran air dan air terjun serta
gerakan perbedaan suhu lapisan laut. Energy baru adalah sumber energy yang
dijadikan alternative sumber energy.
Energy
tak terbarukan bersumber dari energy yang dihasilkan dari sumberdaya energy
yang akan habis bila di eksploitasi secara terus menerus, antara lain ,imyak
bumi, batu bara, gas bumi, gambut dan serpihan bitumen.
- Jenis-jenis Energi Terbarukan
·
TENAGA SURYA
Panel surya (photovoltaic arrays) di atas yacht kecil di
laut dapat mengisi baterai 12 V sampai 9 ampere dalam kondisi cahaya matahari
penuh dan langsung. Karena kebanyakan energi terbaharui berasal adalah
"energi surya" istilah ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud
di sini adalah energi yang dikumpulkan secara langsung dari cahaya matahari.
Tenaga surya dapat
digunakan untuk:
- Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
- Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
- Memanaskan gedung secara langsung
- Memanaskan gedung melalui pompa panas
- Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
- teknologi kompor tenaga surya, yaitu sebuah kompor yang dirancang dengan energi matahari sebagai sumber utamanya, sebagai sumber energi untuk memasak sehari-hari disaat harga minyak tanah, gas dan kayu yang terus naik.
·
BIOMASSA
Tumbuhan biasanya menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2. Bahan bakar bio (biofuel)
adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - organisme atau produk dari
metabolisme hewan, seperti kotoran dari sapi dan sebagainya. Ini juga merupakan
salah satu sumber energi terbaharui. Biasanya biomass dibakar untuk melepas energi
kimia
yang tersimpan di dalamnya, pengecualian ketika biofuel digunakan untuk bahan
bakar fuel cell (misal direct methanol fuel cell dan direct ethanol fuel cell). Dengan menumbuhkan
organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri
pengolahan makhluk hidup.
Ada 2 bentuk sumberdaya
energy biomassa yaitu :
1) Bahan bakar bio cair
Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan
diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari
limbah sayur dan minyak hewani serta lemak. Tergantung potensi
setiap daerah, jagung, gula
bit, tebu, dan beberapa jenis rumput dibudidayakan untuk
menghasilkan bioetanol. Sedangkan biodiesel dihasilkan dari tanaman atau hasil
tanaman yang mengandung minyak (kelapa sawit, kopra, biji jarak, alga) dan
telah melalui berbagai proses seperti esterifikasi.
2) Biomassa padat
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah
terbakar, baik kayu bakar atau tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat
dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk
keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil pengolahan
yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar. Pembuatan briket biomassa juga
menggunakan biomassa padat, di mana bahan bakunya bisa berupa potongan atau
serpihan biomassa padat mentah atau yang telah melalui proses tertentu seperti pirolisis untuk meningkatkan persentase karbon dan
mengurangi kadar airnya.
Materi biologis yang
hidup dan mati disebut sebagai biomassa. Biomassa digunakan sebagai sumber
bahan bakar atau produksi industri. Tanaman, kulit pohon, serbuk kayu/gergaji,
residu pertanian, serpihan kayu, dan kotoran hewan adalah beberapa contoh dari
biomassa yang biasa digunakan.
Biomassa berbeda dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
menggunakan deposit fosil seperti batubara yang terkubur di bawah tanah selama
berabad-abad lamanya, sumber biomassa relatif murah dan ramah lingkungan.
·
GEOTHERMAL
Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi
panas dari dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi.
Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi:
- Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik
- Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke perut bumi
- Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi
panas
atau energi termal yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas
adalah energi yang menentukan temperatur suatu benda. Energi panas bumi berasal
dari energi hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari
mineral (80%). Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan
temperatur antara inti
bumi dan permukaannya,
mengendalikan konduksi yang terus menerus terjadi dalam bentuk energi
panas dari inti ke permukaan bumi.
Temperatur inti bumi
mencapai lebih dari 5000 oC. Panas mengalir secara konduksi menuju
bebatuan sekitar inti bumi. Panas ini menyebabkan bebatuan tersebut meleleh,
membentuk magma. Magma mengalirkan panas secara konveksi dan bergerak naik karena magma yang berupa
bebatuan cair memiliki massa jenis yang lebih rendah dari
bebatuan padat. Magma memanaskan kerak bumi dan air yang mengalir di dalam
kerak bumi, memanaskannya hingga mencapai 300 oC. Air yang panas ini
menimbulkan tekanan tinggi sehingga air keluar dari kerak bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di
beberapa daerah. Uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke
permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga
panas bumi
berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah yang
paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi dan mengalirkan
energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada tahun 2000, dalam
bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik melalui pembangkit
listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan panas bumi sebagai pemanas
rumah[3][4].
Energi panas bumi murah,
dapat diandalkan, dan juga ramah lingkungan. Pembangkit listrik tenaga panas
bumi merupakan cara efisien untuk mengekstrak energi yang dapat diperbaharui
disediakan oleh bumi. Penggunaan tenaga panas bumi sudah dilakukan sejak dari
zaman Romawi kuno, pada waktu itu populer untuk pemanas ruangan serta pemanas
air untuk mandi.
·
ANGIN
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan
materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin. Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik
maupun energi listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari
kecepatan angin; ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga
meningkat hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin
tersebut. Wilayah dengan angin yang lebih kuat dan konstan seperti lepas pantai
dan dataran tinggi, biasanya diutamakan untuk dibangun "ladang angin".
Turbin angin mengubah
energi angin menjadi listrik, dengan menggunakan rotasi pisau turbin dan
generator listrik. Biasanya dibangun banyak kincir angin besar untuk
menghasilkan listrik di "peternakan angin". Selain menghasilkan
listrik, kincir angin juga dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan fisik.
Gambar kincir angin
·
AIR
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air
memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang
lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk
mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari
jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan
dalam bentuk:
- Bendungan pembangkit listrik. Yang terbesar adalah Three Gorges dam di China.
- Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala 100 kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki banyak sumber air.
- Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik dari aliran air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.
Pembangkit listrik
tenaga air adalah salah satu energi alternatif yang paling populer. Gaya
gravitasi mengakibatkan air mengalir/jatuh kebawah, air yang mengalir/jatuh
dari ketinggian tertentu memiliki energi potensial dan kinetik, energi itu
diubah menjadi energi mekanik untuk menghasilkan listrik. Tidak hanya ramah
lingkungan, tapi pembuatan pembangkit listrik tenaga air juga tidak
menghasilkan limbah langsung apapun.
D.
PRINSIP EKOEFISIENSI DALAM KEARIFAN LOKAL
1. Prinsip Ekoefisiensi
Kehidupan
manusia secara individu, bahkan sampai tingkat pembangunan di suatu daerah atau
yang lebih tinggi, di tingkat negara misalnya, hampir selalu didasarkan pada
pemanfaatan sumber daya alam. Pasti bisa kamu bayangkan berapa banyak orang
memanfaatkan sumber daya alam. Sayangnya, apa yang dibutuhkan oleh orang-orang tidak
bisa semua terpenuhi. Wilayah dengan sumber daya alam melimpah bisa saja
terpenuhi kebutuhannya. Namun, apa artinya jika lambat laut kekayaan tersebut
habis.
Nah,
melihat gambaran kondisi seperti di atas, salah satu upaya penanggulangannya
adalah mengefisienkan pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian, diharapkan
akan tercapai kehidupan ekonomi yang lebih baik dalam jangka panjang. Bahkan
demi kelangsungan proses pembangunan ekonomi, dalam konteks efisiensi diperlukan
adanya perencanaan penggunaan, pengelolaan, dan penyelamatan sumber daya alam
yang dilakukan dengan cermat. Perhitungan hubungan-hubungan ekologis perlu
dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat yang merugikan baik bagi kelangsungan pembangunan
maupun kelangsungan ekosistem. Itulah gambaran prinsip ekoefisiensi dalam
pengelolaan sumber daya alam.
Sebelum
menerapkan bagaimana ekoefisiensi yang tepat, diperlukan pemahaman mengenai jenis,
kondisi, dan nilai setiap sumber daya alam. Bagaimana pun sumber daya alam
mempunyai karakteristik khusus terutama dalam hubungannya dengan ekosistem dan
pembangunan. Kita perlu mengenali apakah suatu sumber daya alam itu tergolong
bisa diperbarui atau tidak. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
digunakan dan dikelola sehemat dan seefektif Sumber daya alam ada dengan berbagai
wujud dan persebaran. Ada yang bisa diperbarui, sebaliknya ada pula yang tidak
bisa diperbarui. Ada juga wilayah yang kaya akan sumber daya alam, sebaliknya
ada wilayah yang miskin sumber daya. Semuanya itu seolah membentuk keseimbangan
yang seharusnya dijaga. Wilayah yang melimpah akan sumber daya alam tertentu
dapat memenuhi kebutuhan di wilayah yang kekurangan. Sumber daya yang tidak
dapat diperbarui diusahakan keseimbangannya dengan pengelolaan berbasis prinsip
ekoefisiensi dan keberlanjutan. Begitu pula dengan sumber daya alam yang
lainnya. Pada hakikatnya kelestarian sumber daya alam bisa dicapai dengan
pemanfaatan yang ekoefisien, mengelolanya dengan pedoman berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Bahkan perlu dicari dan dilakukan penelitian
terus-menerus guna menemukan sumber daya pengganti. Begitu juga dengan sumber daya
alam yang dapat diperbarui, perlu dipergunakan dan dikelola sehemat dan
seefektif mungkin guna mempertahankan perkembangan ekonomi yang baik secara
lestari. Lalu bagaimana mengelola keduanya secara nyata?
Dalam
prinsip ekoefisiensi, penggunaan sumber daya alam berdasarkan pemilihan
peruntukannya menjadi sangat penting. Pemilihan peruntukan tersebut
dilaksanakan atas dasar:
1.
efisiensi dan efektivitas penggunaan
yang optimal dalam batas-batas kelestarian sumber alam yang mungkin,
2.
tidak mengurangi kemampuan dan
kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem, dan
3.
memberikan kemungkinan untuk mempunyai
pilihan penggunaan di masa depan, sehingga perombakan ekosistem tidak dilakukan
secara dratis.
2.
Mengelola
Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi
Kegiatan
manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam membawa dampak perubahan ekosistem
dalam berbagai tingkat. Dampak tersebut bisa berakibat dalam suatu ekosistem
saja. Akan tetapi sering saling terkait. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
satu sumber daya alam di suatu ekosistem perlu dipikirkan dampak yang
ditimbulkannya pada ekosistem lain. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan hutan
yang salah akan memberikan gangguan pada ekosistem lain, seperti flora dan
fauna yang ada di dalamnya, bahkan ekosistem di tingkat manusia juga terganggu.
Hal seperti inilah yang harus dihindari dalam pengelolaan sumber daya alam
dengan prinsip ekoefisiensi.
a. Mengelola Sumber Daya Air
Kegiatan
manusia seperti pemanfaatan sumber daya air, mau tidak mau membawa dampak bagi
lingkungan. Pencemaran lingkungan ditimbulkannya, baik yang dikeluarkan dalam
bentuk air buangan rumah tangga maupun dalam bentuk limbah industri. Dampak yang
berat diperoleh dari persoalan ini mendorong perlunya pengendalian air buangan
untuk mengurangi pencemaran. Untuk kegiatan dalam skala besar, industri
misalnya, pengendalian dampak terhadap lingkungan dilakukan dengan amdal.
Selain
untuk kebutuhan industri, kebutuhan akan air juga meningkat karena pertambahan
penduduk. Sedangkan seperti yang kamu tahu ketersediaan air berkurang karena
kemampuan hutan menyimpan air berkurang akibat alih fungsi lahan. Tidak hanya menyangkut
kuantitas, kualitas air pun juga mengalami degradasi. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan untuk menjaga kestabilan ketersediaan air secara normal dengan
cara penghijauan kembali.
b.
Mengelola
Sumber Daya Perikanan
Seperti
kita ketahui bahwa laut merupakan penghasil ikan utama. Penangkapan ikan
biasanya dilakukan oleh nelayan tradisional maupun nelayan yang menggunakan peralatan
modern. Nelayan tradisional ini cukup menggunakan peralatan sederhana meskipun
terkadang mengalami beberapa kendala. Antara lain masih bergantung pada angin karena
perahu-perahunya sangat sederhana, wilayah penangkapan ikan yang terbatas tidak
bisa ke tengah atau mendekati lokasi-lokasi upwelling. Kendala ini
terjadi karena nelayan kekurangan modal. Akibatnya, ikan yang ditangkap sangat
terbatas dan sering menjadi busuk apabila terlambat kembali ke darat. Oleh
karena itu, pemerintah perlu memberikan perhatian pada pengembangan usaha perikanan
oleh nelayan. Yang menjadi permasalahan adalah penangkapan ikan yang
menggunakan pukat harimau dan juga bom. Penangkapan yang demikian merupakan
contoh pengelolaan yang tidak berwawasan lingkungan. Mengapa? Penggunaan pukat harimau
selain mengenai ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun turut terjaring. Jika
ikan-ikan kecil ikut ditangkap, akan memutus daur reproduksi beberapa spesies
ikan. Akhirnya, dapat menyebabkan beberapa spesies ikan tertentu punah. Begitu
juga dengan penggunaan bom, yang akan mematikan makhluk hidup di dalam laut dan
juga merusak terumbu karang. Tahukah kamu apa akibatnya jika terumbu karang
rusak dan punah? Terumbu karang merupakan bagian dari kehidupan laut yang
paling produktif dan kaya keanekaragaman hayatinya. Sebab, terumbu karang
merupakan tempat berlindung, tempat untuk mencari makan bagi makhluk hidup di
laut, tempat berkembang biak, tempat asuh serta tempat penyamaran berbagai jenis
biota laut dari mangsanya seperti udang, kepiting, tiram, dan cumi-cumi. Bayangkan
jika terumbu karang rusak dan punah. Kita akan kehilangan sumber-sumber perikanan
laut. Padahal kekayaan perikanan laut merupakan kekayaan yang sangat potensial
di wilayah Indonesia.
Lalu,
bagaimana penangkapan ikan yang baik? Penangkapan dengan menggunakan kapal
motor dilengkapi dengan jaring atau jala ikan yang lubang jaring-jaring
berukuran besar bisa digunakan sebagai pilihan. Dengan demikian, apabila ikan-ikan
kecil tertangkap, tentunya akan lepas karena ukuran lubang jaring yang besar,
hanya ikan-ikan besar yang akan tertahan. Penggunaan kapal motor untuk membantu
memperluas jangkauan penangkapan, hingga dapat mencapai lokasilokasi upwelling
yang banyak terdapat ikan. Tetapi bagaimanapun penangkapan ikan yang
berlebihan (overfishing) akan mengganggu keseimbangan ekologi laut.
Sudah saatnya kita melakukan budi daya ikan bukan lagi hanya mengandalkan hasil
tangkapan ikan. Lalu, bagaimanakah caranya agar overfishing ini tidak
semakin parah?
Langkah-langkah
berikut dapat dilakukan.
a. Membatasi
jumlah hasil tangkap. Untuk menerapkannya perlu dipertimbangkan jumlah persediaan
atau populasinya dan sifat komoditi tersebut. Setelah itu baru dilakukan
pengaturan kapasitas penangkapan yang diperbolehkan
b. Pengaturan
waktu tangkap. Tindakan ini perlu dilakukan terhadap jenis-jenis sumber perikanan
terumbu karang agar dapat menghindari tertangkapnya jenis-jenis tertentu dari
sumber perikanan terumbu karang.
c. Melakukan
pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran panjang/ berat). Tindakan ini dilakukan
untuk meyakinkan bahwa individu yang ditangkap pernah mengalami
perkembangbiakan.
d. Mengatur dan
mengawasi jenis alat tangkap yang digunakan, untuk menjamin bahwa alat tangkap
yang digunakan tidak merusak lingkungan.
e. Menerapkan
sistem zonasi, dilakukan dengan membagi kawasan menjadi zona-zona berdasarkan
pemanfaatannya.
f. Melarang
penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap ikan.
Nah,
hal-hal tersebut merupakan langkah yang bisa diambil dalam menyelesaikan
masalah yang mungkin timbul dalam perikanan tangkap. Bagaimana dengan perikanan
budi daya? Kita dapat mengambil contoh dalam budi daya tambak. Tambak
dikembangkan dekat dengan batas darat yang biasanya berupa hutan bakau,
dilakukan dengan pertama kali membuat saluran - saluran agar air payau yang
membawa jentik-jentik, anak ikan, dan zat makanan alami dapat masuk ke dalam
tambak. Selain itu, air pasang juga bisa masuk melalui saluran-saluran
tersebut. Saluran juga berfungsi sebagai pembuangan, karena ikan dan udang
memerlukan air laut yang segar. Nah, tambak dengan sistem ini merupakan tambak tradisional.
c.
Menggunakan
dan Mengelola Sumber Daya Pertambangan
Hasil
tambang termasuk kelompok sumber daya yang tidak bisa diperbarui.
Konsekuensinya, jika suatu hari sumber daya ini habis, kita tidak lagi bisa
menikmatinya. Oleh karena itu, tindakan yang tepat sejak sekarang perlu kita
terapkan agar kebutuhan tetap
terpenuhi. Kita
tidak boleh mengulang kesalahan yang sama, pada
saat dekade
tahun 1970-an. Pada saat itu naiknya harga minyak secara signifikan (oil
booming) membuat Indonesia seperti mendapat durian runtuh. Keuntungan yang
berlipat ganda dari hasil penjualan minyak telah mengantarkan Indonesia sebagai
salah satu kandidat ’Macan Asia’, bersama dengan Thailand dan Malaysia. Namun,
kejayaan Indonesia dari hasil minyak bumi kini tampaknya telah menjadi kenangan.
Sumur-sumur minyak semakin mengering, karena ekstraksi (pengeboran) tidak
dibarengi dengan eksplorasi dan penghematan sumber daya alam ini. Ketika hal
itu terjadi, pada umumnya kualitas lingkungan pun menurun dan harga energi
makin mahal, apa yang kita lakukan? Apabila mencermati kasus seperti di atas,
selain melakukan penghematan perlu dilakukan pengelolaan pertambangan dengan
arif. Langkah yang bisa diambil, yaitu dengan melakukan strategi pertambangan
berwawasan lingkungan sampai dengan proses pengelolaannya sambil terus mencari
sumber daya pengganti.
Salah
satu contohnya penambangan pasir laut, banyak pertimbangan lingkungan yang
harus diperhatikan antara lain lokasi yang layak. Sadarkah kita kalau selama
ini menjadi sangat bergantung pada
minyak untuk kehidupan sehari-hari. Padahal kita tahu sumber daya ini akan
habis. Andai saja kita semua dapat mengurangi penggunaannya, pasti dapat
membantu memelihara
sumber yang
sangat berharga ini dan membantu mengurangi pencemaran atmosfer. Mulai sekarang
kita bisa terus mencari bahan
bakar
pengganti. Apabila kegiatan penambangan
tersebut tidak dilakukan di daerah yang layak dan dengan cara yang tepat akan
berdampak pada lingkungan, baik fisik, biologi, maupun sosial. Penambangan
pasir laut bisa mengganggu stabilitas pantai yang selama ini dipahami sebagai
penyebab tenggelamnya sebuah pulau. Secara eksternal, kestabilan pantai
dipengaruhi oleh arus, gelombang, angin, dan pasang surut. Sedangkan secara
internal dipengaruhi oleh tipe sedimen serta lapisan dasar di mana sedimen itu berada.
Penggalian pasir pantai akan mengakibatkan dampak berupa perubahan batimetri,
pola arus, pola gelombang, dan erosi pantai. Apabila dasar laut digali untuk penambangan
pasir, maka dasar perairan akan semakin dalam. Akibatnya, lereng pantai menjadi
terjal sehingga menimbulkan ketidakstabilan. Meskipun dampak penambangan pasir
tidak secara langsung terjadi dan berlangsung dalam skala yang lama, harus ada
upaya-upaya pencegahannya. Inilah bukti pentingnya melakukan studi
kelayakan
wilayah tambang. Dalam kasus penambangan pasir laut,
pengenalan
kelayakan lokasi ditinjau melalui pengenalan sifat dasar
dinamika pantai
dan faktor eksternal yang dapat memengaruhi garis
pantai, termasuk
di dalamnya, yaitu:
a. Menentukan
kedalaman dan kemiringan maksimum lereng yang
dapat mencegah
terjadinya longsoran akibat penambangan pasir
laut.
b. Menetapkan
kedalaman penambangan pasir untuk mencegah
terjadinya
perubahan pola gelombang yang mengakibatkan
terkonsentrasinya
gelombang di suatu tempat hingga mengakibatkan
terjadinya
gangguan stabilitas pantai.
Menggunakan
langkah seperti contoh, akan memberikan hasil
rekomendasi
lokasi optimal penambangan pasir laut dengan dampak
minimal terhadap
perubahan keseimbangan alam. Demi keselamatan
lingkungan,
tidak hanya proses pengambilan bahan tambang yang
dipertimbangkan,
bahkan penyaluran bahan mentah ke tempat
pengelolaan
perlu diatur dengan cara yang tepat. Contohnya tambang minyak dan gas. Pada
saat minyak bumi dan gas alam yang diambil dari lepas pantai (anjungan) akan diolah
di pengilangan minyak atau pabrik pemrosesan gas di daratan. Pengangkutannya
dapat melalui jalur pipa bawah tanah atau dengan kapal tanker.
Permasalahan
timbul dalam proses pengangkutan minyak bumi.
Apabila kapal
tanker kandas akan timbul pencemaran berat karena
minyaknya tumpah
ke laut. Tumpahan minyak tersebut dapat
mematikan ikan,
burung laut, serta binatang laut lainnya. Meskipun
hal ini bukan
merupakan dampak langsung dari penambangan minyak bumi di anjungan lepas pantai,
namun suatu pemanfaatan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan,
tentunya harus memerhatikan detail-detail dalam proses penambangan hingga
menghasilkan barang jadi, serta dampak pada lingkungan sekecil apa pun. Mulai dari
pendirian anjungan, yang harus menetapkan bentuk-bentuk kerangka anjungan yang
sesuai hingga proses pemisahan minyak bumi di daratan.
Pertambangan
tergolong pada kegiatan yang memerlukan hard engineering (rekayasa
keras) yang sangat berisiko menganggu
lingkungan.
Tambang batu bara misalnya. Penggalian batu bara tentu saja akan mengubah
penggunaan lahan di atasnya, meskipun
penambangan batu
bara tersebut dilakukan di bawah tanah maupun
terbuka. Secara
alamiah dampak utama yang timbul akibat adanya
penambangan batu
bara terhadap lingkungan meliputi erosi dan sedimentasi, meningkatkan kemiringan
lereng, menurunnya stabilitas dan kesuburan tanah, gangguan siklus hidrologi,
serta perubahan faktor-faktor klimatologi (iklim).
Berdasarkan
adanya dampak tersebut, maka harus disusun suatu perencanaan penambangan batu
bara dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut. Pertimbangan tersebut minimal
meliputi:
a. Jalan
pengangkutan batu bara yang harus dikelola dengan baik.
b. Metode
penambangan yang tepat dan terpadu serta berencana,
baik tahunan
maupun lima tahunan yang disetujui oleh
Departemen atau
Dinas Pertambangan dan direkomendasikan oleh
Bapedal/Bapedalda
dari segi pengendalian lingkungan.
c. Metode
pengangkutan batu bara yang sesuai ke pelabuhan
pengolahan (stockpile),
dengan membuat jalan sendiri atau yang
telah disediakan
oleh manusia.
d. Pengalokasian
zona preservasi dan konservasi dalam areal konsesi
pertambangan
serta adanya zona penyangga (buffer zone) yang
dibangun di
sepanjang anak sungai atau sistem hidrologi alami
yang ada.
Tujuannya adalah untuk menahan bahan pencemar dan
memperlambat
laju aliran permukaan (run off).
Nah, berdasarkan
cerita tentang pertambangan di atas, dapat
ditarik
kesimpulan langkah-langkah yang perlu diambil dalam
pemanfaatan
tambang dengan prinsip kelestarian.
Langkah tersebut
sebagai berikut.
a. Penghematan
dalam pemakaian dengan selalu mengingat generasi
penerus.
b. Melakukan
ekspor tambang bukan sebagai bahan mentah, tetapi
sudah menjadi
bahan baku ataupun barang jadi.
c. Mengadakan
penyelidikan dan penelitian untuk menemukan
lokasi
pertambangan yang baru.
d. Apabila
dimungkinkan diusahakan bahan pengganti. Misalnya
pemakaian bahan
bakar minyak diganti dengan tenaga surya, gas,
maupun alkohol.
4. Mengelola
Sumber Daya Lahan
Di atas lahan
hidup berbagai macam makhluk hidup, di atas lahan
pula makhluk
hidup melakukan aktivitasnya. Makhluk hidup di muka Bumi ini selalu berkembang
jumlahnya, tetapi tidak dengan lahan. Akibatnya, pemakaian terhadap sumber daya
lahan akan berlangsung secara kontinu. Bisakah kamu bayangkan jika hal itu kita
lakukan begitu saja tanpa memerhatikan kondisi lahan? Yang pasti bisa terjadi
adalah kerusakan lahan, lahan pertanian kehilangan kesuburannya menjadi lahan
kritis, hingga akibat-akibat yang timbul dari kesalahan penggunaan lahan.
Belajar dari kenyataan ini, sudah saatnya penggunaan lahan untuk suatu
pemanfaatan tertentu harus mempertimbangkan persyaratan penggunaan lahan dan
tingkat kemampuan lahan serta tingkat kesesuaian lahan.
E. AMDAL dan EKOLABEL
Ø AMDAL
1.
Pengertian
Lingkungan
hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain,
lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan
dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya dan ketersediaan atau sumber-sumber
yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber pertama
dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya.
Untuk
menghindari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh exploitasi sumberdaya
pada proses pembangunan berkelanjutan, maka pembangunan dilaksanakan
berdasarkan pada sistem analisis mengenai dampak lingkungan yang disingkat
AMDAL.
AMDAL menurut PP No.27 Tahun 1999
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah suatu proses studi formal yang dipergunakan untuk memperkirakan
dampak terhadap lingkungan oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang
bertujuan memastikan adanya masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis
pada tahap awal perencanaan dan perancangan proyek sebagai bahan pertimbangan
bagi pembuat keputusan. Peraturan tentang kewajiban membuat AMDAL diatur dalam
peraturanperaturan
berikut:
1.
UU No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994
tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan;
4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996
tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah.
Berikut
ini 4 hal yang tercakup dalam studi AMDAL.
1. Penyajian informasi lingkungan
(PIL) dan analisis dampak lingkungan (Amdal) untuk studi bagi kegiatan yang
direncanakan
2. Penyajian evaluasi lingkungan
(PEL) dan studi evaluasi lingkungan (SEL) bagi studi untuk kegiatan yang telah
berjalan
3. Rencana kelola lingkungan (RKL),
studi yang merencanakan pengelolaan dampak kegiatan kepada lingkungannya.
4. Rencana pemantauan lingkungan
(RPL), studi pemantauan pengelolaan lingkungan.
5. Kerangka Acuan (KA), kerangka
acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan SEL atau AMDAL dengan merinci
hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan yang telah
berjalan atau sedang direncanakan.
Dalam
pelaksanaannya yang menjadi tujuan AMDAL yaitu :
- Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
- Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
- Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantau lingkungan hidup.
- Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
- Memberikan alternatif solusi minimalisasi dampak negatif
- Digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usaha dan/atau kegiatan.
2.
Komponen-Komponen
AMDAL
AMDAL terdiri atas lima komponen,
yaitu sebagai berikut.
a.
Studi Pra-Proyek
Studi pra-proyek dilakukan guna mengukur dan memperkirakan perubahan
keadaan lingkungan. Pengukuran ini dilakukan bedasarkan pada data baik data
fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
b.
Laporan Penilaian
Laporan penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil
studi pra-proyek yang berupa kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tersebut
berjalan.
c.
Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan
penilaian serta hasil prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun
kenyataan dalam pengambilan
keputusan
ini sangat dipengaruhi oleh nuansa politik.
d. Persetujuan Proyek
Persetujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil
analisis interaksi antara proyek dengan lingkungan, contohnya adalah proyek
dapat disetujui dengan rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha untuk
memperkecil pengaruh negatif terhadap lingkungan.
e. Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun,
untuk memantau sudahkah proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang
direkomendasikan dan disetujui proyek.
Pihak - pihak yang terlibat dalam
proses AMDAL adalah:
· Komisi Penilai AMDAL, komisi yang
bertugas menilai dokumen AMDAL.
· Pemrakarsa, orang atau badan
hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
akan dilaksanakan, dan
· Masyarakat yang berkepentingan,
masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
3. PENDEKATAN STUDI AMDAL
Ada 4 macam pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan AMDAL kegiatan tunggal
Diperuntukkan bagi satu jenis usaha
di bawah satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan
jalan tol, PLTU, lapangan golf, masjid agung, rumah sakit, sekolah, dll.
b. Pendekatan AMDAL kegiatan terpadu
atau multisektor
Diperuntukkan bagi jenis usaha
yang memilki sistem terpadu dan melibatkan lebih dari satu instansi yang
membidangi usaha tersebut. Contohnya pembangunan hutan tanaman industri,
industri pulp, permukiman terpadu, dll.
c. Pendekatan AMDAL kegiatan dalam
kawasan
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang
berkokasi di dalam suatu kawasan zona pengembangan wilayah pada satu hamparan
ekosistem. Contohnya pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll.
d. Pendekatan AMDAL kegiatan regional
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang
saling terkait dan merupakan kewenangan lebih dari satu instansi, wilayah
administratif, dan hamparan ekosistem. Contohnya pembukaan dan pengelolaan
gambut sejuta hektar, reklamasi pantai utara Jawa melibatkan provinsi Jakarta
dan Banten.
4.
Langkah-langkah
Prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
- Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
Penapisan
bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan
analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting untuk
pemrakarsa untuk dapatmengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena
AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana anggaran dan waktu. Di
Indonesia penapisan dilakukan dengan daftar positif seperti ditentukan dalam
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepmen-11/MENLH/4/1994.
2.
Pelingkupan
Pelingkupan
(scoping) ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL, yaitu bagian AMDAL yang
terdiri atas identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak. Pelingkupan ANDAL
nampaknya adalah suatu hal yang lumrah yang tidak perlu dibicarakan. Untuk
dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan identifikasi dampak. Pada tahap
pertama diusahakan untuk mengidentifikasi dampak selengkapnya. Dari semua
dampak yang teridentifikasi ini kemudian ditentukan dampak mana yang penting.
Dampak penting inilah yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan
dampak yang tidak penting dikeluarkan.
3.
Kerangka
Acuan
Kerangka
acuan ialah uraian tugas yang harus dilakukan dalam studi ANDAL. Kerangka acuan
dijabarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang releven dengan
dampak penting. Dengan KA yang demikian itu studi ANDAL menjadi terfokus pada
dampak penting. Karena KA didasarkan pada pelingkupan dan pelingkupan
mengharuskan adanya identifikasi dampak penting maka pemrakarsa haruslah
mempunyai kemampuan untuk melakukan identifikasi dampak penting itu, baik
sendiri ataupun dengan bantuan konsultan
4.
ANDAL
Di
dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang
teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga penelitian
ANDAL terfokus pada dampak penting saja. Dampak yang tidak penting diabaikan.
Dengan penelitian yang terfokus perhitungan untuk memprakirakan besarnya dan
pentingnya dampak juga menjadi terbatas. Besarnya dampak haruslah diprakirakan
dengan menggunakan metode yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Metode
itu mungkin telah ada, tetapi mungkin juga harus dikembangkan atau dimodifikasi
dari metode yang ada. Dalam hal ini diperlukan pakar yang menguasai bidang yang
diliput dalam AMDAL tertentu.
5.
Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Dalam
pengelolaan lingkungan pemantauan merupakan komponen yang esensial. diperlukan
sebagai sarana untuk memeriksa apakah persyaratan lingkungan dipatuhi dalam
pelaksanaan proyek. Informasi yang didapatkan dari pemantauan juga berguna
sebagai peringatan dini, baik dalam arti positif maupun negatif, tentang
perubahan lingkungan yang mendekati atau melampaui nilai ambang batas serta
tindakan apa yang perlu diambil. Juga untuk mengetahui apakah prakiraan yang
dibuat dalam ANDAL, sesuai dengan dampak yang terjadi. Karena itu pemantauan
sering juga disebut post-audit dan berguna sebagai masukan untuk
memperbaiki ANDAL di kemudian hari dan untuk perbaikan kebijaksanaan
lingkungan.
6.
Pelaporan
Pada akhirnya setelah semua
pekerjaan itu selesai ditulislah hasil penelitian dalam laporan. Pada umumnya
laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan eksekutif, laporan utama, dan
lampiran. Pembagian dalam tiga bagian mempunyai maksud untuk dapat mencapai dua
sasaran kelompok pembaca. Sasaran pertama adalah para pengambil keputusan pada
pihak pemrakarsa (direktur dan direktur utama) maupun pemerintah (direktur,
direktur jenderal, dan menteri) yang berkepentingan dengan proyek tersebut.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
- Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
- Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
- Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
- Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama
untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan
apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau
tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
5.
MANFAAT
AMDAL
Manfaat AMDAL secara
umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar
layak secara lingkungan. Layak secara
lingkungan berarti kegiatan tersebut sesuai dengan peruntukkannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan.
a. Manfaat
AMDAL khususnya bagi pemerintah
1) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2) Menghindari konflik dengan masyarakat.
3) Menjaga agar pembangunan sesuai dengan
prinsip pembangunan
berkelanjutan.
4) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam
pengelolaan
lingkungan hidup.
b. Manfaat
AMDAL bagi pemrakarsa,
1) Menjamin keberlangsungan usaha.
2) Menjadi referensi dalam peminjaman kredit.
3) Interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar.
4) Sebagai bukti ketaatan hukum.
c. Manfaat
AMDAL bagi masyarakat
1) Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan.
2) Melaksanakan kontrol.
3) Terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Ø
EKOLABEL
Pengertian
Ekolabel merupakan
salah satu sarana
penyampaian informasi
yang akurat, ‘verifiable’ dan tidak menyesatkan kepada konsumen mengenai aspek lingkungan dari
suatu produk (barang atau jasa), komponen
atau kemasannya. Pemberian informasi
tersebut pada
umumnya bertujuan untuk mendorong permintaan
dan penawaran produk ramah lingkungan di pasar yang juga mendorong perbaikan lingkungan secara berkelanjutan. Ekolabel dapat berupa simbol,
label atau pernyataan
yang diterakan pada produk atau
kemasan produk,
atau pada informasi produk, buletin
teknis, iklan, publikasi,
pemasaran, media internet. Selain itu, informasi
yang disampaikan dapat pula lebih lengkap dan
mengandung informasi kuantitatif untuk aspek lingkungan tertentu yang terkait dengan produk tersebut. Ekolabel dapat dibuat oleh
produsen, importir, distributor, pengusaha ‘retail’ atau pihak manapun yang mungkin memperoleh
manfaat dari hal tersebut.
Tujuan
dan Manfaat
Ekolabel dapat
dimanfaatkan untuk mendorong konsumen agar memilih
produk-produk yang memberikan
dampak
lingkungan yang lebih kecil dibandingkan produk
lain yang sejenis.
Penerapan ekolabe
oleh
para pelaku usaha dapat mendorong inovasi industri yang berwawasan
lingkungan. Selain itu, ekolabel dapat
memberikan citra yang positif bagi ‘brand’ produk maupun perusahaan yang memproduksi dan/atau mengedarkannya di pasar, yang sekaligus
menjadi investasi bagi peningkatan daya saing di pasar. Bagi konsumen, manfaat dari penerapan ekolabel adalah konsumen dapat memperoleh informasi mengenai dampak lingkungan dari produk yang akan dibeli/digunakannya. Karena kepentingan tersebut, konsumen juga memiliki kesempatan
untuk berperan serta dalam penerapan ekolabel
dengan memberikan masukan dalam
pemilihan kategori produk dan kriteria ekolabel. Penyediaan ekolabel bagi konsumen juga akan
meningkatkan kepedulian
dan kesadaran konsumen bahwa pengambilan
keputusan dalam pemilihan produk
tidak perlu hanya ditentukan oleh harga dan mutu saja, namun juga oleh faktor pertimbangan lingkungan. Ukuran keberhasilan ekolabel dapat dilihat dari adanya perbaikan kualitas lingkungan yang dapat
dikaitkan langsung dengan produksi maupun produk yang telah mendapat ekolabel. Selain itu, tingkat peran serta dari kalangan pelaku usaha dalam menerapkan ekolabel juga menjadi indikator penting
keberhasilan ekolabel.
Prinsip
Ekolabel
Produk yang diberi ekolabel
selayaknya adalah produk yang dalam
daur hidupnya mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, pendistribusian, penggunaan, dan
pembuangan setelah penggunaan, memberi dampak lingkungan relatif lebih
kecil dibandingkan produk lain yang sejenis. Ekolabel akan memberikan
informasi kepada konsumen mengenai dampak lingkungan yang ada dalam suatu produk tertentu yang
membedakannya dengan produk lain yang sejenis.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTernyata BISNIS ANDA dicari oleh JUTAAN orang/harinya, Daftarkan BISNIS ANDA sekarang dan dapatkan PELUANG BESAR ini :)
BalasHapusInformasi lebih lanjut klik » www.lamanku.com
sangat bermanfaat. terimakasih
BalasHapusSAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
HapusSAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259
BalasHapusTerimakasih atas informasinya . Kunjungi juga blog saya krismakwd@blogspot.com / kwdkrisma@blogspot.com
BalasHapusSaya akan sangat merekomendasikan layanan pendanaan meridian Le_ kepada siapa saja yang membutuhkan bantuan keuangan dan mereka akan membuat Anda tetap di atas direktori tinggi untuk kebutuhan lebih lanjut. Sekali lagi saya memuji diri sendiri dan staf Anda untuk layanan luar biasa dan layanan pelanggan, karena ini merupakan aset besar bagi perusahaan Anda dan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan seperti saya. Semoga Anda mendapatkan yang terbaik untuk masa depan. Layanan pendanaan meridian adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman yang mudah, di sini ada email .. lfdsloans@lemeridianfds.com Atau bicaralah dengan Bpk. Benjamin Di WhatsApp Via_. 1-989-394-3740
BalasHapusTerima kasih telah membantu saya dengan pinjaman sekali lagi dalam hati yang tulus, saya selamanya berterima kasih.