Minggu, 07 September 2014

DINAMIKA PERUBAHAN LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI



KOMPETENSI INTI

3. Memahami ,menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR

3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika
       litosfer.

1.         Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer) Dan Pemanfaatannya

Pengertian Litosfer

Lapisan kulit bumi sering disebut Litosfer,
Litosfer berasal dari kata Litos = batu,
                                            sfeer / sphaira = bulatan/ lapisan
Jadi Litosfer adalah Lapisan batuan
 Litosfer merupakan lapisan batuan/kulit bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km.
Tebal kulit bumi tidak merata.
Kulit bumi dibagian benua/daratan lebih tebal dari pada di bawah samudera.

Bumi tersusun atas beberapa lapisan :

a         Barisfer, yaitu lapisan inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun dari
lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi).
Jari-jari ± 3.470 km dan batas luarnya ada kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi.

b         Lapisan Pengantara, yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km.
Berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3.
lapisan pengantara disebut juga asthenosfer (mantle), merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar.

c         Litosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm2.







J:

Litosfer bumi terdiri atas dua bagian :

Ø  Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. dalam lapisan ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial juga disebut lapisan kerak bersifat padat dan kaku berketebalan rata-rata ± 35 km.
              Kerak dibagi menjadi dua bagian :

§  Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan beku granit pada bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua.

§  Kerak Samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini menempati sebagai samudera.



Ø  Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini memp[unyai berta jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium, yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.

Batuan-batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
*      batuan beku,
*      sedimen dan
*      batuanmetamorf.

*      Batuan Beku
              Batuan jenis ini ialah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang mendingin menjadi
              padat. Berdasarkan tempat pendinginannya,
              ada tiga macam batuan beku.

·         Batuan Beku Dalam (batuan tubir)
                      Batuan tubir terbentuk jauh didalam kulit bumi dan hanya terdiri atas kristal saja.
                      karena pendinginannya lambat sekali, maka kristalnya besar-besar,
                      contohnya:  granit.

·         Batuan leleran/batu beku luar
                       Batuan ini membeku diluar kulit bumi sehingga temperatur turun cepat sekali.
                       Zat -zat dari magma hanya dapat membentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada
                       yang sama sekali tidak dapat menjadi kristal. Itu sebabnya batuan leleran ada yang
                       terdiri dari kristal-kristal besar, kristal-kristal kecil dan bahan amorf,
                       misalnya liparit. Ada yang hanya terdiri dari bahan amorf, misalnya batu apung.

·         Batuan korok/batu beku gang
                        Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Karena empatnya
                        dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat. Itu sebabnya batuan ini terdiri dari
                        kristal besar, kristal kecil dan bahkan ada yang tidak mengkristal,misalnya bahan
                        amorf. Contohnya granit fosfir.

*      Batuan Sedimen

        Bila batuan beku lapuk, maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut air, angin atau
        es lalu diendapkan di tempat lain.
        Batuan yang mengendap ini disebut batuan sedimen. Batuan ini mula-mula lunak, tetapi lama
        kelamaan menjadi keras karena proses pembatuan.

Dilihat dari perantaranya atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

Ø  Batuan Sedimen aeris atau aeolis
             Pengangkut batuan ini adalah angin .
             Contohnya:  tanah los, tanah tuf dan tanah pasir di gurun.



Ø  Batuan sedimen glasial
Pengangkut batuan ini adalah es. Contohnya moraine.
·         Pengangkut sedimen aquatis (aqua = air)
·         Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu-batu yang bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain.
·         Konglomerat, yaitu batuan sedimen yang terdiri dari batu-batu yang bulat-bulat yang sudah direkat satu sama lain.
·         Batu pasir

Dilihat dari tempat pengendapannya ada tiga macam batuan sedimen, yaitu :

·         Batuan sedimen lakustre, yakni batuan sedimen yang diendapkan di danau.
Contohnya tuf  danau, tanah liat danau.

·         Batuan sedimen kontinental, yakni batuan sedimen yang diendapkan di laut.
Contohnya: tanah los, tanah gurun pasir.

·         Bataun sedimen marine, yakni batuan yang diendapkan di laut
contohnya: lumpur biru di pantai, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur merah.

*      Batuan Metamorf

       Batuan ini merupakan batuan yang mengalami perubahan yang dahsyat. Asalnya dapat dari
       batuan beku atau batuan sedimen. Perubahan itu dapat terjadi karena bermacam-macam
       sebab, antara lain sebagai berikut.;
§  Suhu tinggi.
                     Suhu tinggi bersal dari magmam, sebab batuan itu berdekatan dengan dapur
                     magma, sehingga metamorfosa ini disebut metamorfosa kontak.
                    Contohnya : marmer dari batu kapur, dan antrasit dari batu bara.

§  Tekanan Tinggi
                     Tekanan tinggi dapat berasal dari adanya endapan-endapan yang tebal sekali di
                     atasnya,
                     contoh batu pasir dari pasir

§  Tekanan dan suhu tinggi
                     Tekanan dan suhu tinggi terjadi kalau ada pelipatan dan geseran waktu terjadi
                      pembentukan pegunungan, metamorfosa ini disebut metamorfosa dinamo.

                     Contoh : batu asbak, schist, dan shale


2.       Tenaga Geologi

        Tenaga Geologi dapat diartikan sebagai tenaga pembentuk dan pengubah bentuk muka bumi
        yang yang terdiri atas tenaga endogen dan eskogen.

v  Tenaga Endogen
               Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi meliputi:
*        Tektonisme,
*        vulkanisme, dan
*        gempa bumi .

*                                 Tektonisme
                      Tektonisme merupakan tenaga yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan letak
                       lapisan permukaan bumi secara vertikal atau horisontal.
                       Gejala yang tampak dari aktivitas ini biasa disebut dengan dislokasi, yaitu
                        pergeseran lapisan kulit bumi secara paksa.
              Gerakan tektonisme dibedakan menjadi dua,  yaitu Epirogenesa dan orogenesa

*      Gerak Epirogenesa adalah gerak yang berupa pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi wilayah yang luas. Gerak ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
·         Epirogenesapositif  dan
·          Epirogenesa negatif.
·         Epirogenesa positif adalah gerak yang menyebabkan terjadinya penurunan di muka bumi. Penurunan ini terjadi karena adanya penambahan beban,
misalnya banyaknya sedimentasi pada suatu daerah cekungan.

·         Epirogenesa negatif adalah gerak yang menyebabkan pengangkatan lapisan kulit bumi. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan beban ,
misalnya lapisan es mencair. Pengangkatan ini menyebabkan permukaan laut tampak turun.

*           Gerak orogenesa adalah gerak yang berupa pergeseran lapisan bumi yang sangat cepat
          meliputi daerah yang sangat sempit.
          Gerak orogenesa menyebabkan adanya tekanan  secara horisontal dan vertikal pada kulit
           bumi. Gerakan ini menimbulkan bentukan muka bumi berupa lipatan dan patahan.



 
Gambar : Retakan akibat Tenaga Tektonisme


Gambar : Retakan Jalan Hasil Gempa Bumi

Lipatan batuan terjadi karena struktur batuan mengalami suatu tekanan yang tidak terlalu besar atau cepat, tetapi berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Tekanan yang terjadi akibat tenaga tektonisme tersebut mendorong dan mengangkat ;lapisan batuan yang relatif lunak atau lentur. Bagian punak lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembahnya disebut sinklinal.
Patahan terjadi akibat adanya tenaga tektonik yang relatif besar dan cepat terhadap lapisan kulit bumi sehingga terpatah-patah, baik secara vertikal maupun horisontal.

Berbagai bentuk muka bumi yang terjadi akibat patahan yaitu sebagai berikut.:
·   Graben, disebut juga Slenk, yaitu tanah turun berupa depresi yang terbenytuk karena terjadinya
                patahan sehingga blok batuan mengalami penurunan.
·   Horst, yaitu tanah naik yang terjadi apabila bagian di antara p[atahan mengalami pengangkatan
               sehingga lebih tinggi dari daerah sekitarnya.


*  Vulkanisme

               Vulkanisme adalah gejala atau peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari
                              dalam litosfer dan menyusup ke lapisan yang lebih atas yang disebut intrusi magma
                                atau plutonisme.
               Apabila magma tersebut naik sampai ke permukaan bumi disebut proses ekstrusi magma.

Bentuk-bentuk muka bumi khususnya di daratan tidaklah sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan materi berikut ini !
*                         Gunung
Gunung mempunyai bentuk seperti kerucut. Pada sisi lereng gunung terdapat jurang-jurang yang merupakan jalan air atau lava menuju ke lembah. Kebanyakan gunung di Indonesia adalah gunung berapi.
Proses pembentukan gunung api dikenal dengan istilah vulkanisme. Gunung api terbentuk oleh proses intrusi dan ekstrusi magma dari lapisan kulit bumi. Setelah sampai dipermukaan bumi, magma yang keluar kemudian membeku dan membentuk timbunan. Magma keluar ke permukaan bumi melalui letusan atau erupsi gunung api. Apabila erupsi sering terjadi, magma akan membentuk lapisan timbunan yang membuat gunung api semakin tinggi.
Gmb. G. Hawai
 
 
*                              Intrusi Magma
Magma dari dari dalam bumi dapat mengalir menyusup di bawah permukaan bumi.
Setelah membeku, penyusupan magma ini membentuk kenampakan sebagai berikut.:
·         Batolit adalah batuan beku yang terbentuk dalam dapur magma.
·         Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung.
·         Sill adalah sisipan magma yang membeku pada dua lapisan litosfer yang membentuk lapisan tipis dan lebar.
·         Diatrema adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer.

                                    Gambar : Intrusi Magma

*        Ekstrusi magma
               Ekstrusi gunung api terjadi apabila magma keluar kepermukaan bumi akibat tekanan dari dalam bumi. Aktivitas ini menimbulkan letusan (erupsi) pada gunung api.
      
Dilihat dari bentuk lubang keluarnya magma, terdapat tiga macam erupsi sebagai berikut.
*      Erupsi linear : magma keluar melalui pecahan kulit bumi sehingga membentuk deretan gunung api , misalnya gunung api laki atau Laki Spleet di Islandia yang panjang nya retakan 30 km

*      Erupsi areal : magma sangat dekat letaknya pada permukaan bumi , membakar atapnya dan melelehkan pada permukaan bumi. Terdapat di Colombia, Yellow Stone national Park Ethiopia

*      Erupsi sentral : magma keluar melaui sebuah lubang dan membentuk gunung tersendiri letaknya mis. Maona loa Krakatau, Vesuvius



Proses erupsi sentral dapat mengakibatkan tiga macam bentuk gunung api, yaitu :

*        Gunung api perisai (tameng)
 Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang keluar sangat encer, sehingga mudah   
 mengalir ke segala arah.

*        Gunung api maar
Terbentuk karena ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal, sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian mati.

*        Gunung api strato
Gunung api ini terbentuk karena terjadi erupsi eksplosif dan erupsi efusif berselang-seling. Gunung api strato paling banyak dijumpai di dunia. Contoh gunung api Merapi, Merbabu, Semeru, Fuji di Jepang, Vesuvius di Italia dan lain-lain.


Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibadakan menjadi dua, yaitu :
·   Erupsi Eksplosif, adalah erupsi yang menyebabkan ledakan akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair.

·   Erupsi Efusif, adalah erupsi yang tidak menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat. Materi yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil.

Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang
dikeluarkan, letusan gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
v  Letusan tipe Hawai
       Tipe ini terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke
        segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai.
        Contoh: gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai.

v  Letusan tipe Stromboli
       Tipe ini bersifat spesefik, letusan – letusan terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang
        hampir sama. Gunung api stromboli di kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya
       ± 12 menit. Jadi setiap ± 12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili,
       dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah gunung Vesuvius (Italia) dan gunung
       Raung (jawa).

v  Letusan tipe Vulkano
       Letusan tipe ini mengeluarkan material padat seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan
       padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman
       dapur magmanya. Contoh : gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta gunung semeru di jawa
       Timur

v  Letusan tipe Merapi
        Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
       tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecah sumbat lava. Sumbat yang
       pecah-pevah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng
       gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selai itu terjadi pula awan panas atau gloedwolk.
       Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk sekitarnya.

v  Letusan tipe Perret atau Plinian
       Tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan
        mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan ini dapat melemparkan kepundan atau
        membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh gunung krakatau yang
        meletus pada tahun 1883 dan St. helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.

v  Letusan tipe Pelee
       Letusan tipe ini biasanya terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang
       bentuknya seperti jarum, ehingga menyebabkan tekanan gas menjadi besar. Apabial
       sumbatan tidak kuat maka gunung tersebut akan meletus.




v  Letusan tipe Sint Vincent
        Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava.
       Letusan mengakibatkan daerah di sekitar gunung akan diterjang lahar panas yang sangat
       berbahaya.
-          Contoh : gunung kelud yang meletus pada tahun 1919 dan gunung sint vincent yang meletus pada tahun 1902.


Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Material tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Material padat (efflata), terdiri atas:
a         Bom (batu-batu besar)
b         Slak atau kerak (batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom)
c         Lapili, berupa kerikil
d         Pasir
e         Debu
f          Batu apung

Menurut asalnya efflata dibedakan menjadi dua, yaitu :
q  efflata allogen, bersal dari batu-batu sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
q  efflata autogen (pyroclastica), bersal dari magma itu sendiri.
q  Material cair
q  Bahan cair keluar dari gunung api jika magma cair dari dalam bumi melelh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan dan tidak terdapat sumbatan dipuncaknya.
q  Lava adalah magma yang meleh di luar pada lereng gunung api
q  lahar panas adalah campuran magma dan air , sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir
q  Lahar dingin terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah.


Material gas atau ekshalasi terdiri atas :
*      Solfator, berbenuk gas belerang (H2S).
*      Fumarol, berbentuk uap air (H2O)
*      Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun dan lebih berat dari oksigen, sehingga berada di dekat tanah dan mudah dihirup oleh makhluk hidup.


Gambar Letusan Gunung Api

Gambar : Ilustrasi Proses Letusan G. Api
Gunung api ketika akan meletus sudah memberikan tanda-tanda atau gejala. Tanda-tanda ini dapat dikenali oleh masyarakat sekitar, sehingga dapat dilakukan usaha penyelamatan atau pengungsian.

Tanda-tanda gunung merapi akan meletus adalah :
a         Temperatur di sekitar kawah naik.
b         Banyak sumber air mengering.
c         Sering terjadi gempa.
d         Sering terjadi suara gemuruh di puncak gunung.
e         Banyak binatang turun gunung atau berpindah.

Selain di atas, gunung api juga melihatkan tanda setelah meletus (Pascavulkanik), diantaranya :
a        Munculnya ekshalasi atau sumber gas, contohnya di Dieng, Jawa Tengah.
b        Keluarnya mata air panas, contohnya di Cilemati, Jawa Barat.
c        Mata air makdani, yaitu mata air panas yang mengandung mineral seperti belerang. Contohnya di Maribaya (Jawa Barat), Batu Raden dan Dieng (Jawa Tengah)
d        Geyser, yaitu mata air panas yang disemburkan ke udara. Ketinggian geyser dapat mencapai 70m. contoh di Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat).


*        Gempa Bumi

          Gempa bumi adalah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari
                dalam.
      Dilihat dari intensitasnya, ada dua macam gempa :
*      Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
*      Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Hal ikhwal mengenai gempa bumi nin perlu diselidiki agar akibat yang ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulangannya dapat dilakukan.
Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang-gelombang seismik serta perambatannya disebut seismologi.
Dalam kajian seismologi ini diperlukan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah
seismograf atau alat untuk mencatat gempa.

Ada dua macam seismograf:
§ Seismograf horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
§ Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skala Richter. Selain itu ada massa yang bebasdari getaran gempa yang disebut massa stationer.
Cara kerjanya: apabila pada massa stationer tadi dipasang pena tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di tanah, maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massa stasioner dan benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran bumi. Dari-dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanan dan frekwensi suatu gempa.
              Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini telah ditemukan beberapa cara untuk mengetahui pusat gempa. Beberapa cara itu adalah :
Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Yaitu satu seismograf vertikal, satu seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf horizontal yang berarah timur barat. Dengan tiga seismograf ini akan ditemukan letak episentrum.
 Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Ketiga tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada garis yang menghubungkan tempat-tempat pencatatan.
Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari dengan mengggunakan rumus Laska, yaitu :
Δ    = {(S-P)-1} x 1 megameter
Δ    = jarak episentrum
S-P = selisih waktu pencatat gelombang primer dengan gelombang sekunder, dalam satuan menit.
     

Gambar : Seismograf

Gempa dapat dibedakan sebagai berikut:
A. Berdasarkan pusat  gempa atau hiposentrum
1         Gempa dalam, jika hiposentrumnya terletak 300 – 700 km di bawah permukaan bumi.
2         Gempa intermediet, jika hiposentrumnya terletak 100 – 300 km di bawah permukaan bumi.
3         Gempa dangkal, jika hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
4         Berdasarkan bentuk episentrumnya.
5         Gempa linier, jika episentrumnya berbentuk garis contoh : gempa tektonik karena patahan.
6         Gempa sentral, jika episentrumnya berbentuk titik .

B. Berdasarkan letak episentrumnya.
1       Gempa daratan, jika episentrumnya di daratan.
2      Gempa laut, jika episentrumnya didasar laut.



Gambar : Hiposentrum dan Proses Gempa Bumi

Gempa bumi adalah sentakan pada kerak bumi yang dirasakan sebagai getaran akibat kekuatan gelombang secara vertikal dan horizontal yang terjadi karena aktivitas tektonisme, vulkanisme, atau runtuhnya permukaan bumi.
a         Gempa tektonik
      Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran kerak bumi atau tektonisme. Aktivitas tektonisme yang sering menimbulkan terjadinya gempa, yaiotu tektonik yang menyebabkan dislokasi atau patahan.
      Pergeseran kerak bumi di sepanjang bidang patahan menimbulkan goncangan yang kemudian merambat ke segala arah melalui materi-materi penyusun bumi. Apabila goncangan tersebut meramba melalui permukaan bumi dapat membinasakn semua yang tidak tahan menahan goncangan tersebut.

b.   Gempa vulkanik
      Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme, baik sebelum, pada saat, atau sesudah letusan.
      Magma yang keluar melalui pipa –pipa gunung api bergerak bersama dengan batuan penyusun tubuh gunung api. Getaran akibat pergerakan tersebut diteruskan ke segala arah melalaui materi penyusun kerak bumi. Oleh karena itu, sebelum terjadi letusan gunung api terasa adanya gempa bumi terlebih dahulu.

c.   Gempa runtuhan
      Gempa ini disebut juga gempa terban adalah gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan misalnya di dalam gua atau daerah tambang atau tanah longsor. Getaran yang ditimbulkan akibat gempa runtuhan tidak selalu hebat, tetapi hanya meliputi daerah sekitar runtuhan.
        


                                  
 Intensitas Gempa dan Tanda- Tandanya






Untuk lebih memahami tentang gempa bumi , berikut ini antara lain Istilah-istilah penting dalam ilmu tentang gempa (seismlogi)
a         Hiposentrum adalah sumber atau pusat gempa dalam gempa bumi yang dapat berbentuk garis atau titik. Dari situlah asal mula gelombang primer (longitudinal) dngan gerakan merapat dan merenggang yang dirambatkan dengan kecepatan 7 – 14 km/detik, kemudian diikuti oleh gelombang sekunder (tranversal), yaitu gerakan naik dan turun yang dirambatkan dengan kecepatan 4 – 7 km/detik.
b         Episentrum adalah garis atau titik di permukaan bumi yang tegak lurus terhadap hiposentrum. Dari tempat itulah getaran gelombang gempa pertama kali dirasakan kemudian dirambatkan ke segala arah secara mendatar sehingga menjadi sumber gelombang permukaan.
c         Makroseisme adalah daerah di sekitar episentrum yang menderita kerusakan hebat akibat getaran gelombang gempa.
d         Pleistoseista adalah garis pada peta yang membatasi makroseisme.
e         Isoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tingkat kerusakan yang sama akibat gempa.
f          Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gelombang gempa pada waktu yang sama

Gambar : Proses Gempa Tsunami









v  Tenaga Eksogen
       Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi terutama diperankan oleh dinamika atmosfer serta organisme hidup (biosfer). Tenaga eksogen biasannya bersifat merusak.
Tenaga ini dibedakan menjadi 4, yaitu :
Ø  pelapukan,
Ø  pengikisan/erosi,
Ø  pengangkutan dan
Ø  sedimentasi/pengendapan.

Ø  Pelapukan
       Pelapukan adalah rusaknya batuan dari butiran besar menjadi butiran kecil bahkan halus dengan tanpa mengubah susunan fisiknya (mekanis), dengan mengubah susunan kimawinya (kimia) atau karena tumbuhan, hewan dan manusia (biologis)

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu:
§  kedaan struktur batuan,
§  iklim, topografi dan
§  vegetasi.

*      Pelapukan mekanik disebut juga pelapukan fisik adalah peristiwa pemecahan batuan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil karena pengaruh tenaga fisik pada batuan tersebut. Batuan tersebut dapat hancur karena pengaruh sinar matahari atau perubahan temperatur tanpa ada perubahan susunan kimiawinya.

*      Pelapukan kimiawi adalah proses perusakan atau penghancuran batu-batuan sekaligus mengubah susunan kimiawinya. Oleh karena itu, palapukan ini sering disebut juga dengan dekomposisi karena batuan tersebut tidak hanya mengalami perubahan fisik, tetapi juga mengalami perubahan komposisi (susunan kimiawi). Pelapukan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, tumbuh-tumbuhan dan binatang.

*      Pelapukan biologis adalah proses pengrusakan atau penghancuran batu-batuan yang disebabkan oleh kegiatan organisme baik tumbauhan maupun hewan, misalnya akar pohon, rayap, dan semut yang masuk ke dalam celah-celah batuan.


Gambar : Erosi Muka Bumi

Ø    Erosi/pengikisan
Erosi atau pengikisan adalah proses lepasnya butiran-butiran batuan dari batuan induknya karena gesekan, tumbukan, atau graviasi akibat adanya tenaga di permukaan bumi, misalnya air dan angin. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan erosi tidak sama antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap erosi di daerah tropis basah, yaitu :
o   tenaga aliran permukaan,
o   di daerah gurun oleh tenaga angin, dan
o   di daerah pantai oleh tenaga gelombang laut.

Bentuk hasil erosi berbeda-beda bergantung pada materi penyebab erosinya.
*        Pengikisan oleh aliran air sungai secara vertikal dan horizontal menimbulkan perubahan bentuk lembah sungai.
        Pengikisan oleh air permukaan berupa:
§  erosi percik,
§  erosi lembar,
§  erosi alur, dan erosi parit menimbulkan perubahan morfologi dan bentuk aliran sungai.

*        Abrasi oleh gelombang laut antara lain dapat menyebabkan terbentuknya tanjung dan teluk.
*        Deflasi adalah erosi yang disebabkan oleh tenaga angin dengan hasil tenaga bentukannyaantara lain berupa batu jamur.
*        Eksarasi adalah erosi yang disebabkan oleh es (erosi glasial) dengan bentukannya berupa palung yang menyerupai huruf U dan pada akhirnya dapat berubah menjadi fyord.
*        Pengangkutan adalah proses pemindahan butiran batuan yang lepas dari satu tempat ke tempat lain oleh tenaga dan media pengangkut seperti air, es, dan gaya gravitasi.
        
       Fakor yang berpengaruh terhadap pengangkutan antara lain:
o   kemiringan lereng dan volume air. Sebagai contoh pada lereng yang terjal pengangkutan lebih cepat daripada di daerah yang landai.

Ø Sedimentasi
      Sedimentasi terjadi karena kecepatan tenaga dan media pengangkut materi erosi berkurang
      sehingga material yang dibawanya mengendap. Sedimentasi dapat terjadi di daratan, di danau, di
      sungai, atau di muara sungai.

Bentukan alam hasil sedimentasi berbeda-beda menurut tempat terjadinya.

a         Sedimen marine adalah segala material hasil abrasi yang diangkut dan diendapkan di daerah pantai.
Contoh bentukan alam hasil sedimen marine yaitu gosong.
            Gosong adalah timbunan pasir di pantai sebagai hasil pengikisan oleh air laut.
            Gosong yang menghubungkan pulau karang dengan pulau utama dinamakan tombolo.

b         Sedimen flufial adalah segala material yang diangkut dan diendapkan oleh tenaga sungai.
Oleh karena itu, tempat pengendapannya antara lain di dasar sungai, danau, dan muara sungai.
Contoh bentukan alam hasil sedimen fluvial yaitu delta.
Delta adalah deposit lumpur, pasir, atau kerikil yang mengendap di muara sungai.

c         Sedimen eolis adalah segala material yang diangkut dan diendapkan oleh tenaga sngin.
Contoh bentukan alam hasil sedimen eolis adalah yaitu dune.
Dune adalah bukit pasir rendah di daerah pantai.

Material yang terbawa erosi setelah menempuh jarak ertentu akan di endapkan, karena tenaga erosi semakin berkurang. Semua hasil pelapukan batu-batuan yang diendapkan lama kelamaan menjadi batuan sedimen.
Batuan sedimen dapat dikelompokkan bardasrkan tenaga alam yang mengangkutnay dan tempat pengendapannya sebagai berikut.

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya.

*      Sedimen akuatis, yaitu oleh air
*      Sedimen aeolis (aeris), yaitu oleh angin
*      Sedimen marine, yaitu oleh air laut
*      Sedimen glasial, yaitu oleh gletser (es)
*      Berdasarkan tempat pengendapannya.
*      Sedimen fluvial, yaitu di sungai
*      Sedimen terestris, yaitu di darat.
*      Sedimen limnis, yaitu di danau atau rawa
*      Sedimen marine, yaitu di laut
*      Sedimen glasial, yaitu di daerah es







PEDOSFER  (Tanah)

I. CIRI DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH DI INDONESIA

Pengertian Tanah :

Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horison –
 horison , terdiri dari campuran bahan mineral organik , air, udara dan merupakan media
 tumbuhnya tanaman.
 Tanah dapat diartikan sebagai akibat bekerjanya gaya- gaya alam (natural body) yang
 terbentuk dan berkembang alam (Natural material) di permukaan bumi. Hal ini diakibatkan
 adanya pengaruh berbagai faktor alam di permukaan bumi sehingga dapat digunakan sebagai
 penumbuh tanaman.

 Lahan adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda- benda padat , cair dan gas .
 Lahan juga dapat diartikan suatu kawasan yang mempunyai sifat- sifat yang sama seperti jenis
 tanah topografi dan drainase serta dapat digunakan untuk tujuan tertentu
       contoh : lahan sawah, tegalan, pekarangan, dan lahan pasang surut.

A.    Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah sebagai berikut :

s = f (i, o,r,bi,w)

s : sifat- sifat tanah
f : faktor
i : iklim
o : organisme (jasad hidup : vegetasi, organisme,  manusia)
r : relief
bi : bahan induk
w : waktu

v  Iklim merupakan faktor penting dalam proses pembentukan tanah.
Suhu dan curah hujan yang relatif tinggi dapat melakukan proses pelapukan dan pencucian yang berlangsung cepat

v  Organisme Akumulasi bahan organik, daur ( cyclus ) unsur hara, dan pembentukan
             struktur tanah yang stabil sangat mempengaruhi jenis dan proses pembentukan tanah.
              Unsur N dapat diikat tanah dalam udara oleh mikroorganisme yang hidup dalam tanah
              dan bersimbiosa dengan tanaman.
   
v  Bahan Induk  Tanah yang terdapat di permukaan Bumi  sebagian memperlihatkan sifat-sifat    ( terutama sifat kimia ) yang sama dengan   induknya, Sifat-sifat bahan induk yang masih terlihat,
       misalnya tanah-tanah berstruktur pasir merupakan akibat dari bahan induk yang   
        kandungan pasirnya tinggi

v  Topografi : Topografi suatu daerah juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan tanah, yaitu dapat mempercepat atau memperlambat pengaruh iklim

v  Waktu :  Lamanya waktu juga berperan dalam pembentukan tanah.
          Bahan induk yang mengalami pelapukan dan pengembangan tanah tentunya membutuhkan waktu yang cukup untuk membentuk tanah. Proses pembentukan tanah yang terus berlangsung, bahan induk tanah akan berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.

    Komponen Pembentukan Tanah meliputi :
1        Kandungan Mineral sebanyak 45%
2        Kandungan Bahan Organik sebanyak 5 %
3        Kandungan Air sebanyak 25 %
4        Kandungan Udara sebanyak 25 %

B.     Warna dalam tanah dipengaruhi oleh :
1        persenyawaan besi dalam tanah
 (warna lebih terang)
2        kandungan bahan organik (warna lebih gelap)
3        persenyawaan kuarsa
4        persenyawaan unsur magma




C.    Profil tanah meliputi :
1        Horison O
Lapisan paling atas yang terdiri
dari sisa bahan organik
2        Horison A
Lapisan kaya mineral/unsur hara
3        Horison B
Lapisan rendah mineral/warna
lebih terang dan lebih merah
4        Horison C
Lapisan bahan induk yang mengalami  pelapukan belum sempurna untuk menjadi tanah.
5        Horison D atau R
Lapisan batuan  induk

D.    PH (Potential Of Hydrogen) Tanah atau derajat keasaman tanah
Tingkat keasaman sesuatu tanah di tunjukkan sebagai berikut :
1        tanah masam (jumlah unsur H lebih tinggi)
2        tanah basa (sikali), kandungan ion OH+ lebih tinggi daripada ion H-
3        tanah netral , kandungan ion H-  sama dengan ion OH-  atau PH = 7
        TINGKAT KEASAMAN TANAH
E.     Tekstur Tanah menunjukkan sifat halus atau kasarnya butiran- butiran tanah yang merupakan perbandingan dari : Tanah pasir (sand), Tanah Liat (clay) dan Tanah Lempung/debu (slif)
    
      

Erodibilitas : % pasir + % debu
                                 % Liat

F.      Struktur Tanah merupakan susunan yang terdapat pada Horison A,  dan B meliputi : unsur remah (crumb) ,gumpal (Platelke), keping (block), kubus gumpal (subangular block), prismatik (prismatic) , bertiang (columner)

G.    Kerusakan Tanah dan Upaya- Upaya untuk Mengurangi erosi tanah

Kerusakan Tanah di Indonesia di sebabkan oleh dua faktor yaitu :

1.      Faktor alam seperti erosi tanah dan topografi yang curam
2.      Faktor social seperti manusia dalam upayanya mengurangi Erosi Tanah
Seperti di bawah ini :
*      Metode vegetatif dengan penanaman tanaman/reboisasi.
*      Strip cropping dengan Penanaman searah garis kontur
*      Crop Rotation dengan Pergiliran tanaman pada lahan tertentu
*      Cover Crops denganPenanaman pada permukaan tanah yang kosong
*      Mulching dengan Pemberian bahan pada permukaan tanah untuk menghalangi penguapan air tanah mis  serbuk gergaji, pupuk kandang, jerami daun- daunan.
*      Cara mekanik dengan cara mencangkul dan membajak tanah.

H.    Pengolahan Tanah

1.Pengolahan menurut kontur
2.Galengan dan saluran menurut kontur
3.Teras
4.Drainase dan sistem irigasi



I.     Persebaran Beberapa Jenis tanah di Indonesia
1. Podzolik : tanah mineral yang berasal dari batuan kapur yang bersifat basa meliputi
                  P. Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
2. Regosol :tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api  meliputi P. Jawa,
                 Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara
3. Latosol : tanah yang banyak mengandung besi dan aluminium  atau Mediteran Merah
                  Kuning : meliputi :Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara , dan
                  Kepulauan maluku
4. Podsol : tanah yang terbentuk dari batuan induk meliputi : Jambi, Bangka, Riau,
                  Belitung, Kalimantan Barat dan Papua
5. Litosol :tanah berbatu- batu  meliputi seluruh Indonesia.
6. Planosol : meliputi Lampung, Jawabarat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara
7. Grumusol : tanah yang berbentuk material halus berlempung meliputi Jawa Tengah,
                   Jawa Timur, Pulau Madura, Nusa Tenggara dan Maluku
8. Andosol : tanah yang berasal dari gunung api meliputi : Sumatera Utara, Sumatera Barat,
                     Sumatera Timur, Jawa Kalimantan, Bali, Lombok, Minahasa dan
                     Halmahera
9. Aluvial : tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai di
                      dataran rendah atau lembah . Banyak terdapat hampir seluruh Indonesia.
10.  Organosol (gambut) : meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Pantai timur Sumatera,
                    Pantai barat Sumatera, Pantai Kalimantan Timur dan pantai utara papua

J.  Pengaruh vegetasi terhadap erosi tanah antara lain :
1.menghalangi air hujan tidak jatuh langsung dipermukaan tanah
2.menghambat aliran permukaan
3.memperbanyak penyerapan air dalam tanah

K.    Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan.

Erosi Tanah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa erosi adalah proses lepasnya butiran-butiran batuan dari batuan induknya terutama oleh pengaruh air. Erosi oleh air ini mengakibatkan kerusakan dengan tingkat yang berbeda-beda.
Erosi Percikan (splash erosion)
Erosi percikan adalh proses pengikisan tanah akibat adanya percikan, terutama oleh air hujan atau air sungai. Proses erosi terjadi pada saat percikan air mengenai tanah dan membawa partikel-partikel tanah tersebut ke tempat lain untuk diendapkan.
Erosi Lembar (sheet erosion)
Erosi lembar adalah proses pengikisan lapisan tanah yang letaknya paling atas dan sangat tipis. Erosi ini biasanya terjadipada tanah yang telah dibajak sehingga lapisan tanah yang subur menjadi hilang.
Erosi Alur
Erosi alur adalah erosi yang terjadi pada permukaan tanah yang miring sehingga terbentuk aliran-aliran kecil. Erosi ini terjadi karena erosi lembar bekerja secara terus menerus.
Erosi Parit (gully erosion)
Erosi parit terjadi apabila aliran-aliran kecil akibat erosi alur berkumpul menjadi aliran yang lebih besar. Oleh karena itu, aliran airnya pun menjadi lebih deras dan proses erosinya semakin besar. Bentukan alam yang dihasilkan oleh erosi ini antara lain jurang-jurang yang dalam dengan lereng curam.
Peranan air dalam erosi tanah sangat ini jelas begitu dominan, terlebih-lebih di Indinesia yang merupakan daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi.
Erosi selalu dimulai dari erosi yang ringan, yaitu percikan, lalu erosi lembar, diteruskan dengan erosi alur, dan akhirnya erosi parit sehingga merusakkan lapisan di muka bumi ini.

Berbagai erosi di atas dapat terjadi antara lain karena faktor-faktor sebagai berikut:
a      Curah hujanh yang tinggi .
b     Vegetasi penutup lahan yang kurang dikarenakan alam atau akibat pengelolaan yang kurang tepat oleh manusia.
c      Kemiringan lereng
d     Tata guna lahan yang kurang tepat.

Dampak Erosi Tanah
Erosi tanah sangat besar dampaknya bagi kehidupan manusia karena dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup bahkan menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan di antaranya sebagai berikut.
1.   Rusak atau hilangnya kesuburan tanah karena proses pencucuian tanah.
2.   Terjadinya tanah longsor, tanah amblas, tanah mengalir, dan rayapan tanah.
3.   Berkurangnya sumber air.
4.   Terjadinya kekeringan.
5.   Terjadinya banjir baik banjir lumpur maupun bandang.
6.   Terjadinya masalah- masalah sosial diantaranya kemiskinan dan kelaparan.

I.  Lengkapilah Tabel berikut  !



II. Lengkapilah Tabel berikut :

Ket :
BBD : Batuan Beku Dalam                                 BSO : Batuan Sedimen Organis
BBG : Batuan Beku Gang                                   BMK :  Batuan Metamorf Kontak
BBL  :  Batuan Beku Luar                                   BMD :  Batuan Metamorf Dynamo
BSK :  Batuan Sedimen Klastik                           BMP :  Batuan Pneumatolitis Kontak
BSC :  Batuan Sedimen Chemis








III. Berikan tanda panah sesuai dengan gambar di bawah ini





SOAL PILIAN GANDA



Pilihlah salah satu jawaban yang benar !


1.   Bentuk muka bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen terdapat di bawah ini, kecuali .........
      a. Gempa bumi                
b. Air hujan                                  
c. Orogenetik
      d. Vulkanisme                              
e. Tektonik

2.   Lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya akibat patahan lapisan tanah sekitarnya adalah .........
      a. Slenk                                         
b. Horst                            
c. Flexur
      d. Graben                         
e. Tanah bungkuk
     
3.   Peristiwa menyusupnya magma diantara batuan tetapi tidak dapat mencapai permukaan bumi yaitu : .........
      a. Ekstrusi magma                       
b. Diatrema                                  
c. Efusif
      d. Erupsi magma              
e. Intrusi magma

4.   Pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia disebabkan oleh ......... kecuali
      a. Gelombang air laut                  
b. Perubahan suhu                       
c. Daya erosi
      d. Air hujan didaerah kars           
e.Pengikisan batuan didaerah pegunungan.
     
5.   Erosi yang disebabkan oleh angin adalah .........
      a. Abrasi                           
b. Deflasi                          
c. Deliniasi
      d. Intrusi                                       
e. Eksarasi
     
6.   Gerakan butiran-butiran pasir yang dibawa oleh angin seakan melompat-lompat adalah .........
      a. Suspensi                                   
b. Saltasi                           
c. Korasi
      d. Surface creep               
e. Denudasi
     
7. Adanya bentuk pegunungan lipatan menunjukkan peristiwa :
      a. Epirogenesa                             
b. Orogenesa                               
c. Vulkanisme       
      d. Rayapan tanah                         
e. Gempa bumi tektonik
     
8.  Pusat gempa yang terletak pada perut bumi dikenal denan sebutan ..............
      a. Episentrum                               
b. Makroseisme               
c. Hiposentrum
      d. Homoseista                              
e. Pleistoseista
     
9.  Gempa bumi yang terjadi di daerah patahan dinamakan gempa ........
      a. Runtuhan                                  
b. Vulkanik                                   
c. Tektonik
      d. Menengah                                
e. Akibat orografik


     
10. Batuan yang berasal dari magma yang mengalir keluar kelubang diatrema dan membeku disana menjadi batuan kristal adalah ......
      a. Batuan beku korok       
b. Batuanbeku luar                      
c. Batuan beku dalam
      d. Sedimen                       
e. Batuan Metamorf
     
11.  Adanya batu pualam menunjukkan bahwa jenis batuan tersebut adalah :.....
      a. Metamorf                                
b. Sedimen                       
c. Batholit
      d. Batuan beku dalam                  
e. Ontosol
     
12.  Proses penyusupan magma pada lapisan tanah yang lebih atas disebut ......
      a. Ekstrusi                                     
b. Intrusi                           
c. Infiltrasi
      d. Eksharasi                                  
e. Eksplosif
     
13.Proses penelanjangan atau pengelupasan batuan akibat pengaruh pelapukan , erosi dan gerakan tanah disebut ...........
      a. Stack                                         
b. stump                           
c. Denudasi
      d. Abrasi                                       
e. Deflasi

14. Gunung Krakatau termasuk tipe letusan gunung api ...........
      a. Merapi                                     
b. Vulkano                        
c. Pelee
      d. Hawai                                       
e. Perret
     
15. Salah satu Anak pegunungan Tengger adalah ........
      a. G. Rakata                     
b.. G. Danan                                 
c. G. Perbuwatan
      d. G. Batok                                   
e. G. Ijen


     
16. Bahan yang dikeluarkan gunung api yang berupa gas beracun yang terjadi di Kawah Si Nila disebut ....
      a. Efflata                          
b. Lava                              
c. Ekshalasi
      d. Diatrema                                  
e. Strato
     
17. Peristiwa penghancuran massa batuan baik secara fisik, kimia dan organik disebut ....
      a. Weathering                              
b. Denudasi                                  
c. Abrasi
      d. Erosian                                     
e. Deflasi
     
18. Jika dari suatu stasiun gempa, tercatat gelombang P yang pertama terjadi pukul 05.36.12 WIB dan gelombang S pertama yang tercatat pukul 05.42.42 WIB, jarak episentral pada kejadian gempa tersebut adalah .....
      a. 3.500 km                                  
b. 4.000 km                                  
c. 4.500 km
      d. 5.000 km                                  
e. 5.500 km
     
19. Jika 2 buah lempeng litosfera saling bergesekan karena ada gerak horisontal maka pada bidang batasnya akan ditemui ........
      a. Patahan                                    
b. Sesar                            
c. Gunung api
      d. Horst                                        
e. Graben
     
20.Gambar disamping merupakan kenampakan permukaan bumi berupa ......                  
a. Gunung api      
b. Dome          
c. Leher vulkanik
d. Kaldera    
e. Erupsi areal
                                               
21. Peristiwa menyusupnya magma diantara lapisan batuan tetapi tidak dapat mencapai permukaan bumi yaitu :
a. Siil                                
b. Dike                  
c. Batolit   
d. Lakolit                          
e. Diatrema
     
22. Gempa bumi yang terjadi di daerah patahan dinamakan gempa ........
      a. Runtuhan                      
b. Vulkanik                       
c. Tektonik
      d. Menengah                    
e. Akibat orografik
     
23. Proses pengikisan air laut oleh gelombang pada daerah tepi pantai disebut.........
      a. Erosi                             
b. Tsunami                       
c. Abrasi
      d. Deflasi                          
e. Korosi
     
24.Proses penelanjangan atau pengelupasan batuan akibat pengaruh pelapukan , erosi dan gerakan tanah disebut ...........
      a. Stack                             
b. stump               
c. Denudasi
      d. Abrasi                           
e. Deflasi

25.Gunung Krakatau termasuk tipe letusan gunung api ...........
      a. Merapi                         
b. Vulkano
c. Pelee
      d. Hawai                           
e. Perret


II.ISILAH TITIK – TITIK DI BAWAH INI DENGAN JAWABAN YANG SINGKAT !

1.    Dinamika litosfer dalam perubahan muka bumi dapat berujud seperti
a.       …...................,
b.       ………………….,
c.        ……………………,
d.       ………………………………
2. Hasil erupsi gunung api dapat menghasilkan keuntungan kesuburan tanah bagi manusia selain itu juga : …………………………………………………………………………………….
3.Upaya manusia untuk mengendalikan dan mengurangi korban bencana gununga berapi di lakukan ……………………………………………………………
4. Proses terbentuknya Batuan Metamorf mempunyai bermacam perubahan yakni :          a.…………………. …………………………..,
    b. ……………………………….,
    c ………………………………
5, Gerakan yang berupa pergeseran kulit bumi yang relative lambat dan berlangsung lama : ……………….
6. Batuan sedimen yang terdiri dari batu- batu yang sudah direkat satu sama lain : ………………………….
7. Struktur batuan yang relatif sangat lentur dan berlangsung cukup lama  di muka bumi dapat berupa ………………….
8. Manfaat dari kita mempelajari dari tipe letusan gunung api adalah ………………………………………….
9. Gempa Kobe di Jepang membawa dampak terhadap perubahan kehidupan manusia dalam mengantisipasi adanya korban dengan cara …………….
10. Hitunglah Jarak Episentrum jika di ketahui gelombang primer terjadi pukul 12.45’.30” dan gelombang sekunder12.55’.15”

III.Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar !

1.    Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi erosi tanah khususnya Departemen
      Pertanian, Departemen Kehutanan dan Dinas pengairan

2.    Daerah Tumpang Malang setiap 1 hektar mempunyai kondisi lahan dan system pertanian   sebagai berikut :
§  Nilai factor curah hujan = 185
§  Nilai factor panjang lereng = 1,41
§  Nilai factor erodibilitas = 0,38
§  Nilai tindakan konservasi tanah : a
§  Nilai factor pengelolaan tanaman = 0,119
§  Nilai factor Crop rotation = 1.b
§   Nilai factor Countor farming = 0,75
     Tentukan berapa ton besarnya erosi dalam satu hektar setiap tahun dengan konservasi ?
     Tentukan berapa ton besarnya erosi dalam satu hektar setiap tahun dengan konservasi ?

  1. Jelaskan usaha mengurangi erosi tanah dengan cara mekanik, chemis dan vegetasi ?

  1. Jelaskan mengapa di Indonesia masih ada jenis tanah yang berwarna merah ?

       5. Jelaskan mengapa erosi tanah meningkatkan biaya produksi pertanian!




Pedosfer




Kompetensi Dasar:
3.1.Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan
litosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

Indikator: 

  1. menjelaskan proses terbentuknya tanah. 
  2. Mengklasifikasikan berbagai jenis tanah.
  3. Menganalisis dampak negatif dari penggunaan lahan


A. PENGERTIAN TANAH (PEDOSFER)
1.      Pengertian
Pedosfer atau tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.

Tahukah Anda???Apa Perbedaan Tanah dengan Lahan?
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalahsuatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi.
Sedangkan lahan Bahasa Inggrisnya disebut land, lahan merupakanlingkunganfisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Yang dimaksud dengan lingkungan fisismeliputi relief atau topografi, tanah, air, iklim. Sedangkan lingkungan biotik meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Jadi kesimpulannya pengertian lahan lebih luas daripada tanah.

2.      Profil Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O-A-E-B-C-R. Solum Tanah terdiri dari : O-A-E-B, lapisan tanah atas meliputi: O-A, dan  lapisan tanah bawah : E-B

Gambar Profil Tanah (
Keterangan:
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil
dekomposisi serasah (Oa)
A : Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat
silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan
mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang
B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang
tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C : Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau
belum terjadi perubahan
R : Bahan Induk tanah
3.      Sifat fisik tanah
a.    Warna tanah
Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Penyebab
perbedaan warna permukaan tanah umumnya terjadi karena perbedaan kandungan
bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik berarti semakin gelap
warna tanah. Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut.
a. Hue, warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
b. Value, menunjukkan kecermelangan cahaya.
c. Chroma, menunjukkan kemurnian relatif panjang gelombang cahaya
dominan.
Warna tanah dapat ditentukan dengan membandingkan warna baku pada
buku Munsell Soil Colur Chart dengan warna tanah. Warna tanah akan
berbeda bila tanah dalam keadaan basah, lembab, atau kering.

b.   Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas,permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986).
Pembagian ukuran fraksi-fraksi tanah (tekstur) menurut sistem Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Tahun 1938 seperti tabel dibawah ini:
Tabel Tekstur Tanah Berdasarkan USDA



Gambar  Segitiga Kelas Tekstur Tanah
(Sumber: Juarti, 2011)

c.    Struktur

Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti  bahan organik.

Macam macam struktur tanah
1.      Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2.       Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3.      Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4.      Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

Gambar Macam Struktur Tanah
d.   Permeabilitas
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.

B. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini,batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap inibatuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahantanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk.Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanahberubah menjadi tanah.
Ada beberapa faktor  yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:                         
T = tanah                     o = organisme                          t   = topografi
f  = faktor                     b = bahan induk                     w = waktu                  
                                     i  = iklim
                       
1. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam
hal-hal sebagai berikut.
a)      Membuat proses pelapukan, baik pelapukan organik maupun pelapukankimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhlukhidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalahpelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut olehair.
b)      Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkandan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk dipermukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuanjasad renik atau mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c)      Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadidi daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutandapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutandengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarnahitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akarakardan sisa-sisa rumput.
d)     Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruhterhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-unsurkimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
2. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalamipelapukan dan menjadi tanah.
3. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu:
a.       Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b.      Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
4. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a.       Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b.      Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.

5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk

C. JENIS TANAH DI INDONESIA DAN PERSEBARANNYA
Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Jenis tanah di Indonesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia.
Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Banyak mengandung unsur hara (zat yang dibutuhkan tanaman),
  2. Cukup mengandung air,
  3. Struktur tanahnya baik.

Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Tanah Vulkanik (Andosol)
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua.
  1. Regosol. Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti jagung), tembakau, dan buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P. Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara.
  2. Latosol. Tanah latosol berciri-ciri: berwarna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua.

Gambar Tanah vulkanik
b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga, yaitu:
  1. Tanah Humus, merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua.

Gambar Tanah humus
  1. Tanah Gambut, merupakan tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa. Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena kurang subur dan selalu tergenang air. Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan-barat Papua.

Gambar Tanah Gambut
c. Tanah Aluvium (Alluvial)
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri tanah aluvium adalah berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan selatan, serta Papua utara dan selatan.

Gambar Tanah Aluvium

d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh  curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.

Gambar Tanah podzol

e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil ‘pencucian’ sehingga kurang subur, kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah ini baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah, Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.

Tanah laterit

f. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah litosol banya terdapat di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa Tenggara, Maluku selatan, dan Papua.

Gambar Tanah Litosol

g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur (gamping). Tanah ini terbagi jadi dua jenis.
  1. Renzina. Tanah ini merupakan hasil pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Ciri tanah ini yaitu berwarna hitam dan miskin zat hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah berkapur seperti Gunung Kidul (Yogyakarta).
  2. Mediteran, merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat. Tanah jenis ini meski kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.
h. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Sepertinya jenis tanah ini dijumpai di mana-mana 





Petunjuk kerja:
1.      Amalitah gambar di bawah ini dengan seksama!
2.      Diskusikan pertanyaan dari soal dibawah ini
3.      Kerjakan dalam lembar diskusi selama 30 menit
4.      Presentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas


Gambar 1: Gunung GegerKec. Pagak
  Kab. Malang

Gambar 2: Daerah Malang bagian timur
(Kec. Ampelgading, Kec. Wajak,
                        Kec. Poncokusumo, Kec. Tirtoyudo dan Kec. Dampit)
Pertanyaan:
1.      Identifikasi jenis tanah yang ada pada daerah gambar 1 dan gambar 2? Jelaskan mengapa jenis tanah tersebut terdapat di daerah itu?
2.      Sebutkan potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dari dua jenis tanah tersebut?
3.      Sebutkan dan jelaskan dampak negatif yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pemanfaatan jenis tanah di daerah tersebut?
4.      Bagaimana saran menurut kelompok Anda, untuk menjaga kelestarian potensi jenis tanah di daerah Malang?



D. JENIS EROSI TANAH
Erosi dapat juga dibedakan berdasarkan kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri (Asdak, 2002: 441) yaitu:
1)Erosi Percikan (Splash Erosion)
Erosi percik adalah terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Erosi ini terjadi pada awal hujan, dimana intensitas erosi meningkat dengan adanya air genangan, tetapi setelah terjadi genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, erosi percik menjadi minimum.
2)Erosi Kulit (Sheet Erosion)
Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Erosi kulit merupakan bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik. Erosi kulit dapat terlihat secara jelas di daerah yang relatif seragam permukaannya dan daerah yang memiliki potensi besar mengalami erosi kulit adalah daerah dengan komposisi lapisan permukaan tanah atas yang rentan atau lepas terletak di atas lapisan bawah yang sulit. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan ke dalaman air larian.
3)Erosi Alur (Rill Erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Erosi alur terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transportasi sedimen.
4)Erosi Parit (Gully Erosion)
Erosi parit merupakan perkembangan lanjut dari erosi alur, dikatakan sebagai erosi parit apabila alur sudah sangat besar dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan pembajakan biasa atau alur tersebut berhubungan langsung dengan saluran pembuangan utama. Erosi parit diklasifikasikan menjadi erosi parit bersambungan dan erosi parit terputus-putus. Sedangkan menurut bentuk penampang melintangnya erosi parit dibedakan menjadi parit bentuk V dan parit bentuk U. Erosi parit bentuk V terjadi pada tanah yang relatif dangkal dengan tingkat kerapuhan tanah (erodibilitas) seragam, sedangkan erosi parit bentuk U terjadi pada tanah dengan erodibilitas rendah terletak di atas lapisan tanah dengan erodibilitas tanah lebih tinggi.










Gambar Jenis Erosi


E. PENYEBAB DAN DAMPAK KERUSAKAN TANAH
1)   Penyebab Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai
berikut:
a. Perusakan hutan
Akibat hutan yang rusak dapat mengurangi daya serap tanah dan mengurangi
kemampuannya dalam menampung dan menahan air, sehingga tanah mudah
tererosi.
b. Proses kimiawi air hujan
Air hujan merupakan faktor utama terjadinya kerusakan tanah melalui
proses perubahan kimiawi dan sebagian lagi karena proses mekanis.
c. Proses mekanis air hujan
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah
di permukaannya, sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang
tidak bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik
kubik serta kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
Air hujan dapat pula menghanyutkan lumpur dan terjadinya longsor, sehingga
terjadi banjir lumpur di daerah hilir. Selain itu, air hujan dapat mengakibatkan
terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinisasi) dan penjenuhan
tanah oleh air (waterlogging).
d. Aktivitas manusia
Aktivitas manusia dalam mengolah lahan atau tanah yang tidak
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi dapat mempercepat rusaknya
tanah.

2)   Dampak Kerusakan Tanah Terhadap Kehidupan
Kerusakan tanah yang utama adalah akibat erosi. Erosi tidak hanyamenyebabkan kerusakan tanah di tempat erosi, tetapi juga kerusakan-kerusakan
di tempat lain yaitu hasil-hasil erosi tersebut diendapkan.
a. Kerusakan di tempat terjadinya erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya
sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah
ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a) Penurunan produktifitas tanah.
b) Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman.
c) Kualitas tanaman menurun.
d) Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang.
e) Struktur tanah menjadi rusak.
f) Lebih banyak tenaga diperlukan untuk mengolah tanah.
g) Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan
mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
h) Pendapatan petani berkurang.

b. Kerusakan di tempat penerima hasil erosi
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima
hasil erosi. Erosi dapat memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia
yang ada di dalamnya, seperti unsur-unsur hara tanaman (N, fosfor, bahan
organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin
dan lain-lain).
c. Proses mekanis air hujan
Air hujan yang turun sangat deras dapat mengikis dan menggores tanah
di permukaannya, sehingga bisa terbentuk selokan. Pada daerah yang tidak
bervegetasi, hujan lebat dapat menghanyutkan tanah berkubik-kubik. Air hujan
dapat pula menghanyutkan lumpur, sehingga terjadi banjir lumpur.Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yangdikandungnya dapat dikatakan sebagai polusi (pencemaran) di tempat tersebut.Pencemaran yang disebabkan oleh bahan-bahan padat tanah, disebut polusisedimen, sedangkan pencemaran oleh senyawa-senyawa kimia yang ada didalam tanah, disebut polusi kimia. Polusi kimia dari tanah dapat dibedakanmenjadi polusi kimia dari unsur hara (pupuk) dan polusi kimia dari pestisida/herbisida.
Polusi sedimen adalah pengendapan bahan tanah yang tererosi ke tempat
lain. Pengendapan ini dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
a) Pendangkalan sungai, sehingga kapasitas sungai menurun. Akibatnya bisaterjadi banjir, apalagi kalau banyak air mengalir sebagai aliran permukaan(run off) karena hilangnya vegetasi di daerah hulu.
b) Tanah-tanah yang subur kadang-kadang menjadi rusak karena tertimbunoleh tanah-tanah kurus atau batu-batuan, pasir, kerikil dari tempat lain.
c) Apabila digunakan untuk air minum, maka air yang kotor itu perlu lebihbanyak biaya untuk membersihkannya.
d) Karena air yang keruh, dapat mengurangi fotosintesis dari tanaman air(karena sinar matahari sulit menembus air).
e) Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut mempengaruhikeseimbangan sungai tersebut. Apabila terjadi pengendapan di suatu dam,maka air yang telah kehilangan sebagian dari bahan yang diangkutnyatersebut akan mencari keseimbangan baru dengan mengikis dasar saluranatau pondasi dari dam tersebut, sehingga menyebabkan kerusakan.
f) Kadang-kadang polusi sedimen dapat memberi pengaruh baik yaitu bilaterjadi pengendapan tanah-tanah subur, misalnya tanah-tanah aluvial disekitar sungai.

d. Polusi kimia dari pupuk
Polusi kimia dari pupuk merupakan polusi unsur-unsur hara tanaman.Tanah-tanah yang dipindahkan oleh erosi pada umumnya mengandung unsurhara lebih tinggi daripada tanah yang ditinggalkannya. Hal ini disebabkanlapisan tanah yang tererosi umumnya adalah lapisan atas yang subur.Di samping itu fraksi tanah yang halus (debu) lebih mudah tererosi. Olehkarena itu, unsur hara dari pupuk terutama P sebagian besar diserap butirbutirtanah tersebut maka banyak unsur P yang hilang karena erosi. Di sampingitu, sebagian besar P dalam tanah sukar larut sehingga P diangkut ke tempatlain bersama bagian-bagian padat dari tanah. Unsur-unsur hara yang mudahlarut seperti Nitrogen (Nitrat), umumnya diangkut ke tempat lain bersamadengan aliran permukaan (run off) atau air infiltrasi (peresapan).Ada beberapa akibat polusi kimia tanah, antara lain sebagaiberikut:
a) Polusi unsur hara N dan P pada air irigasi memberi akibat baik karenadapat menyuburkan tanaman.
b) Polusi N pada air minum dapat membahayakan kesehatan. Misalnyaterlalu banyak Nitrat akan menyebabkan penyakit pada bayi yang dikenaldengan nama Metahemoglobinemia.
c) Polusi unsur hara di danau dapat mengganggu keseimbangan biologis. Danau yang tadinya miskin unsur hara (oligotropik) diperkaya denganunsur P dan unsur hara lain sehingga kesuburannya meningkat menjadisedang (mesotropik), dan seterusnya menjadi subur (eutropik). Prosesini disebut proses eutrofikasi.Sebagai akibat proses eutrofikasi ini maka terjadilah perkembangan algaeyang sangat banyak (algae bloom), sehingga mengurangi tersedianya oksigenbagi ikan dan makhluk lain yang hidup dalam air tersebut. Selain itu, air yangpenuh algae akan mempunyai rasa dan bau yang tidak enak untuk keperluanair minum. Pencegahan polusi unsur hara yang terbaik adalah dengan carapemberian pupuk sedemikian rupa, sehingga semua unsur hara dapat diseraptanaman. Dalam prakteknya, hal demikian tidak mungkin dapat dilakukansehingga dianjurkan penanggulangan yang lebih praktis yaitu dengan caramencegah terjadinya erosi dan run off yang berlebihan dengan menggunakankaidah-kaidah pengawetan tanah dan air.

e. Polusi kimia oleh bahan-bahan pestisida
Pestisida dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu pestisida
yang mudah larut (hancur) dan pestisida yang sukar hancur. Golongan yangsukar hancur (larut) merupakan polusi pestisida yang utama. Di samping sukarlarut, jenis pestisida ini diserap oleh butir-butir tanah halus seperti halnyaunsur P sehingga lebih banyak terangkut ke tempat lain bersama tanah-tanahyang tererosi. Seperti halnya unsur hara, polusi pestisida banyak menimbulkanmasalah pada persediaan air, terutama mengganggu pada bidang kesehatan.Ada hal yang perlu diketahui yaitu terjadinya proses biomagnificationmelalui siklus rantai makanan untuk beberapa jenis pestisida, terutama yangdapat diserap dengan kuat dalam jaringan tubuh seperti DDT. Dengan prosesini, pestisida yang mula-mula berkonsentrasi sangat kecil yang tidakmembahayakan lalu semakin banyak dan menjadi fatal (dapat menyebabkankematian).
Pencegahan terjadinya polusi pestisida dapat dilakukan dengan membatasipenggunaan pestisida yang banyak menimbulkan residu seperti DDT, Aldrin,Dieldrin, dan sebagainya. Pencegahan yang paling baik sudah barang tentumencegah terjadinya erosi dari sumbernya. Dengan cara ini, pestisida danunsur hara yang terikat dalam butir-butir tanah (DDT, Aldrin, Dieldrin) dapatdicegah untuk tidak menjadi sumber polusi. Unsur hara dan pestisida yangmudah larut masih dapat mengalir ke tempat lain bersama air (run off daninfiltrasi), tetapi sumber polusi jenis ini tidak terlalu begitu membahayakan.





G. UPAYA MENCEGAH KERUSAKAN TANAH
Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan, diperlukan upaya-upayayang menjadi metode dalam rangka pelestariannya. Metode pengawetan tanahpada umumnya dilakukan untuk:
1) melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;
2) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
3) mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).
4) meningkatkan stabilitas agragat tanah.
Ada tiga metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, metode mekanikatau teknik, dan metode kimia.
a. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam
vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektifdalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melaluimetode vegetatif antara lain sebagai berikut:
1) Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenistanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untukmencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debuatau kotoran di udara lapisan bawah.
2) Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanamankeras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahanerosi dan diambil kayunya.
3) Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanamilahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatanaliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangatcocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 – 8%.
4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahandengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untukmenghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambaterosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
5) Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukanpenanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanamanberbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerahyang hampir datar, jarak tanaman diperbesar. Sedangkan pada daerahyang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak tanamannya dirapatkan.Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankankesuburan.
6) Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secarabergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan denganmusim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.

b. Metode mekanik atau teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik
pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.
Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagaiberikut:
1) Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitupengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliranair dan memperbesar resapan air.
2) Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatantanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampungdan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
3) Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tanggatangga)pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untukmemperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangierosi.
4) Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuatuntuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehinggaaliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.
Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanikdikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya terrassering dan buffering.
c. Metode kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untukmemperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur
tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan
air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (runoff) tetap kecil.
Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan,walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Sekarang ini umumnya masihdalam tingkat percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakanuntuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimiatersebut dicampur dengan air, misal dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampurdengan tanah.























Petunjuk kerja:
1.      Bacalah pertanyaan TTS di bawah ini
2.      Diskusikan jawaban yang tepat TTS tersebut dengan teman sebangku
3.      Kerjakan dalam lembar TTS selama 30 menit







A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1.      Lapisan tanah atas merupakan bagian yang optimal bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan sering disebut .....
a.       Top soil                                                 d. Tekstur tanah
b.      Sub soil                                                 e. Drainase tanah
c.       Profil tanah

2.      Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha .....
a.       Pemupukan anorganik                      d. Perkebunan
b.      Pembibitan                                            e. Membuang sampah
c.       Pemeliharaan hutan

3.      Di antara golongan tanah, ada tanah muda, dewasa, tua dan tanah sangat tua. Pembagian tanah ini didasarkan pada .....
a.       Tingkat kesuburan tanah                       d. Kesulitan mengelola tanah
b.      Unsur tanah                                          e. Klasifikasi tanah
c.       Warna tanah

4.      Faktor-faktor pembentukan tanah seperti berikut:
1)      Topografi                                         4) Pupuk organik                
2)      Humus                                              5) Waktu
3)      Iklim                                                        
Dari faktor di atas manakah yang benar .....
a.       1), 2), dan 4)                                         d. 2), 3), dan 4)
b.      1), 3), dan 4)                                         e. 2), 3), dan 5)
c.       1), 3), dan 5)

5.      Sisa-sisa tanaman dan bahan organik tanah  hasil dekomposisi serasah akan membentuk tanah pada horison .....
a.       Horison A                                             d. Horison E
b.      Horison B                                             e. Horison O
c.       Horison C




6.      Berikut ini merupakan dampak erosi di daerah terkena erosi (daerah bawah) yaitu .....
a.       Penurunan produktifitas tanah             d. Polusi sedimen
b.      Struktur tanah menjadi rusak                e. Kualitas tanaman menurun
c.       Kehilangan unsur hara

7.      Tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi disebut .....
a.       Tanah kapur                                          d. Tanah organosol
b.      Tanah vulkanik/andosol                        e. Tanah laterit
c.       Tanah pasir

8.      Salah satu upaya untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah melalui .…
a.       Penghijauan                                          d. Rehabilitasi
b.      Pemupukan organik                              e. Pergiliran tanaman
c.       Reboisasi

9.      Upaya pemulihan lahan:
 1) terasering                                                4) reboisasi
 2) pemupukan                                             5) pembuatan cekdam
 3) penghijauan                                             6) diversifikasi tanaman
Yang termasuk cara mekanik untuk mengurangi erosi adalah .…
a.       1) dan 2)                                           d. 3) dan 6)
b.      1) dan 5)                                               e. 5) dan 6)
c.       3) dan 4)

10.  Ciri-ciri tanah:
1)      sebagian besar tanah berada di hutan rawa
2)      banyak mengandung abu vulkanik
3)      tanah sangat subur
4)      terjadi akumulasi bahan organik
5)      mineral mudah lapuk karena kaya unsur hara
Ciri tanah andosol di pulau Jawa adalah ….
a.       1), 2), dan 3)                                         d. 2), 4), dan 5)
b.      1), 3), dan 5)                                         e. 3), 4), dan 5)
c.       2), 3), dan 5)

11.  Gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah terjadi karena butir- butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik disebut .....
a.       Struktur tanah                                      d. Solum tanah
b.      Tekstur tanah                                       e. Tanah organik
c.       Permeabilitas




12.  Tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah dan banyak terdapat di daerah Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan selatan, serta Papua utara dan selatan disebut tanah .....
a.       Tanah kapur                                         d. Tanah andosol
b.      Tanah aluvial                            e. Tanah gambut
c.       Tanah podzol

13.  Suatu tanah tersusun atas 50%  lempung, 40% pasir, dan 10% debu, maka tanah tersebut termasuk dalam tekstur (gambar pada slide) .....
a.       Lempung berdebu                                d. Lempung bergeluh
b.      Lempung geluh berpasir                      e. Geluh lempung berdebu
c.       Lempung

14.  Berikut ini yang merupakan struktur tanah yaitu.....
a.       Tinular                                                  d. Matic
b.      Platy                                                     e. Triangular
c.       Boky

15.  Kemampuan tanah untuk meloloskan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah disebut....
a.       Tekstur tanah                                      d. Zona pencucian tanah
b.      Struktur tanah                                   e. Permeabilitas tanah
c.       Solum tanah

16.  Penyebab terjadinya erosi yaitu .....
a.       Hutan sangat lebat                              d. Vegetasi penutup lahan rusak
b.      Penebangan pada hutan produksi     e. Tersedia terasering
c.       Membuang sampah di gunung

17.  Potensi ekonomi sumber daya lahan tanah vulkanis yaitu .....
a.       Tanahnya kurang subur                     d. Kaya gamping
b.      Kaya bahan organik                            e. Dapat ditanami pohon jati
c.       Kaya pasir besi

18.  Proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga air hujan, disebut .....
a.       Splash erosion                                     d. Sheet erosion
b.      Riil erosion                                          e. Erosi angin
c.       Gully erosion

19.  Perkembangan lanjut dari erosi alur dan penampang melintangnya berbentuk V atau U disebut .....
a.       Splash erosion                                     d. Sheet erosion
b.      Riil erosion                                          e. Erosi angin
c.       Gully erosion


20.  Langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kestabilan tanah di daerah miring dan mengurangi tingkat erosi tanah yaitu .....
a.       Terasmiring                                         d. Heavy rotation
b.      Harvest moon                                     e.Countour farming
c.       Crop circle

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan jelas!
1.      Apa yang dimaksud dengan tanah?Jelaskan perbedaan tanah dengan lahan!
2.      Sebut dan jelaskan faktor-faktor pembentuk tanah?
3.      Gambarlah secara vertikal lapisan-lapisan tanah (horison)?Jelaskan masing-masing lapisan tanah tersebut?
4.      Sebut dan jelaskan macam-macam erosi tanah?Bagaimana menurut Anda usaha untuk mengurangi bahaya erosi!





























1. LKPD TTS Pedosfer


2. Uji Kompetensi

1.      A
2.      C
3.      A
4.      C
5.      E
6.      D
7.      B
8.      B
9.      B
10.  C
11.  A
12.  B
13.  C
14.  B
15.  E
16.  D
17.  C
18.  A
19.  C
20.  E



DAFTAR PUSTAKA

Anjayani, Eni dan Haryanto, Tri. 2009. Geografi untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Endarto, Danang, dkk. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hakim, N.Dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Lampung:  Universitas Lampung.
Juarti. 2011. Konservasi Lahan dan Air. Malang: Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang.
Suhendar, Soleh. 2008. Pedosfer. Jakarta: Bahan Modul.
Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar