DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Konsep Kependudukan
Dengan
meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan jumlah penduduk
menigkat dengan cepat dan dibeberapa bagian dunia telah terjadikemiskinan dan
kekurangan pangan. Sehingga muncul beberapa kelompok aliran/teori tentang
kependudukan, yaitu :
A.
Aliran Malthusian (Thomas
Robert Malthus)
Robert
Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan, yaitu :
1) Penduduk
(seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi.
2)
Manusia untuk hidup memerlukan bahan
makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung)
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
B.
Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin Dan Paul Ehrlich)
Pada abad 19–20, Teori Malthus kembali diperdebatkan, muncul
kelompok aliran Neo Malthusian yang menyokong teori Malthus. Namun, menurut
aliran Neo Malthus, mengurangi jumlah penduduk tidak hanya dengan moral
restrain saja, tapi lebih ditekankan pada Preventive check. Misalnya penggunaan
alat kontrasepsi untuk mengurangi kelahiran. Aliran Neomalthusian memiliki
kesamaan konsep dasar dengan Malthusian yaitu percaya bahwa pertumbuhan
penduduk pasti akan terjadi dan berdampak negatif pada manusia walaupun tidak secara persis setuju dengan argumen
argumen aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus dianggap tidak rasional oleh
karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam
melakukan tindakan tindakan untuk mengurangi jumlah penduduk, misalnya:
aborsi, legalitas homoseksual, hukuman mati.
Sumber
Data Kependudukan
A.
Sensus Penduduk
Data sensus yang dikumpulkan meliputi
karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik
demografi yang dikumpulkan adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi,
serta riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Data yang
dihimpun pada bidang ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan,
dan status pekerjaan. Sedangkan data sosial budaya mencakup tingkat pendidikan,
kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia).
Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut
digunakan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat
berperan penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di
bidang kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus
dibedakan menjadi:
1.
De facto,
Sensus de facto yaitu cara menghitung
jumlah penduduk terhadap warga yang ditemukan pada saat pencacahan berlangsung,
walaupun orang tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang diadakan
sensus.
2.
De jure,
Sensus de jure dilakukan dengan cara
melakukan penghitungan terhadap warga penduduk asli dari daerah yang sedang
dilakukan sensus. Jadi, andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di
sana pada saat sensus, maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan
antara penduduk asli dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
Berdasarkan metode pengisiannya, sensus
dibedakan menjadi:
1.
Metode Canvasser,
yaitu pelaksanaan sensus di
mana petugas mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan.
Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan
penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang
diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang
luas.
2.
Metode Householder,
yaitu pelaksanaan sensus di
mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan
cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus
mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaandapat dikirimkan atau
dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang diperoleh
kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data
sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Keunggulan
dan kelemahan sensus de jure
Keunggulan pelaksanaan sensus de jure,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Jumlah penduduk yang tercatat
adalah penduduk yang betulbetul memiliki bukti kependudukan secara sah dalam sistem
pemerintahan.
2.
Pelaksanaan sensus tidak harus
bersamaan waktunya dan serempak karena hanya penduduk yang memiliki bukti
kependudukan yang disensus.
3.
Kemungkinan terjadinya
pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk
yang sama dapat dihindari.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure,
diantaranya sebagai berikut:
1. Penduduk
yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat sebagai
penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
2. Jumlah
penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang sebenarnya.
3.
Data hasil sensus apabila
digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik
tidak akurat.
Keunggulan dan kelemahan sensus de facto
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto,
diantaranya sebagai berikut:
1.
Jumlah penduduk yang tercatat
adalah jumlah riil di suatu tempat.
2. Dilakukan
secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan lebih cepat
diolah.
3.
Data yang diperoleh dapat
digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik.
Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto,
diantaranya sebagai berikut:
1. Kemungkinan
pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat terjadi.
2. Untuk
negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar karena
harus dilakukan secara serempak.
3.
Bagi daerah yang mobilitas
penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat, kereta, atau kendaraan
lainnya kemungkinan tidak tercatat.
Tujuan sensus penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai
berikut:
1.
Mengetahui perubahan penduduk
dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
2.
Mengetahui jumlah, sebaran, dan
kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
3.
Mengetahui berbagai informasi
tentang kependudukan, seperti angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai
faktor yang me mengaruhinya.
4.
Sebagai sumber data dalam
perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan nasional.
B.
Survey Penduduk
Survei adalah salah satu metode menjaring data
penduduk dalam beberapa peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak
menghitung seluruh responden yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara
penarikan sampel (contoh daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili
karakteristik negara tersebut. Sudah barang tentu sebelum menetapkan kawasan
sampel itu, ditentukan dulu kriteria apa saja yang bisa dijadikan syarat suatu
wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan sampel survei. Setelah ditetapkan
sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut, baru
dilakukan penghitungan terhadap seluruh responden yang ada di kawasan sampel
survei itu. Proses penjaringan data tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan
survei.
Berikut ini contoh survei yang biasa dilakukan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia:
1.
Survei Sosial dan Ekonomi
Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data mengenai keadaan sosial dan
ekonomi penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan cara mengambil sampel
penelitian pada wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik rakyat Indonesia.
Hasil yang diperolehnya nanti akan mewakili rakyat Indonesia secara
keseluruhan.
2.
Survei Penduduk Antar-Sensus
(SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah penduduk Indonesia secara
keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari representasi jumlah
penduduk Indonesia dalam setiap kurun waktu tertentu.
Berdasarkan
tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:
1.
Survei bertahap tunggal (single
round surveys)
Survei ini adalah survei untuk menjaring data
berbagai peristiwa demografi seperti kelahiran, kematian, dan migrasi dengan
cara mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai berbagai kejadian
demografi yang dialami di masa lalu dalam periode tertentu.
2.
Survei bertahap ganda (multiround
surveys)
Survei ini dilakukan oleh
petugas pencacah jiwa di lapangan dengan melakukan kunjungan kepada responden
tertentu berulang-ulang untuk mencatat berbagai peristiwa demografi yang
terjadi, seperti kelahiran, kematian, atau migrasi. Tentunya kunjungan itu
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, apakah per tahun, per dua tahun, per tiga
tahun, dan seterusnya.
3.
Survei bertipe kombinasi
Survei ini dilakukan dengan
cara menggabungkan cara survei tahap tunggal atau ganda dengan cara registrasi.
Seperti yang diketahui, registrasi adalah proses pencatatan peristiwa demografi
yang diambil dari beberapa peristiwa penting yang terjadi. Hasil dari
registrasi ini kemudian digabungkan dan sekaligus dilakukan kros cek dengan
hasil kedua jenis tipe survei di atas, yaitu survei tunggal dan ganda.
C.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai
keterangan dari kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data
perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting
lainnya yang tertulis. Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan
dipergunakan sebagai sumber data resmi dalam penghitungan semua peristiwa
demografi. Registrasi penduduk didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52
Tahun 1977, ditujukan untuk membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh
dan seragam di wilayah Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data
demografi yang terkumpul itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data
oleh responden tertentu.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi
penduduk sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian
vital yang terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data
melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah danhambatan. Sebaliknya di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih
kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang
rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan.
Komposisi
Penduduk
A.
Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan
umur dan jenis kelamin dinamakan piramida penduduk. Piramida penduduk pada
umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang yang meng gambarkan jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok usia tertentu. Rentang
interval umur yang umumnya digunakan adalah lima tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14,
15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69,
70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan
bentuknya, komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1.
Komposisi penduduk muda
(Ekspansif),
dengan
bentuk piramida penduduk menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk
ekspansif antara lain sebagai berikut:
a)
Jumlah penduduk usia muda (0–19
tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
b)
Angka kelahiran jauh lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
c)
Pertumbuhan penduduk relatif
tinggi.
d)
Sebagian besar terdapat di
negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik
Rakyat Cina, Mesir, dan India.
2.
Komposisi penduduk dewasa
(Stasioner),
dengan
bentuk piramida penduduk menyerupai batu nisan. Ciri-ciri komposisi penduduk
stasioner antara lain sebagai berikut:
a)
Perbandingan jumlah penduduk
pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
b)
Tingkat kelahiran umumnya tidak
begitu tinggi, demikian pula dengan angka kematian relatif lebih rendah.
c)
Pertumbuhan penduduk kecil.
d) Terdapat
di beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3.
Komposisi penduduk tua
(Konstruktif),
dengan
bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Ciri-ciri komposisi penduduk
konstruktif antara lain sebagai berikut:
a)
Jumlah penduduk usia muda (0–19
tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil.
b)
Jumlah penduduk yang tinggi
terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
c)
Angka kelahiran sangat rendah,
demikian juga angka kematian.
d)
Pertumbuhan penduduk sangat
rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat
negatif.
e)
Jumlah penduduk cenderung
berkurang dari tahun ke tahun.
f)
Negara yang berada pada fase
ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
Contoh
Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
B.
Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk wanita dapat
digunakan untuk memperkirakan atau
memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan terjadinya
ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Untuk
mengetahui sex ratio suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:
Peta sex ratio setiap provinsi di Indonesia hasil sensus 2010
C.
Angka Beban Ketergantungan(dependency
ratio)
Menurut Pof. H.R. Bintarto rasio ketergantungan
(dependency ratio) atau angka beban ketergantungan adalah suatu angka yang
menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia
nonpoduktif. Usia produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59
tahun. Disebut produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada
rentang usia masih bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di
rentang 60 tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini penduduk
dipandang sudah tidak produktif lagi bekerja atau tidak diperkenankan lagi
bekerja, baik di sektor swasta ataupun sebagai pegawai negeri.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi
kepada kita berapa besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang
yang belum atau tidak bekerja. Dengan melihat angka atau indeks dari beban
tanggungan ini, kita bisa melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh
suatu negara atau wilayah. Rumus yang digunakan dalam melakukan perhitungan
angka beban tanggungan adalah sebagai berikut:
atau
Tinggi rendahnya angka ketergantungan dapat
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a)
Rendah : < 30
b)
Sedang : 31 - 40
c)
Tinggi : > 41
Pertumbuhan
Penduduk
Jumlah penduduk senantiasa berubah dari waktu ke
waktu. Terdapat beragam faktor yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk.
Misalnya, peperangan, wabah penyakit atau epidemi, kelaparan, dan bencana alam.
Di lain pihak, kestabilan negara, peningkatan gizi, dan kesehatan dapat
mengakibatkan jumlah penduduk cenderung naik. Fenomena bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk dari waktu
ke waktu dalam suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Sehingga pertumbuhan
penduduk dapat diartikan suatu keadaan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel. Variabel yang sangat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan
ini adalah kelahiran, kematian, dan migrasi.
Pertumbuhan
penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural
Increase)
Pertumbuhan
penduduk alami merupakan kenaikan atau
penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran dan kematian.
Untuk
menghitung kenaikan atau penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk
alami digunakan rumus sebagai berikut:
Adapun
persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk alami
2. Pertumbuhan
Penduduk Migrasi Atau Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk totalmerupakan kenaikan
atau penurunan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran,
kematian, dan migrasi (imigrasi dan emigrasi).Untuk menghitung kenaikan atau
penurunan jumlah penduduk akibat pertumbuhan penduduk total digunakan rumus
sebagai berikut:
Adapun persentase pertumbuhan penduduk total
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = jumlah
imigrasi (penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah
emigrasi (penduduk yang keluar atau meninggalkan suatu wilayah)
Ada 3
klasifikasi pertumbuhan penduduk, yaitu sebagai berikut:
1)
Pertumbuhan penduduk termasuk
cepat, bila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah penduduk tiap tahun.
2)
Pertumbuhan penduduk sedang,
bila pertumbuhan itu antara 1% - 2%.
3)
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010
|
Pertumbuhan penduduk termasuk lambat, bila pertumbuhan <1%.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
A. Kelahiran
(Fertilitas/Natalitas)
Fertilitas
dalam pengertian demografi adalah kemampuan riilseorang wanita untuk
melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlahbayi yang dilahirkan. Kelahiran
menyebabkan bertambahnya jumlahpenduduk.Ada beberapa faktor yang mendukung
kelahiran (pronatalitas) dan yang menghambat (antinatalitas).
·
Faktor-faktor Pronatalitas
Faktor-faktor
pronatalitas antara lain sebagai berikut:
a) Kawin
dalam usia muda atau di bawah umur, artinya kalau seorang wanita sudah kawin
dalam usia muda, kesempatan reproduksi (melahirkan) lebih lama. Jadi,
kesempatan mempunyai anak lebih banyak.
b) Rendahnya
tingkat kesehatan. Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orang tua ada
kecenderungan mempunyai banyak anak. Jadi, bila ada yang meninggal masih ada
cadangannya.
c) Suatu
anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”. Ini sebenarnya suatu mitos, yakni
anggapan yang keliru.
d) Jaminan
untuk hari tua ada yang merawat.
e) Masa-masa
damai.
·
Faktor-faktor Antinatalitas
Faktor-faktor
antinatalitas antara lain sebagai berikut.
a) Adanya
ketentuan batas umur menikah. Di Indonesia, untuk wanita ditetapkan minimal
umur 16 tahun, sedangkan untuk laki-laki batas minimal 19 tahun.
b) Adanya
program pemerintah yang membatasi kelahiran. Di Indonesia, dengan program KB
yang mulai dicanangkan padatahun 1970, dengan semboyan Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS), 2 anak cukup.
c) Adanya
anggapan sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa anak mau tidak mau menjadi
beban orang tua, lebih-lebih banyak anak.
d) Adanya
pembatasan tunjangan anak, terutama bagi pegawai negeri.
e) Masa-masa
perang.
1) Angka
Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar merupakan
penentuan tingkat kelahiranbayi tanpa membeda-bedakan golongan dan umur dalam
satutahun dari setiap 1.000 orang penduduk suatu wilayah. Angkakelahiran
seperti ini dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
CBR = angka kelahiran kasar
B = jumlah bayi yang lahir hidup
P = jumlah penduduk
k = konstanta, nilainya 1.000
2)
Angka Kelahiran Umum (General
Fertility Rate= GFR)
Angka
kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir hidup
dari setiap seribu penduduk wanita usiareproduksi dalam periode tahun tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan usia reproduksi adalah usia di mana wanita sudah
berpotensi untuk melahirkan, yaitu antara umur 15–49 tahun. Untuk
menghitung angka kelahiran kasar digunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan
GFR =
angka kelahiran umum
B = jumlah bayi yang lahir hidup
Pf
(15-49)= jumlah penduduk wanita usia
reproduksi
k = konstanta, nilainya 1.000
3)
Angka Kelahiran Menurut
Kelompok Usia
(Age
Specific Fertility Rate=ASFR)
Perhitungan angka kelahiran yang mempertimbangkan umur dan
jenis kelamin disebut angka kelahiran menurut kelompok umur atau Age Specific
Fertility Rate(ASFR). ASFR menunjukkan jumlah kelahiran dari setiap seribu
wanita pada kelompok umur tertentu selama setahun. Dalam demografi, interval
usia yang biasa digunakan adalah lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia
reproduksi adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun.
Untuk
menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai
berikut:
atau
Keterangan:
ASFRx = angka kelahiran menurut kelompok usia
Bx =
jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usiatertentu
Px =
Jumlah penduduk wanita kelompok umur x tahun
Pf = jumlah penduduk wanita usia subur pada
kelompok umur tertentu
k = konstanta, nilainya 1.000
Dari ketiga angka kelahiran di
atas, tingkat akurasi paling tinggi adalah angka kelahiran menurut
kelompokusia. Hal ini dikarenakan dalam perhitungannya mempertimbangkan faktor
jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan banyaknya bayi yang lahir
dari tiap penduduk wanita tiap kelompok umur dalam usia reproduksi.
B. Kematian
(Mortalitas)
Kematian
atau mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
Secara demografis mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran mengenai
jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam tiap seribu
penduduk.Secara otomatis, kematian akan menyebabkan jumlah penduduk berkurang.
Seseorang tidak akan mengetahui kapan ia mati. Kadang kematian terjadi saat
manusia masih bayi, ketika umur dewasa, atau sudah tua. Tinggi rendahnya
tingkat kematian ditunjukkan oleh jumlah kematian penduduk dalam setahun.
Tingkat
kematian dalam setiap wilayah berbeda-beda, sesuai dengan karakter wilayah
masing-masing. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat kematian, yaitu:
·
Faktor yang mendukung kematian
(promortalitas)
a) Rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
b) Fasilitas
kesehatan masih kurang memadai.
c) Faktor
kecelakaaan. Faktor ini insidental, tapi sering terjadi, sepertikecelakaan lalu
lintas darat, laut, atau udara.
d) Bencana
alam. Bencana alam memberikan pengaruh yang besar dalammenambah angka kematian.
e) Peperangan.
Terjadinya peperangan dapat juga meningkatkan angka kematiandi suatu wilayah.
·
Faktor yang menghambat kematian
(antimortalitas)
Ada beberapa hal yang dapat menghambat lajunya
angka kematian, di antaranyasebagai berikut.
a) Fasilitas
kesehatan lengkap.
b) Lingkungan
yang bersih dan teratur serta sanitasi yang baik.
c) Adanya
larangan agama. Setiap agama melarang umatnya saling membunuhdan saling
berperang, kecuali hanya untuk mempertahankan diri.
1)
Angka Kematian Kasar (Crude
Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk
yang meninggal dunia dari tiap-tiap seribu penduduk dalam satu tahun. Untuk
menghitung angka kematian kasar pada suatu wilayah digunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan
CDR =
angka kematian kasar
D = jumlah penduduk yang meninggal dunia
P = jumlah penduduk
k = konstanta, nilainya 1.000
2)
Angka Kematian Menurut Usia
(Age Spesific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur adalah banyaknya angka
kematian padakelompok umur tertentu setiap 1.000 penduduk dalam setahun.
Dalammenentukan kelompok umur disesuaikan dengan tujuan, bisa perlima tahun,
persepuluh tahun, dan seterusnya. Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
ASDR =
angka kematian menurut kelompok usia
Dx =
jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok
usia tertentu
Px = jumlah penduduk pada kelompok
usia tertentu
k =
konstanta, nilainya 1.000
3)
Angka Kematian Bayi (Infant
Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi menunjukkan
jumlah bayi meninggal dunia dari seribu bayi yang lahir hidup pada periode
tahun tertentu. Infant mortalitymerupakan salah satu indikasi kualitas
penduduk, yaitu berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, pemenuhan
gizi keluarga, dan kesiapan fisik saat proses persalinan. Perhitungan angka
kematian bayi ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
IMR =
angka kematian bayi
Do = jumlah kematian bayi
B = jumlah kelahiran hidup
Grafik tren pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1930 -
2010
|
C.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi
musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di
tempat tujuan.
Migran sirkuler biasanya adalah
orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti
kuli bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang sehari-harinya mencari nafkah
di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali. Migran
ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya
secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu), pergi ke tempat lain
untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan
pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (misal pada sore atau malam hari
atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk
di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
1.
Jenis-jenis Migrasi
Ada
beberapa jenis migrasi yang kiranya perlu diketahui, diantaranya yaitu:
a)
Migrasi masuk (In Migration)
Adalah
masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
b)
Migrasi keluar (Out
Migration)
Adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah asal (area of origin)
c)
Migrasi neto ( Net Migration
)
Adalah selisih
antara jumlah migrasi
yang keluar dengan
masuk. Jika migrasiyang masuk lebih besar daripada
migrasi yang keluar maka disebut migrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar
lebih besar dari pada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
d)
Migrasi Bruto
Adalah umlah migrasi masuk dan keluar
e)
Migrasi total (Total
Migration)
Adalah seluruh
kejadian migrasi,mencakup migrasi
semasa hidup (Life
time Migration) dan migrasi pulang (return migration)
f)
Migrasi Internasional (International
migration)
Adalah
perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain
g)
Migrasi semasa hidup (Life
Time Migration)
Adalah
migrasi berdasarkan tempat kelahiran
h)
Migrasi parsial (Partial migration)
Adalah
jumlah migran ke suatu
daerah tujuan dari
suatu daerah asal
atau dari daerah asal ke daerah
tujuan.
i)
Arus migrasi (migration
stream)
Adalah jumlah atau banyaknya perpindahan
yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
j)
Urbanisasi (urbanization)
Adalah
bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di daerah kota yang disebabkan
oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota.
k)
Transmigrasi (Transmigration)
Adalah pemindahan dan/kepindahan penduduk
dari suatu tempat
untuk menetap di
tempat lain yang tetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia
guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan alasan yang di
pandang berdasarkan ketentuan yang
diatur dalam undang Undang No. 3 Tahun 1972.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi migrasi
Ada2 pengelompokan faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push
factors) dan faktor penarik (pull factors).
· Faktor
pendorong (di tempat asal):
a)
Sumber daya alam yg semakin
berkurang,
b)
Menyempitnya lapangan pekerjaan
karena masuknya teknologi,
c)
Adanya takanan-tekanan atau
diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain,
d)
tidak cocok lagi dengan
budaya/kepercayaan di tempat asal,
e)
Alasan pekerjaan atau
perkawinan yg menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi,
f)
Bencana alam atau adanya wabah
penyakit.
· Faktor-faktor
penarik (dari tempat tujuan)
a)
Adanya rasa superior di tempat
yg baruatau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan,
b) Kesempatan
mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi),
c) Kesempatan
mendapatkan pendidikan,
d) Keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan
fasilitas lainnya),
e) Tarikan
dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung,
f)
Adanya aktifitas di kota besar
sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa atau kota kecil.
3.
Perhitungan angka migrasi
1)
Angka mobilitas :
Adalah
rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local (mover) dalam
suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk :
Keterangan:
m = angka
mobilitas
M = jumlah
mover
P = Penduduk
k = 1000
Dalam kenyataan sulit
untuk mengetahui jumlah
penduduk yang pindah
secara lokal ini.
2)
Angka Migrasi Masuk
Adalah angka yang
menunjukkan banyaknya migrant yang masuk per 1000 orang penduduk daerah tujuan
dalam waktu satu tahun.
Keterangan:
Mi =
angka migrasi masuk
I = jumlah migrasi masuk (inmigration)
P = penduduk pertengahan tahun
3)
Angka Migrasi Keluar
Adalah
angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1000 orang penduduk
daerah asal dalam waktu satu tahun.
Keterangan:
MO =
angka migrasi keluar
O = jumlah migrasi keluar (out
migration)
P = penduduk pertengahan tahun
4)
Angka Migrasi Netto
Adalah selisih migran
masuk dan keluar
ke dan dari suatu
daerah per 1000 penduduk dalam satu tahun.
Keterangan:
Mn =
angka migrasi neto
O = jumlah migrasi keluar (out migration)
I = jumlah migrasi masuk (inmigration)
P = penduduk pertengahan tahun
5)
Angka Migrasi Bruto
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan
yaitu jumlah migrasi masuk
dan migrasi keluar
dibagi jumlah penduduk
tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.
Keterangan:
Mg = angka migrasi bruto
P1= penduduk di tempat tujuan
P2= penduduk di tempat asal
Proyeksi
Jumlah Penduduk
Dalam perencanaan pembangunan
yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat sering dibutuhkan data jumlah
penduduk pada waktu mendatang. Untuk mengetahui jumlah penduduk suatu wilayah
pada waktu mendatang dapat diperoleh dengan menggunakan metode matematika yang
dikenal dengan rumus proyeksi jumlah penduduk.
Rumus-rumus
proyeksi jumlah penduduk sebagai berikut:
1. Rumus
Aritmatika
Perhitungan
jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap pertumbuhan penduduk setiap tahun
adalah sama.
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun
ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun
awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
2. Rumus
Geometrik
Perhitungan
jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar bunga majemuk pertumbuhan
penduduk (bunga berbunga).
Dimana
1 =
bilangan konstanta geometris
3. Rumus
Eksponensial
Perhitungan
jumlah penduduk dengan rumus ini menganggap bahwa terjadi pertumbuhan penduduk
konstan dan kontinu setiap hari.
Dimana e
(bilangan eksponensial) = 2,7182818
Kepadatan
Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah
penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah
rata-rata penduduk pada setiap km2 dalam suatu wilayah.Pengukuran
kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakanmenjadi empat, yaitu sebagai
berikut:
1.
Kepadatan penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per
satuanluas, dihitung dengan rumus sebagai berikut:
2.
Kepadatan fisiologis
Kepadatan
penduduk fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi
tanahpertanian.
3.
Kepadatan penduduk agraris
Kepadatan
penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap kilometer persegi tanah
pertanian.
4.
Kepadatan penduduk ekonomi
Kepadatan
penduduk ekonomi adalah jumlah penduduk pada suatuwilayah didasarkan atas
kemampuan wilayah yang bersangkutan.Kemampuan wilayah yang dimaksud adalah
kapasitas produksiwilayah tersebut. Pengukuran kapasitas produksi suatu wilayah
sulitditentukan sehingga pengukuran kepadatan ini jarang digunakan.
MASALAH KEPENDUDUKAN
Permasalahan
Kependudukan di Indonesia
1.
Masalah Penduduk yang Bersifat
Kuantitatif
a.
Jumlah Penduduk Besar
Penduduk
dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan
karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang
besar:
·
Penyediaan tenaga kerja dalam
masalah sumber daya alam.
·
Mempertahankan keutuhan negara
dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara
Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah
yang cukup rumit yaitu:
·
Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih
terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya
penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
·
Penyediaan lapangan kerja,
sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya.
Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi
masalah ini.
b.
Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan
penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun.
Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun
1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun,
dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar
1,49%.
c.
Persebaran Penduduk Tidak
Merata
Persebaran penduduk di
Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara
perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari
seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan
tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Selain di Jawa ketimpangan
persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian
Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari
seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas
Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia.
Akibat dari tidak meratanya
penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani
sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar
Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia.
Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan
pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan
negara.
Persebaran penduduk antara kota
dan desa juga mengalami ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke
kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.Urbanisasi
yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas
wilayahnya terbatas.Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk
terhadap lingkungan hidup seperti:
a)
Munculnya permukiman liar.
b)
Sungai-sungai tercemar karena
dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari
pabrik-pabrik industri.
c)
Terjadinya pencemaran udara
dari asap kendaraan dan industri.
d)
Timbulnya berbagai masalah
sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.
2.
Masalah Penduduk yang Bersifat
Kualitatif
a.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi
kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk
melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
·
Angka Kematian
·
Angka Harapan Hidup
Angka
kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.
Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk.
Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan
kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati
kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan yang Rendah
Keadaan
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya
indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia
adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan
tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
Rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Indonesia disebabkan oleh:
·
Pendapatan perkapita penduduk
rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak mampu sekolah atau berhenti sekolah
sebelum tamat.
·
Ketidakseimbangan antara jumlah
murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti jumlah kelas, guru dan
buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah tertampung
belajar di sekolah.
·
Masih rendahnya kesadaran
penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang tua yang tidak
menyekolahkan anaknya.
Dampak yang ditimbulkan akibat dari
rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :
·
Rendahnya penguasaan teknologi
maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini
sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak
mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
·
Perumahan kumuh sebagai dampak permasalahan kependudukan
|
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini tampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
c.
Tingkat Pendapatan(Kemakmuran)yang
Rendah
Meskipun tidak termasuk negara
miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup
besar. Sebanyak 37,5juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan
menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat
kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya
sumber daya alam.
Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah
berakibat penduduk tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga
sulit mencapai manusia yang sejahtera.Pendapatan per kapita rendah juga
berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga hasil-hasil
industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila hasil industri terlalu
mahal tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri
sulit berkembang dan mutu hasil industri sulit ditingkatkan.Penduduk yang
mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung
menjadi rendah.Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi
lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.
Upaya
Mengatasi Permasalahan Kependudukan di Indonesia
1.
Upaya mengatasi masalah pertumbuhan
penduduk yang besar dan cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk
Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun
1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980
sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode
1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.Penurunan pertumbuhan penduduk ini tentunya
cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh pelaksanaan program keluarga
berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan suatu
usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan
keluarga.Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga
anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil
diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga
terbentuklah keluarga sejahtera.Dari uraian di atas jelaslah bahwa Program
Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:
- Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
- Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
2.
Upaya mengatasi masalah
penyebaran penduduk yang tidak merata
Oleh karena dampak yang
dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk
di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
a)
Pemerataan pembangunan.
b)
Penciptaan lapangan kerja di
daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
c)
Pemberian penyuluhan terhadap
masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan
program transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a)
Meratakan persebaran penduduk
di Indonesia.
b)
Peningkatan taraf hidup
transmigran.
c)
Pengolahan sumber daya alam.
d)
Pemerataan pembangunan di
seluruh wilayah Indonesia.
e)
Menyediakan lapangan kerja bagi
transmigran.
f)
Meningkatkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
g)
Meningkatkan pertahanan dan
kemananan wilayah Indonesia.
3.
Upaya mengatasi masalah rendahnya
kualitas kesehatan
Usaha-usaha pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia yaitu:
a)
Melaksanakan program perbaikan
gizi.
b)
Perbaikan lingkungan hidup
dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan
prasarana kesehatan.
c)
Penambahan jumlah tenaga medis
seperti dokter, bidan, dan perawat.
d)
Pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular.
e)
Pembangunan Puskesmas dan rumah
sakit.
f)
Pemberian penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat.
g)
Penyediaan air bersih.
h)
Pembentukan Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu),
4.
Upaya mengatasi masalah rendahnya
kualitas pendidikan
Berbagai
upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
a)
Menambah jumlah sekolah dari
tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
b)
Menambah jumlah guru (tenaga
kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
c)
Pelaksanaan program wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai tahun ajaran 1994/1995.
d)
Pemberian bea siswa kepada
pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
e)
Membangun perpustakaan dan
laboratorium di sekolah-sekolah.
f)
Menambah sarana pendidikan
seperti alat ketrampilan dan olah raga.
g)
Menggalakkan partisipasi pihak
swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
h)
Penyediaan
fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
i)
Penciptaan
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
j)
Peningkatan
kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
k)
Penyediaan program
pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
l)
Mempelopori riset
dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
Masih rendahnya pendapatan perkapita
penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:
- Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
- Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
- Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua sumber daya alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan
pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
a)
Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan
sumber daya alam yang ada.
b)
Meningkatkan kemampuan bidang teknologi
agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
c)
Memperkecil pertambahan penduduk
diantaranya dengan penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.
d)
Memperbanyak hasil produksi baik
produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas
jasa (pelayanan)
e)
Memperluas lapangan kerja agar jumlah
pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
f)
Penciptaan
perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik
PMDN ataupun PMA.
g)
Optimalisasi
peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap
tenaga kerja.
h) Penyederhanaan birokrasi dalamperizinan usaha.
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat
mendorong kegiatan ekonomi.
Referensi:
BUKU
Anjayani, Eni., dkk. Geografi
untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Badan Pusat Statistik. 2010.Hasil
Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik:
Republik Indonesia
_________________________. 2013.Poyeksi
Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik:
Republik Indonesia
BKKBN. 2013. Profil
Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia tahun 2013. Jakarta: BKKBN
Soegimo, Dibyo., dkk. 2009. Geografi
untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Sumardi., dkk. 2009. Geografi
2 Lingkungan Fisik dan Sosial, Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Utoyo, Bambang. 2009. Geografi:
Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
Yosepana, Sandra. Belajar
Efektif Geografi untuk Kelas XI SMA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas
ARTIKEL, INTERNET DAN
LAINNYA
thanks yaa, ini lengkap banget :)
BalasHapusthanks yaa, ini lengkap banget :)
BalasHapusterimaksih infonya gan
BalasHapusPengertian dinamika penduduk
materinya oke
BalasHapusHatur Nuhun Sangat ! Bermarnfaat (y)
BalasHapusMateri lengkap! Sukaa! Tapi cuma kurang penulisan rumus. Apa disaya doang ya rumusnya gak tampil??
BalasHapusDisaya rumusnya juga gak tampil
BalasHapusThank you semoga besok geografi gak remidi :)
BalasHapusmakasih lengkap buaaangeettttttt
BalasHapusIjin copy ya ka
BalasHapusterima kasih izin save or etc
BalasHapusSuksma Pang Banget....
BalasHapusTerimakasih Banyak....
Thank You Very Much...
terima kasih materinya lengkap...
BalasHapusTerimakasih banyak saya ucapkan karna telah banyak membantu dalam belajar
BalasHapusKenapa rumus nya Gak ada muncul kak
BalasHapusTapi saya senang ini lengkap bangettt 😊😊
Thank you mudah mdahan esok ujian saya lancar
BalasHapus